Mahasiswa baru FISIP Unair diminta untuk menyerahkan ponsel mereka ke panitia selama acara UFO berlangsung, kendati terdapat larangan dalam SK Rektor. Panitia menyangkal bahwa hal tersebut adalah paksaan, dengan dalih maba telah menandatangani surat persetujuan bermaterai.
Retorika.id – United FISIP Orientation merupakan kegiatan ospek yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. United FISIP Orientation (UFO) dilaksanakan selama tiga hari, dimulai dari tanggal 23–25 Agustus 2023. Kegiatan United FISIP Orientation (UFO) resmi berakhir pada hari Jumat lalu (25/08/2023).
Selama acara, para mahasiswa baru diminta menyerahkan ponsel mereka ke trainer masing-masing selama acara berlangsung, termasuk pada saat istirahat dan simulasi unjuk rasa. Hal ini dikonfirmasi oleh salah satu peserta yang tidak ingin disebutkan namanya.
“Tadi kebetulan aku tanya ke trainer-nya, katanya kalau ospeknya Unair itu rawan masuk menfess. Nah, buat jaga-jaga gitu hp-nya dikumpulkan. Aku antara setuju apa gak sih, tergantung ya. kalo hp-nya dikumpulkan, bagusnya kita bisa lihat (memperhatikan) materi. Gak bagusnya, kita gak bisa komunikasi antar teman dan
gak bisa lihat jam berapa,” ujarnya.
Di sisi lain, panitia tim disiplin (timdis) menyatakan bahwa tidak ada perintah untuk menyita ponsel maba. Mahasiswa baru yang mengikuti United FISIP Orientation (UFO) hanya diberikan perintah untuk tidak mengoperasikan ponsel saat materi berlangsung. Penitipan ponsel kepada trainer merupakan hal opsional.
“Kalau dari timdis sendiri, nggak ada diksi untuk menyuruh penyitaan hp. Jadi kita cuma minta untuk tidak mengoperasikan hp saat materi berlangsung. Itu aja sih. Sesuai dengan peraturan yang sudah ada disebutkan dan disepakati saat UFO day one,” Ujar Zalva Nisrina selaku anggota timdis UFO.
Dirinya menyatakan, penyampaian aturan mengenai handphone diberitahukan secara terbuka kepada seluruh mahasiswa baru yang mengikuti United FISIP Orientation (UFO). “Iya, disebutkan secara terbuka. Dan itu ada tanda tangan yang juga dari perwakilan maba di atas materai. Saya rasa juga semua maba tahu tentang itu,” terang Zalva lagi.
Menyoroti pernyataan maba mengenai alasan pengumpulan handphone yang ditakutkan akan dijadikan sebagai alat untuk mengirim menfess di Twitter, Zalva mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
“Kita nggak menyita handphone-nya tiga hari full saat UFO, kan. Saat pulang pun maba bisa pegang handphone-nya. Kalau misalkan kita khawatir menfess, otomatis kita akan sita terus dong logikanya. Nggak mungkin kita kembalikan lagi, kalau kita kembalikan lagi kan sama aja mereka juga tetap bisa (mengirim) menfess dengan bebasnya. Saat pulang kan bisa, nggak ada kekhawatiran apapun soal menfess, itu silahkan. Menfess adalah ruang terbuka mereka untuk bisa berpendapat, silahkan. Kita nggak pernah menutup itu semua. Jadi, kalau tentang tadi katanya takut diviralkan di menfess, nggak ada sih, dari kita nggak ada ketakutan juga. Nggak ada yang perlu ditakutkan juga sih. Karena kita juga bekerja sesuai dengan SOP, kita nggak asal bekerja,” tegas Zalva
Regulasi mengenai penyitaan ponsel sendiri telah diatur dalam Surat Keputusan Rektor nomor 721 Tahun 2023 mengenai penyelenggaraan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair TA 2023/2024. Dalam poin 3B huruf a, disebutkan bahwa “Segenap pengurus Ormawa, panitia, mahasiswa senior, dan semua pihak yang terkait dengan kegiatan PKKMB 2023/2024 tidak boleh melarang Mahasiswa Baru, laki-laki maupun perempuan, untuk datang ke tempat kegiatan membawa dan/atau mempergunakan handphone kecuali saat pemberian materi berlangsung.”
Yang membuat banyak mahasiswa baru keberatan adalah ponsel mereka yang tidak dikembalikan bahkan pada jam istirahat.
Penulis: Nur Hidayah & Afifah Alfina
Editor: Ghulam Pambayung
TAG: #akademik #aspirasi #dinamika-kampus #fisip-unair