» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Liputan Khusus
Rekam Jejak Hambatan PIMNAS 2024: UPKK Angkat Bicara
28 Oktober 2024 | Liputan Khusus | Dibaca 367 kali
Sepanjang pergelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2024, mahasiswa peserta mata kuliah Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) diberi tugas wawancara dan review poster. Penugasan ini diwarnai berbagai hambatan, mulai dari suasana yang tidak kondusif, informasi yang dinilai mendadak, hingga misinformasi tugas. Hambatan-hambatan diduga berasal dari miskomunikasi antara dosen dan panitia PIMNAS.

Retorika.id - Dalam rangka memeriahkan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 yang digelar di Universitas Airlangga pada Senin (14/10/2024) hingga Jumat (18/10/2014l, para mahasiswa peserta mata kuliah Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) diberi penugasan berupa tugas wawancara dan review poster dengan output vlog demi memenuhi mata kuliah Komunikasi dan Pengembangan Diri (KPD) dan Pengantar Kolaborasi Keilmuan (PKK). Dalam praktiknya, para mahasiswa menemui berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas ini.

 

Hambatan pertama berawal dari pemberian tugas yang dinilai cukup mendadak. Berbagai mahasiswa mengira bahwa minggu pelaksanaan PIMNAS menjadi kesempatan untuk dapat pulang ke kampung halaman, namun pemberian tugas membatalkan rencana mereka.

 

“Dari info yang aku tahu, pas PIMNAS kampus harus steril. Jadi banyak yang beranggapan bakal ga ada kegiatan langsung di kampus. Banyak yang udah pulang kampung juga karena itu, tapi ternyata ada tugas mendadak. Harapan mau pulkam gak jadi atau cuma sebentar doang karena tugas itu,” Ujar Kalya, salah satu peserta PDB 2024.

 

Hambatan kedua terjadi dalam pelaksanaan tugas wawancara. Para mahasiswa diberi tugas individu, yang artinya satu mahasiswa harus mewawancarai satu pengunjung PIMNAS. Beberapa kelas PDB diberi perintah bahwa narasumber harus berasal dari peserta PIMNAS, sedangkan beberapa lainnya dibebaskan dalam menentukan narasumbernya, asalkan mereka merupakan hadirin PIMNAS. “Kalo dari kelas PDB-ku, wawancara satu orang di PIMNAS, bebas boleh siapa aja. Tapi aku dengar dari kelas lain ada yang harus peserta PIMNAS. Jadi emang beda dosen, beda ketentuan,” Jelas Kalya


lagi.

 

Terkait penugasan yang sama, mahasiswa berinisial G, sebagai ketua salah satu kelas PDB juga menyampaikan kendala yang dialami oleh teman-temannya. “Ada yang tugasnya harus wawancara peserta PIMNAS. Ada peserta PIMNAS yang sudah diwawancarai banyak orang, jadi udahcapek. Ketika mau diwawancarai, mereka menolak untuk diwawancarai.” 

 

Kendala inilah yang memicu G untuk mewawancarai pengunjung saja, sebab ia mengaku takut ditolak peserta PIMNAS. “Kemarin sempat ada yang diserbu, baru selesai lomba langsung diserbu, padahal kan lagi capek. Akhirnya aku wawancara pengunjung dari SMA aja,” tambahnya lagi.

 

Hambatan ketiga berasal dari penugasan review poster. Tugas ini dimulai pada hari Rabu (16/10/2024l hingga Kamis (17/10/2024). Pameran poster diadakan di  gedung olahraga (GOR). Pada hari terakhir, terlihat pada salah satu kiriman video di salah satu grup PDB lingkungan GOR disterilkan akibat terlalu banyak mahasiswa  yang berusaha memasuki ruangan demi melihat poster yang dikurasi oleh peserta lomba PIMNAS 

 

“Untuk penugasan kali ini tidak diwajibkan untuk semua hadir. Silahkan konfirmasi pada dosennya masing-masing,” ujar seorang bapak-bapak berbaju putih yang nampak berseru melalui toa di video tersebut (link video: https://drive.google.com/drive/folders/1towbiXO3U3h1v4RTXYA_TObMS1z88qZr

 

Padahal, ketentuan awalnya adalah tugas bersifat individu, sehingga tidak mungkin jika hanya perwakilan atau segelintir mahasiswa saja yang hadir. Menanggapi lika-liku yang muncul dalam penugasan PDB kali ini, Syahrur Marta Dwi Susilo, selaku Ketua Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter (UPKK) angkat bicara. 

