Seniman menginginkan orang lain agar dapat melihat apa yang ia lihat dan memaknai apa yang ia lihat dari karyanya. Oleh karenanya, pameran seni (17/08) dalam Pekan Seni hadir sebagai wadah bagi para seniman muda di kampus oranye untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Bermedium kain hitam, karya berupa foto, poster 2D, dan puisi pun menghiasi Taman Demokrasi di FISIP, Unair.

retorika.id - (18/10) Hari ketiga Pekan Seni 2.0 diramaikan dengan pameran seni yang digelar di Taman Demokrasi dengan memajangkan hasil karya mahasiswa FISIP untuk kompetisi tematik berupa foto, puisi, dan poster 2D. Lomba poster mengangkat tema "Apresiasi Kreatif terhadap Seni Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa", lomba fotografi bertema “Potret Pekan Seni sebagai Wadah Kreativitas Warga FISIP” dan lomba cipta pusi yang bertema "Eksistensi Seni sebagai Media Pergerakan Sosial Generasi Milenial". Hasil karya dari masing-masing bidang juga mewakili dari tujuh program studi.

Penilaian karya menggunakan sistem pemungutan suara. Cukup bermodal Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Anda yang berstatus mahasiswa

FISIP Unair akan mendapat hak satu suara untuk satu karya. Setelah menunjukkan KTM ke panitia, Anda akan didata untuk mendapat tiga carik kertas. Kertas warna merah muda untuk cipta puisi, hijau untuk poster digital 2D, serta kertas kuning untuk fotografi. Kemudian tiap kertas dituliskan nomor peserta dari tiap kategori sebagai penilaian lomba. Penjurian karya yang dilombakan terbilang berbeda dari biasanya karena identitas peserta lomba dirahasiakan, hanya terdapat nomor yang tertera di setiap karya.

Karya-karya peserta lomba baik dari fotografi, cipta puisi, dan poster dipajang dengan media kain hitam yang mengelilingi Taman Demokrasi FISIP. Warga FISIP yang memasuki area penilaian, pertama akan disuguhi dengan tata tertib penilaian di pintu masuk area.

Partisipasi dalam perlombaan ini tidak memiliki batas maksimal perwakilan untuk setiap prodi dalam mengirimkan karyanya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh mahasiswa FISIP dapat turut serta menyemarakkan Pekan Seni di tahun kedua ini.

Janening Tyas Pamela selaku seksi acara menuturkan bahwa adanya Pameran Seni sudah mewakilkan aspirasi dan karya seni dari warga FISIP. Mengenai kekurangan yang ada dalam pameran, mahasiswi yang berasal prodi Hubungan Internasional ini menuturkan, memang memiliki kekurangan seperti kurang keterangan pada foto dan pengambilan sudut penempatan foto yang terbatas. Namun ia berpendapat bahwa penempatan ruang yang digunakan sudah tepat.

Pengunjung pameran juga memberi penilaian pada penyelenggaraan acara ini. Salah satunya Yogie Prasetiantono, "Lombanya bagus tapi media kainnya kurang permanen, kalau kena angin gampang rubuh dan gerak-gerak, jadi mengganggu. Mending dikasih triplek." Selain itu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018 ini menambahkan bahwa menurutnya sistem penjurian sudah bagus. 

Pameran seni yang dimulai pada pukul 10.00 ini berakhir pada pukul 16.00. Pada ketiga kompetisi ini, masing-masing memiliki juara utama yang dipilih berdasarkan kriteria juri, serta juara favorit yang dipilih berdasarkan voting terbanyak oleh pengunjung pamerean. Pengumuman pemenang ini dapat diketahui pada malam puncak Pekan Seni 2.0 pada Jum’at, 26 Oktober 2018 mendatang.

Reporter : Faiz Zaki dan Gita Iswara

Share: 

BACA JUGA