» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Opini
Huru-Hara Makan Bergizi Gratis
26 Januari 2025 | Opini | Dibaca 160 kali
Huru-Hara Makan Bergizi Gratis: Huru-Hara Makan Bergizi Gratis Foto: Akun X @ biyaheree https://x.com/biyaheree
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran mulai dilaksanakan awal Januari lalu (06/01/2025). Dengan alokasi anggaran sebesar 71 triliun rupiah, program ini menuai banyak perdebatan. Banyak pihak yang mempertanyakan apakah dana besar tersebut akan efektif untuk mencapai tujuan program.

Retorika.id- Prabowo Subianto pertama kali mengungkapkan gagasannya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat debat calon presiden kelima (04/02/2024). Ia menyebutkan bahwa program ini menjadi salah satu proyek dari rencana strategisnya yang bernama “Strategi Transformasi Bangsa” dan bertujuan untuk mengatasi angka kematian ibu, kasus anak kurang gizi/stunting, kemiskinan ekstrim, serta meningkatkan perekonomian bangsa minimal 1,5—2%. 

Beragam respons pro dan kontra ikut menyambut program ini. Sebagian orang merasa MBG sulit dilaksanakan dan memakan banyak biaya. Mereka berpendapat dana yang akan dikeluarkan lebih baik digunakan untuk hal lain seperti pemerataan pendidikan. Sedangkan sebagian lainnya merasa akan sangat terbantu dengan pemberian makan siang gratis. 

Pada akhirnya, program MBG tetap dijalankan. Namun, belum genap sebulan, implementasi program MBG tampaknya sudah menghadapi berbagai kendala, mulai dari koordinasi pelaksanaan yang kurang matang hingga ketidakpuasan beberapa penerima MBG.

Salah satu sorotan utama dalam pelaksanaan program ini adalah menu makanan yang disediakan. Foto menu MBG yang tersebar di internet pun menjadi polemik. Beberapa kali netizen berkomentar bahwa tampilan menu MBG terlihat seperti sad food—istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan makanan yang tidak sesuai ekspektasi atau tidak layak makan. 

Sebelumnya, program MBG mendapat anggaran 15 ribu rupiah per porsi. Namun, Prabowo merevisi bahwa setiap porsi akan diberi anggaran 10 ribu rupiah pada November lalu (Yanuar, 2024). Angka yang terlihat kecil itu tampak mustahil untuk menyediakan gizi dan kalori yang diperlukan anak sekolah dan ibu hamil. 

Melalui program MBG, pemerintah menjanjikan menu makan siang yang terdiri dari karbohidrat, protein nabati dan hewani, buah, serta susu. Namun, fakta lapangan berkata lain. Banyak siswa yang rupanya tidak mendapat susu pada menu MBG mereka. Terkait hal ini, Hasan Nasbi—Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan—menanggapi bahwa susu bukanlah menu wajib pada program MBG (CNN Indonesia,  2025). Hal ini


disebabkan suplai susu yang belum merata di setiap daerah. 

Pernyataan Istana seolah membuktikan bahwa program ini hanya lantang bunyinya saat kampanye pemilu 2024 kemarin. Makan siang dan susu gratis menjadi gagasan Prabowo-Gibran yang cukup populer dibanding program yang disampaikan pasangan calon lainnya. Program ini juga tampak berhasil menarik perhatian sebagian masyarakat Indonesia sehingga menaikkan elektabilitas Prabowo-Gibran saat itu. Artinya, masyarakat mengharapkan janji program tersebut dilaksanakan seperti yang disampaikan saat kampanye. Namun, realitas yang tidak sesuai menciptakan pertanyaan apakah pemerintah sudah benar-benar siap dalam menjalani program yang skalanya tidak kecil ini. 

Masalah lain yang muncul terkait program MBG ada di kualitas menu yang disajikan. Banyak laporan yang diterima terkait siswa-siswi yang tidak suka dengan lauk maupun sayur MBG. “Sayurnya asam”, “kadang ada yang sudah basi”, “porsinya beda dengan yang lain, ada yang dapat lebih sedikit”, “rasanya hambar”, begitulah komentar siswa-siswi SD, SMP, maupun SMA/K saat ditanya tanggapannya terkait MBG oleh media massa. Bahkan, di SDN Sukuh 03, Sukoharjo, terdapat 40 siswa yang mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG. 

Padahal, memastikan makanan layak dimakan sama pentingnya dengan memperhatikan gizi dalam suatu makanan. Lebih mengecewakan lagi, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf menganggap kasus ini sebagai angka yang sepele (Naufal, 2025). 

Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya jangan melihat manusia hanya sebagai angka statistik. Meski lebih banyak siswa yang baik-baik saja, kasus seperti ini berdampak besar dan bisa menurunkan kepercayaan masyarakat. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas menu MBG masih harus dikaji agar sampai ke tangan penerimanya dengan rasa yang masih segar dan terjaga. Sangat disayangkan, walau program ini sudah diujicobakan sekitar 10 hingga 11 bulan lalu di beberapa sekolah, hasilnya saat ini masih mengecewakan dan tetap memerlukan evaluasi lebih lanjut. 

Meski masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan, program MBG tetap diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan perekonomian negara. Namun, saat ini sudah banyak keluhan dari pedagang kantin sekolah terkait program MBG. Menurut mereka, omzet penjualan dalam sehari bisa berkurang hingga 70% dibandingkan sebelum diadakannya pembagian makan siang gratis. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memang menyampaikan bahwa UMKM, penjual kantin, dan warung tegal bisa ikut terlibat dalam program ini nantinya, tetapi untuk saat ini masih dilakukan penyesuaian (Ryanthie, 2025). Namun, seharusnya program ini sedari awal sudah dirancang dengan memikirkan nasib berbagai sisi agar meminimalkan kerugian yang dialami pihak-pihak lainnya. 

Meskipun program MBG memberi kerugian pada pedagang kantin, beberapa orang masih menyangkal dengan argumen bahwa program ini akan berguna untuk siswa-siswi kurang mampu yang uang sakunya minim. Uang saku biasanya diberikan oleh orang tua masing-masing anak dengan nominal yang berbeda-beda pula. Alih-alih menyediakan makanan untuk anak dari orang tua yang kurang mampu, alangkah lebih efektifnya jika pemerintah menyediakan pekerjaan layak dengan upah yang adil agar orang tua dapat menyediakan makanan itu sendiri. Terlebih, ada kasus anak sekolah yang menyisihkan makanan dari program MBG untuk dibawa pulang dan diberikan kepada anggota keluarganya (Anggraini, 2025). Hal ini membuktikan bahwa sekali lagi pemerintah gagal menempatkan kemiskinan struktural sebagai akar permasalahan. 

Banyaknya masalah yang muncul menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera mengevaluasi program MBG. Terlepas dari janji politik yang dibuat saat kampanye, pemerintah harusnya memastikan menu yang disediakan layak makan, bergizi, berkualitas, dan pastinya sesuai dengan selera penerimanya agar tidak ada makanan yang terbuang. Tidak lupa pemerintah diharapkan tidak mengorbankan pihak lain untuk mencapai tujuan program MBG.

Referensi

Anggraini, Mutia Diah, 2025. “Pilinya Ucapan Bocah SD saat Santap Makan Bergizi Gratis di Papua. Rela Sisihkan Makanan demi Keluarga [daring]. dalam https://www.merdeka.com/trending/pilunya-ucapan-bocah-sd-saat-santap-makan-bergizi-gratis-di-papua-rela-sisihkan-makanan-demi-keluarga-289502-mvk.html [diaskes pada 25 Januari 2025]. 

CNN Indonesia, 2025. “Istana: Susu Tak Wajib di Makan Bergizi Gratis, Bisa Seminggu Sekali” [daring]. dalam https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250106181026-20-1184316/istana-susu-tak-wajib-di-makan-bergizi-gratis-bisa-seminggusekali [diaskes pada 25 Januari 2025]. 

Naufal, Muhammad, 2025. “Gus Yahya Anggap Enteng Keracunan 40 Siswa usai Santap MBG” [daring]. dalam https://tirto.id/gus-yahya-anggap-enteng-keracunan-40-siswa-usai-santap-mbg-g7zj [diaskes pada 25 Januari 2025]. 

Ryanthie, Septia, 2025. “Pemilik Kanntin Sekolah Mengeluh Kena Imbas Program Makan Bergizi Gratis, Ini Respons Kepala Badan Gizi Nasional” [daring]. dalam https://www.tempo.co/ekonomi/pemilik-kantin-sekolah-mengeluh-kena-imbas-program-makan-bergizi-gratis-ini-respons-kepala-badan-gizi-nasional-1195071[diaskes pada 25 Januari 2025]. 

Yanuar, Yudono, 2024. “Kenapa Tiba-Tiba Prabowo Tetapkan MBG Rp10 Ribu per Porsi? Ini Penjelasan Istana” [daring]. dalama https://www.tempo.co/ekonomi/kenapa-tiba-tiba-prabowo-tetapkan-mbg-rp10-ribu-per-porsi-ini-penjelasan-istana-1175755 [diaskes pada 25 Januari 2025]. 

 

Penulis: Claudya Liana Morizza

Editor: Adil Salvino


TAG#aspirasi  #pemerintahan  #  #