» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Opini
Ayah bunuh Anak Demi Pembebasan Dosa: Bukti Eksistensi Budaya Honor Killing
30 Mei 2023 | Opini | Dibaca 686 kali
Ayah bunuh Anak Demi Pembebasan Dosa: Bukti Eksistensi Budaya Honor Killing: - Foto: Asian Democracy Chronicles
Pembunuhan yang dilakukan Afan kepada putri kandungnya yang berusia 9 tahun untuk membebaskannya dari dosa merupakan contoh praktik honor killing. Honor killing sudah menjadi budaya yang mengakar di berbagai negara, terutama di Timur Tengah, tak terkecuali di beberapa tempat di Indonesia.

Retorika-id. Baru-baru ini Indonesia digemparkan oleh kasus pembunuhan yang terjadi di Gresik pada akhir April lalu. Muhammad Qo’ad Af’aul Kirom (Afan) menusuk putrinya yang berinisial AK alias Z sebanyak 21 kali (29/04/2023). Motif pembunuhan ini dalam klaim pelaku adalah untuk membebaskan AK dari dosa akibat istrinya yang diduga meninggalkan rumah untuk menjadi LC. 

 

"Karena anak kecil belum ada dosa bisa masuk surga. Tidak ada penyesalan. Istri pergi tidak tahu kemana, tidak pamit," ujar Afan.

 

Kasus ini berhasil mengundang berbagai perhatian dari para netizen. Berbagai akun sosial media dan media ramai mempostingnya di akun sosial media mereka mulai dari Kompas, Tribun, Republika, Folkative, dan lainnya. Beberapa akun merasa bahwa tindakan itu dinilai keji, beberapa yang lain merasa bahwa itu adalah pengorbanan yang dilakukan oleh ayahnya demi menyelamatkan putrinya. 

 

“dr sini kita belajar bahayanya perundungan & ghibah, sy yakin tetangga dan orgtua dr teman anaknya pasti ikut andil dalam hal ini, karena menurut sy hampir ga mungkin anak-anak sepantaran 9 tahun paham apa itu LC. dan menjadi ayah itu pasti sangat berat, ntah seberat apa beban beliau sy tidak paham namun pasti luar bisa, allah lebih mengetahui” tulis akun @miegorengterbang, 3 Mei 2023 lalu di akun TikToknya.

 

Postingan itu didukung oleh beberapa komentar dari akun-akun lain yang memaklumi tindakan pelaku 

 

“dan sekarang anaknya sudah di surga”

“asli sedih banget, sesayang itu sama anaknya” 

 

Komentar-komentar ini terdengar seperti simpati terhadap tindakan Afan yang telah membunuh anaknya. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa komentar-komentar tersebut sangat tidak masuk akal karena tidak ada yang membenarkan kasus pembunuhan ini, apapun alasannya. Namun, cara berpikir ini mirip dengan cara berpikir dari budaya honor killing.

 

Membunuh anak untuk mengirimnya ke surga merupakan salah satu praktik dari honor killing. Menurut Britannica, honor killing seorang wanita atau anak perempuan oleh anggota keluarga laki-laki. Para pembunuh


membenarkan tindakan mereka dengan mengklaim bahwa korban telah mencemarkan nama keluarga atau prestise. Mereka juga percaya bahwa mereka juga menyelamatkan korban-korbannya. Dalam kasus ini, pelaku membunuh anaknya untuk melindungi kehormatan dan kesucian anaknya. 

 

Honor Killing merupakan salah satu wujud dari kekerasan berlandaskan kehormatan (honor). Budaya ini telah berlangsung sejak ribuan tahun lamanya, budaya ini berkembang khususnya di negara honor-based atau negara yang menjunjung tinggi kehormatan suatu kelompok atau keluarga. Contoh dari negara-negara honor-based adalah Pakistan, India, negara-negara timur tengah, dan Afrika Utara. Honor killing juga diterapkan di beberapa negara Eropa dan Amerika oleh para imigran-imigran yang datang dari negara honor based.

 

 

Latar belakang praktik honor killing didasari oleh anggapan bahwa lelaki sebagai ‘penjaga’ nilai-nilai seorang perempuan. Seorang ayah, kakek, dan saudara laki-laki memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehormatan dari perempuan-perempuan di keluarga mereka. Bagi mereka, perempuan-perempuan di keluarga mereka membawa kehormatan dan kesucian dari suatu keluarga. Menurut Human Rights Watch, motif paling umum yang melatarbelakangi honor killing adalah :

  • Menolak Pernikahan yang sudah diatur

  • Korban kekerasan seksual atau pemerkosaan

  • Melakukan hubungan seksual di luar nikah, bahkan jika hanya dugaan

 

Penyebab honor killing bisa beragam, seperti pada kasus Afan ini, ia membunuh anaknya agar tak menjadi korban perundungan dan tidak terbebani dosa dari orang tuanya. Namun, korban dari honor killing tidak selalu dari perempuan, pria pun menjadi korban dari honor killing, contohnya adalah pembunuhan yang dialami Abbas Rezai pada 2005 di Swedia dikarenakan orang tua dari kekasihnya tidak merestui hubungan mereka.