 

“Saya rasa itu bukan tugas yang berlebihan, ya,” ujar Syahrur saat ditemui di kantornya pada Kamis (24/10/2024) siang. “Bukan kemudian anak-anak mahasiswanya pulang, kemudian tiba-tiba dikasih tugas. Itu tugas yang sudah terstruktur.”

 

Dalam  menanggapi kendala yang dihadapi beberapa mahasiswa saat mengerjakan tugas wawancara, Syahrur lantas mengklarifikasi bahwa pihak UPKK hanya meminta mahasiswa untuk berinteraksi dengan orang-orang yang dijumpai selama acara PIMNAS. 

 

“Wawancara itu sebenarnya sudah kami larang. Jadi, sebenarnya sudah ada (perintah) seperti itu, sehingga sebenarnya tidak ada tugas mewawancarai.” ujar Syahrur yang juga mengonfirmasi bahwa tugas interaksi ini masih berhubungan dengan kompetensi dalam mata kuliah KPD. “Interpersonal communication itu betul, communication itu hanya ketemu orang yang dijumpai selama acara PIMNAS. Bisa siapa saja, bisa dosen, bisa pengunjung, bahkan bisa hanya menyapa untuk menjalan komunikasi. Kalau mewawancarai itu kan, panjang (durasinya). Tidak seperti itu.”

 

Syahrur juga mengatakan bahwa penugasan seputar PIMNAS yang diberikan untuk mahasiswa PDB sudah dicanangkan sejak jauh-jauh hari sebelum pengumuman tugas. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penugasan tersebut diberikan karena dianggap bisa memenuhi kompetensi yang ada dalam mata kuliah PDB, terutama PKK dan KPD.

 

“Jadi saya memimpin rapat sendiri, beberapa hari sebelum ada pengumuman online. Saya katakan, ini ada momen PIMNAS, kita manfaatkan sebagai ruang kelas terbuka gitu ya, untuk penugasan. Tidak perlu masuk kelas tidak apa-apa, ada penugasan itu, boleh kemudian (kuliah) online. Cuma, mahasiswa begitu ada kata online, (memutuskan untuk) pulang.” 

 

Terkait pengumuman penugasan PIMNAS yang terasa mendadak, Syahrur mengatakan bahwa hal itu terjadi karena adanya jeda penyampaian. Pengumuman dibuat oleh UPKK, kemudian diberikan kepada dosen, baru disampaikan pada mahasiswa PDB, sehingga terjadi jeda. “Jadi tidak tiba-tiba. Bukan kemudian mumpung ada PIMNAS sudah gitu ya. Jadi tidak seperti apa yang dituliskan.”

 

Syahrur juga mengklaim bahwa penugasan review poster diberikan sebagai tugas kelompok, bukan individu, sehingga tidak semua mahasiswa PDB harus masuk ke kawasan PIMNAS. Namun, ia mengakui bahwa bahwa memang sempat terjadi penumpukan mahasiswa PDB di area PIMNAS berlangsung. Hal itu terjadi karena antusiasme mahasiswa, klaimnya. Lebih lanjut, Syahrur menguraikan alasan UPKK memberikan tugas review poster kepada mahasiswa PDB.

 

“Sebenarnya kalau di tahun-tahun lalu ada PDB Expo yang (isinya) hanya poster saja. Itu kan sebenarnya PIMNAS dalam bentuk kecil itu. Tapi karena nggak pernah lihat contohnya, seperti apa kompetisi yang beneran bagus, membuatnya tidak maksimal, (tetapi) apa adanya. Tapikan sekarang sudah lihat itu (poster PIMNAS), ada acuannya dan ada referensinya.”

 

Syahrur juga kembali menekankan bahwa penugasan telah disusun secara terstruktur demi memberi pemahaman lebih lanjut terkait kompetisi yang bagus kepada para mahasiswanya. 



Penulis : Naara Nava, Anisa Eka

Editor : Sulthan Zakky


TAG#dinamika-kampus  #event  #universitas-airlangga  #