Surabaya, retorika.id – Sebelum menjadi wakil dekan 1 seperti sekarang, Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.Si. harus melalui berbagai tahapan dan seleksi dalam kegiatan pemilihan dekanat yang diselenggerakan tahun lalu. Dia dan beberapa calon dekan lainnya harus bersaing untuk meraih kursi nomer 1 di kampus oranye ini. Setelah diadakan pemilihan, Dr. Drs. Falih Suaedi, M.Si resmi menjadi dekan dan pak Budi menjadi wakil dekan 1.

Visi dan Misi yang diemban oleh jajaran dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) periode ini adalah menjadikan FISIP Unair ini sebagai fakultas yang terkemuka baik di tingkat nasional maupun internasional pada tahun 2020. Untuk mencapai target ini, hal yang perlu diperhatikan adalah indikator kualitas akademik yang terdiri dari cara mengajar yang dilakukan oleh para dosen, produk ajaran serta penelitian dan pengabdian masyarakat. “FISIP Unair tidak mau menjadi menara gading. Produk akademik yang dihasilkan di sini harus

menjadi solusi atas setiap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat” ujar Budi.

Menurutnya, untuk mewujudkan visi dan misi itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama adalah memperbaiki atmosfer akademik yaitu menjadikan FISIP sebagai fakultas yang demokratis serta menumbuhkan hubungan yang harmonis antara dosen dengan mahasiswa. Kedua adalah meningkatkan kinerja manajemen, yang terdiri dari tenaga kependidikan dan karyawan, menjadi lebih efisien dan sistematis. Ketiga adalah meningkatkan kompetensi dosen yaitu melalui peningkatan jumlah dosen yang lulus S3 dan memperbanyak guru besar. Saat ini, ada sebagian dosen yang masih belum S3, untuk dosen yag berumur antara 50 hingga 62 tahun akan difasilitasi untuk melanjutkan studi S3 nya dan untuk guru besar saat ini FISIP memiliki 13 guru besar dan target pada 2020 akan ada 18 guru besar.

Selain itu, untuk membangun FISIP ini, faktor sumber daya manusia juga tidak dapat dipisahkan. Dia menuturkan bahwa dari segi pengajar, rasio antara mahasiswa dengan dosen cukup ideal. Untuk S1 perbandingannya 1 banding 40, S2 perbandingannya 1 banding 8 dan S3 perbandingannya 1 banding 6. Selain masalah pengajar, kualitas pegawai dan karyawan juga tidak luput dari perhatian. Pihak dekanat berencana untuk memberikan sekitar 10 macam pelatihan diantaranya pelatihan tentang etika dan kemampuan praktis seperti kemampuan komputer dan bahasa inggris.

Visi dan misi ini akan dijalankan dalam satu periode masa jabatan sebagai wakil dekan 1 FISIP UNAIR. Visi misi ini dijabarkan dari rencana strategis menjadi rencana operasional kemudian menjadi program kerja dan kemudian adalah kegiatan. Pihak dekanat juga rutin melakukan evaluasi terhadap kinerja serta pemaparan hasil kerja baik di pihak rektorat maupun Badan Pertimbangan Fakultas (BPF).

Dalam menjalankan visi dan misi ini, pihak dekanat juga menggandeng mahasiswa karena mahasiswa adalah core business dari seluruh kegiatan yang ada di kampus FISIP UNAIR. Pak Budi menuturkan bahwa pihak dekanat sering mengadakan pertemuan dengan BEM dan HIMA untuk mendengarkan aspirasi dari mahasiswa dan juga berdialog dengan mereka.

“Kami (Pihak Dekanat) juga sering mendapat ketidaksetujuan dari mahasiswa. Pihak dekanat juga sebenarnya terbuka terhadap segala macam bentuk kritik dan masukan dari para mahasiswa ini. Kami pun juga tidak merasa berat apabila para mahasiwa ini melakukan aksi unjuk rasa tapi dengan harapan unjuk rasa ini berjalan dengan damai dan tidak anarkis.” tambahnya.

Dia juga menambahkan bahwa FISIP UNAIR saat ini sudah on the track. Sudah banyak program-program yang berjalan dengan baik terutama dalam hal produk-produk akademik. Selain itu banyak mahasiswa yang meraih prestasi baik itu secara akademis maupun non-akademis. Untuk mewujudkan FISIP menjadi fakultas yang terkemuka pada 2020 dibutuhkan dukungan dari para stakeholder.

(Naufal Muchlas)

Editor: Oktavimega Yoga Guntaradewa

Share: 

BACA JUGA