» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Opini
Lift Kampus Bukan Eksklusif, Tetapi Inklusif
27 Maret 2020 | Opini | Dibaca 3318 kali
Sumber: Lift Kampus Foto: Freepik/Frillian Ariani Permadi
Banyak yang masih bertanya, siapakah yang boleh menggunakan lift tersebut?. Fasilitas ini seharusnya tidak hanya untuk mereka yang berkebutuhan khusus, tetapi untuk mereka yang membutuhkan. Sehingga, lift tersebut tidak terkesan eksklusif tetapi juga inklusif.

retorika.id - Slogan Fisip sebagai kampus ramah difabel rupanya sudah lama digencarkan oleh pihak departemen Fisip Unair. Namun, realisasi penyediaan fasilitas seperti pengoperasian lift gedung A, baru diresmikan pada awal semester genap 2020. Banyak yang masih bertanya, siapakah yang boleh menggunakan lift tersebut?. Fasilitas ini seharusnya tidak hanya untuk mereka yang berkebutuhan khusus, tetapi untuk mereka yang membutuhkan. Sehingga, lift tersebut tidak terkesan eksklusif tetapi juga inklusif.

“Tidak bisa digeneralisir, jangan mengeluarkan isu ‘mahasiswa dilarang pakai’, tidak semacam itu juga, mau dosen, mahasiswa atau tendik boleh, tapi kembali lagi kalau masih sehat kenapa tidak naik tangga? Jangan mager,”


ujar Dr. Pinky Saptandari EP Dra.,MA, selaku dosen Antropologi saat ditemui di ruang Depatermen Antropologi.

Fasilitas lift ini dibutuhkan oleh mereka yang membutuhkan akses cepat dan tidak memungkinkan untuk naik tangga. Pada dasarnya, sebuah bangunan seharusnya membuka akses untuk semua orang supaya tidak ada diskriminasi. Namun, lift ini hanya difokuskan untuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Mahasiswa memiliki opininya sendiri-sendiri untuk menanggapi lift Fisip. Ada yang dari mereka lebih mengutamakan menggunakan lift dan akan menggunakan tangga bila lift mati. Ada juga yang sama sekali tidak berkeinginan untuk menggunakan lift karena merasa malu bila menggunakannya. Ujar seorang mahasiswa Fisip yang tidak ingin diketahui namanya mengungkapkan, “aku pernah sih pakai waktu itu lagi buru-buru banget dan bawa barang banyak jadi terpaksa naik”.

Pinky mengatakan, mahasiswa boleh saja menggunakan lift. Agar lebih worth it, kegiatan itu sebaiknya dilakukan bersama dengan banyak orang. Artinya, lift tidak beroperasi saat hanya ada satu atau dua orang saja yang akan naik dan turun. Hal tersebut dinilai kurang efisien dan tidak hemat listrik.

Penggunaannya pun harus sesuai kondisi. Sebab, masing-masing orang dapat mengukurnya sendiri. Misalnya, saat kurang enak badan, saat membantu teman yang ‘membutuhkan’, dan saat setelah kuliah tiga kali hingga larut.

Perilaku kita dalam menggunakan lift harus cerdas dan bijak. Jangan sampai ada anggapan seperti ‘Wah, ada fasilitas kok ga boleh dipakai?’.  Pengadaan fasilitas lift tersebut sebenarnya diharapkan mampu membantu warga Fisip, terutama penyandang difabel, dalam melakukan mobilisasi ke ruang-ruang di Gedung A Fisip Unair. Oleh sebab itu, kita harus ikut memelihara dan memaksimalkan penggunaan dan fungsi lift.

Pinky juga berharap agar fasilitas kampus ramah difabel lebih dioptimalkan lagi. Seperti halnya di gedung C yang masih belum tersedia lift di beberapa tempat. “Jika ada tamu, terutama yang berkebutuhan sedikit menyusahkan karena akses tangganya cukup curam. Yang harus diperhatikan dari fasilitas kampus bukan hanya keindahannya, tetapi bagaimana fungsinya,” pungkasnya.

 

Penulis: Frillian Ariani Permadi

 


TAG#disabilitas  #fisip-unair  #sarana-prasarana  #universitas-airlangga