Pengenalan Ormawa (Organisasi Mahasiswa) di FISIP dilakukan dengan presentasi virtual. Keadaan ini mau tidak mau dilakukan karena pandemi belum berakhir. Peserta sesekali terlihat di kolom komentar mengeluhkan hambatan karena gangguan jaringan.

retorika.id - Pandemi Covid-19 memaksa seluruh kegiatan yang mengundang keramaian harus ditiadakan. Termasuk pada PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru) Universitas Airlangga yang dimulai sejak 1 - 5 September 2020. Pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.

Pengukuhan sampai pengenalan suasana kampus harus melalui aplikasi Zoom yang telah disediakan oleh kampus. Begitu pula dengan perkenalan Ormawa (Organisasi Kemahasiswaan) di FISIP yang dilaksanakan pada Sabtu (05/09/2020). Setiap

perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Himpunan Mahasiswa (HIMA), dan Badan Semi Otonom (BSO) melakukan presentasi virtual.

Berdasarkan jadwal yang diberikan oleh panitia di FISIP, pengenalan Ormawa dilaksanakan sejak pukul 08.15 – 12.15 WIB. Peserta sesekali terlihat di kolom komentar mengeluhkan hambatan karena gangguan jaringan.

“Kak, kalau nanti tiba-tiba leave sendiri mohon maaf ya Kak, soalnya jaringan Wifi bermasalah, Kak,” ujar seorang mahasiswa baru dari Ilmu Politik.

Rincian kegiatan dilaksanakan pukul 08.15 – 08.45 WIB dimulai dari pengenalan HIMA setiap program studi. Kemudian, pengenalan dengan BEM, BLM, dan BSO dimulai pada pukul 08.55 – 12.15 WIB yang dibagi dalam tiga sesi.

Setiap perwakilan Ormawa menampilkan layar PowerPoint yang telah disiapkan. Beberapa orang dari masing-masing Ormawa kemudian bicara dalam waktu yang telah ditentukan.

Untuk presentasi BSO, panitia telah menyediakan tiga ruang berkapasitas lebih dari 240 akun yang secara bergantian harus diisi oleh masing-masing perwakilan. Waktu presentasi setiap BSO diberikan selama 10 menit.

BSO Puisi Kamar (Puska) yang diwakili Fenza Darmawan dan M. Ubaidillah Chamid bahkan membacakan puisi secara virtual di hadapan para mahasiswa baru. Ubaidillah yang biasa disapa Ubed, menuturkan bahwa melalui daring ini memang tidak seperti biasanya dan terasa kurang pas.

“Kami membaca puisi memang biasanya secara langsung, karena kondisi tidak memungkinkan jadi begini saja cukup, walau rasanya kurang pas,” ujar Ubed.

Penulis: Faiz Zaki

Share: 

BACA JUGA