Kementerian Pergerakan dan Kesetaraan Gender Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik mengadakan acara "Interfaith Discussion on Gender and Sexuality" yang digelar di Aula Soetandyo Gedung C Fisip UNAIR (03/06/2023) yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai gender dan seksualitas dari sudut pandang agama.

Retorika.id - Kementerian Pergerakan dan Kesetaraan Gender Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengadakan seminar "Interfaith Discussion on Gender and Sexuality" di Aula Soetandyo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (03/06/2023). Dalam seminar dan sesi diskusi kali ini menghadirkan pembicara dari sudut pandang dari beberapa tokoh agama di Indonesia seperti Islam, Khonghucu, Katolik, Kristen, serta ketua bidang pendidikan dasar dan menengah majelis tinggi agama Khonghucu Indonesia. Diskusi ini menjadi menarik karena menghadirkan ruang-ruang diskusi yang jarang dibahas. Topik gender dan seksualitas bagi sebagian orang

sangat tabu untuk dibicarakan. 

Ketua pelaksana Vraza Cecilia dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya seminar dan diskusi kali ini adalah berbagi perspektif mengenai gender dan seksualitas dari segi agama, “acara ini diadakan untuk berbagi perspektif dan pandangan mengenai gender dan seksualitas dari segi agama” ungkap Vraza

“Tidak sedikit diskusi yang dilakukan mengenai gender dan seksualitas tetapi diskusi tersebut cenderung mengotak-kotakkan, anggapan bahwa agama melekat pada gender dan seksualitas menjadi pengetahuan umum di masyarakat. Diskusi ini diadakan dengan tujuan untuk berbagi perspektif dan ilmu mengenai fenomena tersebut” sambung ketua pelaksana.

Acara diskusi ini merupakan program kerja bincang mengenal yang diturunkan dari Kementerian Pergerakan dan Kesetaraan Gender sebelumnya. Tema yang diangkat pada acara diskusi ini memiliki tujuan untuk mengakui dan mengakomodasi teman-teman minoritas. 

Meskipun dalam diskusi kali ini tidak mengundang agama lain di Indonesia seperti Hindu dan Budha. Namun hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh ketua pelaksana bahwa sebenarnya perwakilan dari agama tersebut sudah diundang tetapi karena ada hal yang mendesak, perwakilan dari agama Hindu dan Buddha tidak bisa datang. 

Mengutip dari sambutan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menyampaikan bahwa perhelatan ini merupakan bentuk diskusi terbuka untuk membahas isu-isu yang jarang dibicarakan di masyarakat dengan adanya acara ini diharapkan dapat berbagi pengetahuan mengenai gender dan seksualitas dari sudut pandang agama.

Penulis: Nur Hidayah

Editor : Shafira Brihan S

Share: 

BACA JUGA