» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
Membangun Sikap Toleransi Ditengah Keberagaman
18 Mei 2017 | Info Kampus | Dibaca 3818 kali
Foto: Suasana kuliah umum Zawawi Imron di Aula Soetandyo FISIP Foto: Aries Budiono
Setiap agama tidak ada yang mengajarkan sikap saling memusuhi, semuanya mengajarkan tentang cinta, toleransi, dan kedamaian.

Retorika.id –Kementerian Agama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM ) FISIP Universitas Airlangga mengadakan kuliah tamu bertajuk “Membangun Sikap Toleransi Ditengah Keberagaman Sebagai Wujud Nyata Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, Rabu (17/5). Acara tersebut mendatangkan seorang penyair terkenal dari Madura, KH. D. Zawawi Imron.

Pada kuliah tamu kali ini, Zawawi Imron menyampaikan pentingnya sikap toleransi bagi masyarakat multikultural seperti Indonesia. Ia menyatakan Indonesia saat ini sedang diuji kedewasaannya dalam menyikapi kebhinekaan. Menguatnya semangat populisme


dan politik identitas telah memunculkan berbagai kelompok radikal yang membahayakan persatuan bangsa.

“Hari ini semangat religius masyarakat kita sedang meningkat. Hal ini dibuktikan dengan serangkaian agenda di berbagai daerah yang mengusung tema bela agama. Misal saja ada bebeberapa kelompok yang tidak mau mensholati jenazah akibat berbeda pilihan politik dalam pilkada DKI Jakarta.” tutur Zawawi Imron.

Ia menekankan, setiap warga negara Indonesia seharusnya menyadari perbedaan adalah kehendak Tuhan. Bahkan ajaran agama Islam juga menjelaskan bahwa setiap manusia telah diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya mereka saling mengenal.

 “Setiap agama tidak ada yang mengajarkan sikap saling memusuhi, semuanya mengajarkan tentang cinta, toleransi, dan kedamaian. Toleransi berarti siap menerima perbedaan. Bangsa ini didirikan atas dasar perbedaan.Seharusnya tidak ada alasan bagi siapapun untuk menolak setiap perbedaan yang ada, termasuk kelompok mayoritas.” ucap Zawawi Imron sang penyair.

Pada sesi akhir acara, Zawawi Imron mengajak seluruh elemen masyarakat kembali menerapkan  kebudayaan nusantara yang menjunjung tinggi nilai toleransi.

“Bangsa Indonesia harus kembali pada khittah budaya nusantara. Kita harus belajar menjadi manusia yang toleran, menghilangkan segala rasa benci dan menebarkan cinta kasih.” ujarnya.

Zawawi juga menyebutkan bahwa sikap toleransi bisa dilakukan dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu senyum. Senyuman adalah bahasa semesta yang mudah untuk dimengerti dan menggambarkan kesenangan hati. Itulah mengapa setiap wajah pemimpin di negeri ini dibuat dalam bentuk tersenyum. Indonesia perlu bertoleransi karena kesatuan bangsa harus tetap terjaga.

Penulis : Aries Budiono

Editor : Choir


TAG#akademik  #bem  #budaya  #demokrasi