Gerakan ramah disabilitas “one day with disabilities†adalah program yang digagas oleh Kementerian Sosial Lingkungan BEM FISIP pada tahun ini. Gerakan ini memiliki tujuan untuk memberikan dan memberdayakan ruang pembelajaran bagi penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa Karya Bhakti, Surabaya.
Setiap manusia pada dasarnya diciptakan dengan potensi dan keunikan diri yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut mencakup banyak hal, salah satunya adalah aspek fisik yang ‘menempel’ pada tiap individu itu sendiri. Perbedaan itu bisa merupakan sebuah keragaman yang dapat menyatukan dan membuat manusia saling peduli satu sama lain. Akan tetapi, pada realitasnya hal tersebut tidak selalu terjadi. Beberapa dari mereka yang memiliki ‘keistimewaan fisik’ acapkali diberikan stigma yang diskriminatif oleh masyarakat.
Kehidupan itu tidak mudah bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Latar belakang kondisi internal fisik mereka yang berbeda sering kali membuat mereka mengalami kesulitan dalam melakukan aktvitas sehari-hari. Ditambah lagi dengan berbagai kondisi sosial yang kurang mendukung, mereka cenderung membutuhkan usaha lebih untuk menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Padahal jika menilik kebelakang, penyandang disabilitas juga termasuk bagian dari
sistem masyarakat yang segala aspek kehidupannya seperti hak, kewajiban, pemberian kesempatan dan pemeranan dalam masyarakat haruslah sama, merata, dan bersifat inklusif.
Berkaca pada masalah tersebut, Kementerian Sosial Lingkungan BEM FISIP pun akhirnya berusaha untuk membantu mereka dengan mengadakan program Gerakan Ramah Disabilitas. Mengusung tema “one day with disabilites”, kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (27/04/2022) di SLB Karya Bhakti tersebut berfokus pada dua aspek mendasar, yaitu di bidang sosial dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kharisa Sabina, selaku Ketua Pelaksana one day with disabilities (ODWD) 2022.
“Jadi kegiatan ODWD sendiri merupakan kegiatan sederhana untuk membangun interaksi dengan penyandang disabilitas. Kegiatan saat di SLB ini saya mengimplementasikan dua subjek dari kementrian saya, yaitu sosial dan lingkungan. Untuk sosialnya, teman-teman disabilitas disana diajarkan menggunting, menempel, mewarnai, belajar bangun ruang dan bangun datar, serta mengajarkan untuk tampil percaya diri, sedangkan untuk lingkungannya, teman-teman SLB diajarkan untuk menanam tanaman hias di sekolah,” ujarnya, saat dihubungi tim Retorika tempo hari via Whatsapp (29/04/2022).
Kharisa juga menjelaskan bahwa teman-teman disabilitas disana memiliki cara yang berbeda-beda untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam pembelajaran akademis, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Ia juga menuturkan bahwasannya kondisi yang dihadapi oleh teman-teman disabilitas disana seperti kesusahan berkomunikasi membuat mereka seringkali dihadapkan dengan diskriminasi oleh masyarakat luas, yang berpengaruh pada interaksi dan hubungan sosial mereka. Walaupun begitu, para pengajar tetap optimis dalam menjalankan misi mereka.
“Hal yang diluar ekspetasi pengajar itu justru mereka memberikan feedback yang sangat baik, sehingga memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi pula. Tidak hanya komunikasi satu arah saja, namun teman- teman SLB juga bergantian untuk bercerita. Ada yang tampil nyanyi, membaca ayat Qur'an, hingga mengumandangkan adzan,” sambungnya.
Ia berharap berharap di masa depan FISIP dapat menyelenggarakan lebih banyak acara seperti ini, yang nantinya juga memiliki ruang belajar lebih luas bagi penyandang disabilitas.
“Aku sendiri berharap semoga interaksi ini tidak hanya berjalan sekali dua kali, tetapi bisa berlangsung sebanyak-banyaknya. Selain itu, semoga buat kedepannya bisa mencakup lebih banyak lagi atensi dari Mahasiswa FISIP untuk kegiatan seperti ini. Terus untuk harapan lainnya mungkin lebih diperbanyak lagi ya untuk ruang belajar bagi teman-teman disabilitas, seperti belajar bahasa isyarat dan yang lain-lain, supaya hubungan interaksi merekanya juga lebih enak dan dipermudah, ” pungkasnya.
Penulis: Maulana Sadham
Editor: Ega Putra
TAG: #bem #gagasan #inovasi #profil