 

Kasus-kasus honor killing terbaru datang dari Syria yang mencatat ada 185 kasus honor killing sejak 2019 (Syrians for truth and Justice, 2022), 197 kasus di Punjab, India (Punjab Police, 2021) dan lebih dari 470 kasus di Pakistan (Human Rights Commision in Pakistan, 2021).  

 

Salah satu kasus honor killing paling terkenal datang dari India. Kasus ini bernama Manoj-Babli yang tak lain adalah nama dari sepasang suami istri yang tewas terbunuh oleh saudara-saudara Babli, sang pengantin wanita. Alasan dari pembunuhan ini adalah mereka datang dari komunitas suku Jat yang sama, sehingga hubungan mereka dinilai sebagai hubungan sedarah. Sehingga, kakek, paman, dan saudara laki-laki Babli membunuh mereka. 

 

Walau honor killing lebih sering dijumpai di negara-negara honor-based seperti India, honor killing juga pernah terjadi di Indonesia. Kemiripan budaya dan nilai-nilai patriarki yang dipegang menjadi alasan dari eksistensi budaya ini. Kasus yang menimpa gadis 16 tahun berinisial RO di Bantaeng, Sulawesi Selatan tahun 2020 lalu adalah salah satu kasus honor killing yang terjadi di Indonesia. Ia dibunuh oleh satu keluarganya akibat melakukan seks di luar nikah bersama sepupunya. Alasan keluarganya melakukan itu sama dengan kasus-kasus honor killing lainnya, yaitu ia dianggap menodai kehormatan keluarganya. 

 

Praktik-praktik honor killing memang telah diatur dan dijatuhi hukuman berat di berbagai negara seperti Pakistan dan India, namun praktik-praktik ini masih saja terjadi di berbagai belahan dunia. Melihat begitu eratnya hubungan honor killing dengan budaya patriarki dan nilai-nilai religius yang mereka anut. Budaya ini akan sulit untuk lenyap, setidaknya selama nilai-nilai itu masih ada. 

 

 

Referensi:

Anees, Maryam. (2022, Juli 28). ‘Honor Killings’ Continue Unabated in Pakistan. The Diplomat. https://thediplomat.com/2022/07/honor-killings-continue-unabated-in-pakistan/.

Arfah, Hamzah. (2023, April 30).  Alasan Ayah Bunuh Anak Kandung di Gresik hingga Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku. Kompas.com. https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/30/173601878/alasan-ayah-bunuh-anak-kandung-di-gresik-hingga-polisi-periksa-kejiwaan?page=all.

European Parliament. (2015). Combating ‘honour’ crimes in EU. Briefing European Parliamentary Research Service. https://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/BRIE/2015/573877/EPRS_BRI(2015)573877_EN.pdf.

Punjab Police. (2021). HONOR KILLINGS REPORTED CASES (2011-2021). https://punjabpolice.gov.pk/honour-killings.

Rachmawati. (2020, Mei 13). Kisah Tragis Gadis Bantaeng, Dibunuh Keluarga karena Ketahuan Berhubungan Intim dengan Sepupu. Kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2020/05/13/04300041/kisah-tragis-gadis-bantaeng-dibunuh-keluarga-karena-ketahuan-berhubungan?page=all.

Rajalakshmi, T.K. (2007, 14-27 Juli). Relatives kill a Jat couple in Haryana to safeguard the community's honour, and the authorities are apparently slow to react. THE HINDU. Vol (24), Issue 14. https://web.archive.org/web/20100412144515/http://www.hinduonnet.com/fline/fl2414/stories/20070727003103500.htm.

The Borgen Project. (2021, April 28). THE TRUTH BEHIND HONOR BASED VIOLENCE. https://borgenproject.org/honor-based-violence/

Singh, R.N. & Dailey, J.D. Honor Killing | sociology. https://www.britannica.com/topic/honor-killing.

Syrians for Truth and Justice. (2022, November 25). Syria: 185 cases of  “honor killing” since 2019. https://stj-sy.org/en/syria-185-cases-of-honor-killing-since-2019/

 

Penulis: Anisa Eka

Editor: Jingga Ramadhintya


TAG#aspirasi  #budaya  #humaniora  #sosial