Aksi yang dilakukan oleh United Fisip Orientation (UFO) 2020 sempat menjadi trending topic ke-2 di Twitter. Mahasiswa mengkritisi kebijakan Universitas Airlangga sebagai PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum) dan mengejar World Class University (WCU). Gelar itu dirasa tidak maksimal dalam menerapkan kebijakan PTN-BH menjadi alasan aksi dilakukan.

retorika.id- Pada Sabtu (28/11) UFO 2020 melakukan aksi melalui Twitter dengan tuntutan “Optimalisasi Kebijakan PTN-BH” dengan hashtag #KawalPTNBHUNAIR dan #UFOFISIPUNAIR2020. Hashtag tersebut sempat menjadi trending topic ke-2 di Twitter.

UFO 2020 merupakan ospek fakultas yang diadakan setiap tahun, sebagai proses kaderisasi mahasiswa baru yang diidentikkan dengan aksi. Namun, situasi pandemi Covid-19 mengharuskan pelaksanaan UFO 2020 dilakukan secara daring.

Adaptasi baru pun dilakukan untuk menjalankan serangkaian UFO 2020, agar dapat menanamkan nilai dan membentuk karakter mahasiswa FISIP yang kritis meski di tengah pandemi.

Aksi yang dilakukan oleh UFO 2020 dapat

merepresentasikan bahwa FISIP adalah kampus pergerakan. Latar belakang dari aksi dapat dilihat dari maraknya pembangunan fasilitas di Unair yang kebermanfaatannya masih banyak dipertanyakan oleh mahasiswa. Selain itu, adanya peningkatan biaya kuliah yang terlalu tinggi, meski Unair berstatus PTN-BH.

Unair sebagai PTN-BH memiliki otonomi penuh untuk mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Status tersebut menuntut adanya perubahan baik secara reputasi dan kualitas, namun membuat pemerintah mengurangi dana subsidi bagi PTN-BH.

Di sisi lain, PTN-BH dibebaskan untuk mencari dana tambahan dari pihak swasta. Karena tidak maksimalnya kebijakan PTN-BH dalam meraih gelar WCU-nya, Unair pun mendapat kritikan dari simulasi aksi UFO 2020 tersebut.

Mahasiswa baru diajak untuk melakukan suatu gerakan terkait isu dengan melakukan tuntutan sesuai batasan yang telah ditetapkan di Twitter.

“Target dari aksi yang dilakukan melalui twitter adalah menjadi trending topic, hal ini bertujuan agar memberikan penyadaran kepada mahasiswa lain bahwa kebijakan PTN-BH masih perlu dikritisi terkait penerapannya,” ujar Muhammad Fakrureza selaku Koordinator Acara UFO 2020.

Pandemi Covid-19 tidak dijadikan sebagai hambatan bagi mahasiswa untuk berhenti menyuarakan keresahan, sebab masih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan salah satunya media sosial.Dalam hal ini perkembangan media sosial dijadikan sebagai instrumen dalam membangun suatu gerakan di era post-modern.

“Aku merasa ini sesuatu yang baru karena pertama kali melakukan aksi secara online. Harapan untuk aksi yang dilakukan, semoga tuntutan yang disuarakan mahasiswa didengar oleh pihak rektorat.” Ujar Umi Nur Habibah, mahasiswa baru program studi Sosiologi.

Untuk informasi lebih lanjut setelah pengadaan aksi, Fakrureza menyatakan, dirinya bersama panitia UFO akan merilis kajian tentang Optimalisasi Kebijakan PTN-BH. Sedangkan, untuk tindak lanjut lebih jauh akan dipertimbangkan kembali.

“Teman-teman UFO akan membuat rilis kajian, yang nanti akan dibantu dengan teman-teman BEM FISIP. Tapi, rilis kajian ini tetap dari pihak UFO,” tutup Fakrureza. 

Penulis: Dina Marga 

Share: 

BACA JUGA