Sabtu (24/08/2024) merupakan hari terakhir rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair 2024. Agenda ini menjadi penutup bagi kegiatan ospek yang telah berlangsung sejak 14 Agustus lalu. Penutupan PKKMB yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC), GKB, dan Gor Unair ini menghadapi banyak kendala, baik yang dialami mahasiswa baru (maba) maupun panitianya.
Retorika.id - Sabtu (24/08/2024) merupakan hari terakhir rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair 2024. Agenda ini menjadi penutup bagi kegiatan ospek yang telah berlangsung sejak 14 Agustus lalu. Penutupan PKKMB yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC), GKB, dan Gor Unair ini menghadapi banyak kendala, baik yang dialami mahasiswa baru (maba) maupun panitianya.
Robohnya Konfigurasi Kanvas
PKKMB tahun ini menghadirkan karya kreatif berupa konfigurasi kanvas yang membentuk maskot Amerta 2024, tulisan “UNAIR HEBAT”, dan gedung rektorat. Karya konfigurasi tersebut telah direncanakan oleh panitia Amerta sejak satu bulan yang lalu dan dieksekusi pada Jumat kemarin, (23/08/2024) pukul 22.00 hingga 03.00 dini hari, (24/08/2024). Namun, pada hari penutupan PKKMB, sebagian dari konfigurasi kanvas tersebut roboh karena kencangnya angin.
Salah satu panitia mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menghilangkan bagian yang roboh dan tidak memasangnya kembali karena beberapa alasan.
“Karena mau dipasang lagi kan udah ga memungkinkan juga, waktu ga cukup dan banyak pekerjaan yang harus diurus. Dan kebetulan tulisan Unairnya itu ga kepotong, jadi yaudah gapapa. Ada yang rusak juga, jadi kalau mau dibenerin, susah,” ujar salah satu panitia Amerta.
Kacaunya Pembagian Konsumsi Maba dan Ketiadaan Sesi Ishoma
Menjelang susunan acara terakhir pada Penutupan PKKMB, beberapa maba mengeluh kelaparan karena acara terus berlanjut tanpa diberikan jeda untuk istirahat, salat, dan makan (ishoma). Salah satu koor garuda
mengatakan bahwa informasi mengenai ishoma tidak dibagikan dan pendamping kelompok juga banyak yang tidak paham informasinya akan seperti apa.
Tak hanya mengeluh kelaparan, sejumlah maba mengaku ada teman sekelompoknya yang mual-mual karena asam lambungnya kumat bahkan beberapa maba dilarikan ke luar ACC karena tak sadarkan diri. Narasumber lain pun menambahkan bahwa sempat dilakukan proses evakuasi darurat untuk mengangkat korban dari atas tribun.
“Ada laporan masuk dari grup besar garuda saya kalau beberapa anak mengalami mual hingga pingsan. Sempat dilakukan juga proses evakuasi darurat di atas tribun buat menolong teman garuda saya yang pingsan,” ucap seorang maba dari Fakultas Kedokteran Gigi.
“Temen-temenku banyak yang pingsan, Kak,” keluh D dari Fakultas Farmasi.
Sejumlah maba yang sempat diwawancarai oleh Tim Retorika juga terheran-heran akan ketidakmerataan pembagian konsumsi. Mereka mengatakan bahwa peserta yang mendapatkan lokasi di GOR dan GKB sudah dibagi konsumsinya pada pukul 11.00 siang, lain halnya dengan peserta yang mendapatkan lokasi di ACC tak kunjung diberikan jatah konsumsinya hingga susunan acara Penutupan PKKMB berakhir.
Beberapa maba pun akhirnya secara pribadi berinisiatif keluar dari ruangan demi mengambil konsumsi di bawah. Baik Master of Ceremony (MC) maupun Pendamping Kelompok (PK), tidak memberikan arahan khusus untuk jeda waktu ishoma.
“Aku inisiatif sendiri turun dari tribun sama beberapa temen buat ambil konsumsi. Bukan satu garuda kedapetan konsumsi. Aku juga sempet ishoma kok, tapi inisiatif sendiri karena belum ada himbauan khusus terkait hal ini,” jawab F dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam.
Rully Ardika Ichsan, koordinator logistik Amerta 2024, mengkonfirmasi bahwa memang seharusnya terdapat dua kali pembagian konsumsi maba (pagi dan siang hari). Namun, terdapat keterlambatan pembagian konsumsi kedua khusus maba yang berada di ACC karena rangkaian Penutupan PKKMB tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Keterlambatan pembagian konsumsi pun disebabkan karena tidak adanya sesi ishoma pada rundown acara dari pihak dirmawa.
“Amerta Abiseka tahun kemarin itu full di-handle sama kepanitiaan Amerta, sedangkan pada tahun ini full tanggung jawabnya pihak dirmawa. Jadi kita hanya menyesuaikan tugas yang diberikan oleh pihak dirmawa (mendistribusikan konsumsi). Kami juga nggak berani sih lebih tepatnya untuk membagikan konsum di tengah-tengah acara karena kami bukan penanggung jawab penuh terkait hal itu,” pungkasnya.
Perubahan Susunan Acara dan Batalnya Sesi Awarding
Kendala lain terdapat pada perubahan susunan acara yang sempat membingungkan panitia. Pihak panitia PKKMB juga mengkonfirmasi adanya pembatalan salah satu agenda, yaitu pemberian penghargaan kepada garuda terbaik.
“Tiba-tiba ada mata acara yang diubah, jadi kita sebagai pihak LO yang mau bilang ke MC itu kadang bingung. Jadi banyak perubahan ketika kita udah (melaksanakan kegiatan). Sebenernya tadi ada sesi awarding, tapi tadi waktunya ga cukup dan udah chaos," ungkap salah satu panitia yang tidak disebutkan namanya.
Melalui wawancara yang dilakukan Tim Retorika, salah satu panitia yang tidak dapat disebut namanya mengklarifikasi alasan banyaknya permasalahan yang terjadi selama berjalannya penutupan PKKMB. .
“Abiseka sendiri itu rundown-nya dari ‘pihak yang lebih berwenang’ atas acara ini. Amerta Abiseka ini engga murni acara kita sendiri. Kita bikin konsep mata acaranya, nanti direvisi-revisi. Tapi emang ada konsep mata acara sendiri dari pihak yang lebih berwenang itu. Jadi tadi timnya beberapa ga kita yang handle semua, tapi ada crew-crew di luar panitia Amerta. Dan emang chaos kan karena laper, apalagi udah jam dua siang. Pas chaos tetep ada lagu dan segala macem, akhirnya ya kita biarin maba-maba itu untuk keluar karena ga bisa kita hold. Karena ishoma emang ga ada, jadi banyak yang keluar sendiri sebelum waktunya,” jelas panitia tersebut sekaligus menutup wawancara.
Penulis: Khumairok Nurisofwatin, Raisa Nawla Syahira, Zauria Septiarrum, dan Allida Puspa Aulia
Editor: Vraza Cecilia
TAG: #universitas-airlangga # # #