Wicara bertema PE dengan judul “When Partners Become Parents” yang digagas oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga mengangkat isu mengenai pengetahuan dan pola mengasuh anak yang selama ini masih dianggap kurang. Wicara ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam esensi parenting education dalam suasana yang hangat dan informatif.
Dewasa ini sering dijumpai kasus kekerasan dalam rumah tangga, utamanya kekerasan pada anak yang diakibatkan oleh tidak tepatnya pola asuh terhadap anak. Masalah tersebut timbul dikarenakan berbagai hal, mulai dari pengaruh lingkungan sosial, ekonomi, budaya, hingga kurangnya pengetahuan mengenai cara membina rumah tangga dan mengasuh anak yang benar. Selain itu, kurangnya komunikasi membuat hubungan dalam rumah tangga menjadi kurang harmonis yang berakibat pada konflik dan kekerasan. Maka dari itu, pendidikan pengasuhan anak atau parenting education (PE) menjadi suatu hal yang esensial.
Menyoroti fenomena tersebut, sekelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga menggagas adanya sebuah gelar wicara bertema PE dengan judul “When Partners Become Parents”. Acara tersebut tepatnya diselenggarakan oleh SATSET Organizer (SSO), sebuah event organizer yang dibentuk atas dasar Praktik Kuliah Lapangan (PKL) mata kuliah Perencanaan Event Departemen Ilmu Komunikasi. Acara berlangsung pada Sabtu, 21 Mei lalu dan bertempat di Royal Plaza Surabaya.
Berbekal tema yang berfokus pada pendidikan pranikah sesuai dengan arahan dosen, SSO berusaha membuat eksekusi proyek yang mengarah pada sustainability. Hal tersebut diungkapkan oleh Mahdina Zanuba sebagai ketua pelaksana acara gelar wicara melalui pesan suara WhatsApp (25/05/2022).
“Jadi dari sustainability ini kami ditantang untuk membuat sebuah proyek yang berkelanjutan dan juga bisa relate dengan yang ada di SDGs Development (Goals). Akhirnya kita research di situ. Salah satu yang kami temukan adalah bahwa development atau pembangunan itu juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Dan dari sumber daya manusia ini kami ketahui kalau sebenarnya sumber daya manusia ini hadir karena adanya keluarga gitu”, ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi yang kerap disapa Dayen.
Acara dengan tema PE juga disebut Mahdiana sebagai unit selling point karena selama ini belum ada acara serupa yang menyediakan all-in-one package yang saling melengkapi dan komplementer dalam rangkaian mata acaranya. Event “When Partners Become Parents” ini meliputi pelatihan pendidikan finansial pada keluarga, pendidikan anak usia emas, dan bahasan when partners become parents. Dengan menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya yakni Halimah, seorang praktisi gentle parenting dan parenting influencer serta Nisa Kurnia Illahiati, S.I.Kom.,M.Med.Kom, seorang akademisi komunikasi keluarga dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, gelar wicara ini mampu menarik sebanyak 50 peserta dan 20 tamu undangan.
Mahdiana kemudian mengungkapkan kesan positifnya atas acara yang sudah berlangsung dan peserta yang berpartisipasi. “Alhamdulillah kemarin juga narasumber kita sangat tepat dengan apa yang kami bawakan, dengan isu yang kami ingin presentasikan. Jadi, kemarin itu kami merasa teman-teman yang datang pun tepat sasaran dengan yang kami targetkan selama ini. Jadi target kita kalau boleh cerita itu adalah teman-teman yang berusia 21 tahun sampai umur 35 tahun. Dan kemarin senang sekali karena yang datang memang rata-rata umur range segitu, 21-35 dan bahkan ada juga yang bawa pasangannya”, ujarnya.
Penulis: Dewi Rachmawati
Penyunting: Jingga Ramadhintya
TAG: #event #fisip-unair #pendidikan #surabaya
LPM Retorika FISIP Unair
@lpmretorikafisip
@ngs5967e
@retorikafisipua