BEM FISIP Unair menggelar hearing Badan Semi Otonom (BSO) bersama dekanat, Rabu (4/4). Forum ini membahas legalitas BSO sekaligus informasi pembagian anggaran untuk ormawa.

Surabaya, retorika.id-  Kementrian Internal Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair)  menggelar hearing  Badan Semi Otonom (BSO), Rabu (04/04). Forum ini terkait tindak lanjut permasalahan legalitas BSO sekaligus informasi pembagian anggaran untuk organisasi mahasiswa (ormawa).

Forum yang bertempat di ruang A309 ini  dihadiri oleh Prof. Dr.

Budi Prasetyo, Drs., M.Si., Wakil Dekan (Wadek) I dan Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si., Wadek II FISIP Unair. Forum hearing tersebut bertujuan untuk membahas detail persyaratan Surat Keputusan (SK) bagi tiap BSO di FISIP.

Dalam pembuatan SK, setiap BSO wajib merancang naskah akademik untuk diberikan kepada dekanat. Naskah  tersebut berisi latar belakang,  pentingnya keberadaan BSO, struktur pengurus, program kerja dan anggaran dana selama satu periode.

"Ada kemungkinan tiap BSO  diharuskan membuat rencana jangka menengah 5 tahunan. Tujuannya agar program yang dibuat dapat dilanjutkan oleh kepengurusan selanjutnya." Papar Wadek I FISIP Unair.

"Selanjutnya silakan dibuat dulu rancangan program kerja selama 1 tahun."  Imbuh Wadek 1 FISIP Unair.

Sementara itu, Dr. Tuti Budirahayu menjelaskan bahwa seluruh BSO mendapat anggaran sebesar Rp 45 juta. Anggaran ini tidak dibagi rata menurut jumlah BSO. Melainkan berdasar proposal kegiatan yang diajukan.

Tuti berharap kebijakan tersebut dapat membuat dana untuk BSO bisa terserap secara maksimal. "Untuk mengatasi keterbatasan dana, BSO bisa melibatkan alumni maupun sponsorship untuk berkontribusi dalam kegiatan," imbuh Prof. Budi.  [Endah]

Editor : Choir

Share: 

BACA JUGA