.jpg)
Berdalih efisiensi pagu anggaran, Heriyanto Irawan selaku ekonom Verdhana Sekuritas bertutur bahwa ada rencana untuk menurunkan alokasi biaya program makan gratis yang dijanjikan presiden terpilih menjadi Rp7.500 per porsi. Lantas, menu makan seperti apa yang bisa diperoleh di enam daerah (beda kepulauan) di Indonesia dengan uang tersebut? Berikut hasil riset dari Tim Litbang LPM Retorika.
Retorika.id - Rencana pengurangan alokasi anggaran untuk program makan siang bergizi gratis dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per porsi telah memicu perdebatan di masyarakat. Program ini merupakan salah satu dari delapan Program Hasil Terbaik Cepat dengan sasaran utama siswa prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan pesantren yang dicanangkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran. Alokasi anggaran ini kemudian dipertanyakan oleh berbagai pihak, beberapa mulai meragukan hidangan makan bergizi gratis dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, pasalnya anggaran yang dialokasikan juga terbilang sangat minim.
Mengutip dari Kompas.id, Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa anggaran untuk program bergizi gratis secara bertahap akan mulai dimasukkan ke dalam RAPBN 2025. Bujet sebanyak Rp71 miliar rencananya akan ditetapkan dalam pagu anggaran program ini.
Dilansir dari Kompas.co, adanya perdebatan ini didasarkan pada keterangan ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan. Heriyanto mengaku dilibatkan dalam mendiskusikan program makan bergizi gratis oleh Tim Sinkronisasi Prabowo Subianto. Salah satu bahasannya adalah mengenai efisiensi pagu anggaran agar dapat dilaksanakan secara maksimal dan menjangkau anak-anak sebanyak mungkin.
Melalui pembahasan ini, Hariyanto memandang pihak Prabowo ingin memaksimalkan program makan bergizi gratis tanpa perlu menambah atau mengurangi pagu anggaran sebanyak Rp71 triliun. Masih dari sumber yang sama, Heriyanto mengungkapkan bahwa Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran memunculkan opsi untuk menurunkan alokasi biaya makanan per anak yang semula Rp15.000 menjadi Rp7.500 dengan dalih ingin menjangkau anak-anak sebanyak mungkin. Heriyanto melanjutkan bahwa efisiensi ini diperlukan untuk menjamin keberlangsungan program makan bergizi gratis tetap berjalan secara bertahap dengan anggaran yang tersedia.
Kontras dengan pernyataan Heriyanto, Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran menyanggah adanya diskusi perihal program makan bergizi gratis dengan Heriyanto. Hasan Nasbi sebagai anggota bidang komunikasi menyatakan pihaknya belum membahas terkait pemangkasan alokasi biaya makan bergizi gratis. Tim Gugus Tugas Sinkronisasi saat ini sedang meninjau besaran angka makan bergizi gratis per anak sebab yang menjadi tolak ukur adalah ketercukupan gizi.
Lebih lanjut, Hasan menyatakan besaran angka makan bergizi gratis berpotensi berbeda di setiap wilayah. Hal ini disesuaikan dengan perbedaan ketersediaan bahan pangan. Pernyataan serupa dikeluarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Sebenarnya, teknis perihal makan bergizi gratis masih dibahas, termasuk besaran angka Rp7.500 itu belum final. Implementasi alokasi anggaran program makan bergizi gratis akan dilakukan secara fleksibel dan melalui serangkaian uji coba.
Di lain sisi, kemunculan isu ini membuat sebagian ahli gizi bertanya tanya lantaran minimnya alokasi anggaran untuk program makan gratis bergizi ini. Dalam pernyataannya melalui Media Indonesia, Guru Besar IPB University, Ali Khomsah menanggapi anggaran Rp7.500 tidak akan cukup untuk menghidangkan makan
bergizi bagi anak anak. Ali menilai Rp7.500 terlalu ‘mepet’ dan hanya cukup untuk camilan bergizi bagi balita stunting saja, bukan makan bergizi gratis.
Hal serupa diungkapkan oleh Ahli Gizi Tan Shot Yen. Tan Shot Yen cukup skeptis dengan alokasi anggaran Rp7.500 per anak untuk makan bergizi gratis. Menurutnya, nominal tersebut tidak akan cukup untuk pemenuhan kebutuhan gizi mereka, terlebih lagi program ini dimulai dari wilayah 3T.
Target resmi dari program makan bergizi gratis ini adalah anak-anak sekolah, pesantren, balita, dan ibu hamil. Namun demi efisiensi, demografi riset asupan gizi ini difokuskan pada siswa sekolah dasar berusia 7-9 tahun, dengan alasan kelompok ini memiliki populasi terbanyak dan sering jadi sorotan utama sebagai target program selama masa kampanye.
Berdasarkan Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang bagi Pengawas dan/atau Penyuluh tahun 2013 yang dikeluarkan oleh BPOM, anak sekolah membutuhkan zat gizi untuk sumber energi, pertumbuhan, mengganti sel-sel rusak, dan untuk menjaga kesehatan. Kecukupan zat gizi ini ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang harus dipenuhi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya.
Bagi anak sekolah dengan rentang usia 7-9 tahun, AKG makro harian yang dianjurkan oleh BPOM adalah sebanyak 1850 kkal energi, 49 gram protein, 72 gram lemak, 254 gram karbohidrat, dan 1900 ml air. Selanjutnya, jumlah gizi ini direkomendasikan untuk dipenuhi dalam tiga kali makan besar. Sehingga dalam sekali makan anak-anak harus mengonsumsi 616 kkal energi, 16 gram protein, 24 gram lemak, 84 gram karbohidrat, dan 8 gram serat. Perlu diingat bahwa zat gizi yang dikalkulasi dalam riset ini hanya zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan belum mencakup kandungan zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral.
Dalam riset eksternal yang dilakukan oleh Divisi Litbang LPM Retorika, dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber yang berasal dari berbagai daerah untuk mendata variasi menu makanan jadi. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, website fatsecret.co.id, dan halodoc.com untuk perincian zat gizi yang terkandung di dalam menu tersebut. Berikut adalah rincian data menu makanan jadi yang bisa diperoleh dengan uang Rp7.500 dari enam daerah berbeda di Indonesia beserta kandungan gizinya.
Mulai dari Provinsi Gorontalo, menu yang bisa diperoleh adalah nasi (175 kkal, 4 gram protein, 30 gram karbohidrat), sambal rica (35 kkal, 1 gram protein, 4 gram karbohidrat, 4 gram lemak), dua potong tempe goreng (80 kkal, 6 gram protein, 16 gram karbohidrat, 6 gram lemak), dan kerupuk (65 kkal, 0,85 gram protein, 10 gram karbohidrat, 2 gram lemak). Total kandungan gizinya adalah 355 kkal, 11,85 gram protein, 60 gram karbohidrat, dan 12 gram lemak. Harga perinciannya adalah nasi dan sambal rica seharga Rp5.000, dua potong tempe dan kerupuk seharga Rp2.000, dengan sisa Rp500.
Berpindah ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Rp7.500 bisa membeli satu porsi makan siang dengan menu nasi (175 kkal, 4 gram protein, 30 gram karbohidrat), sayur kangkung (25 kkal, 1 gram protein, 5 gram karbohidrat), dan telur rebus (75 kkal, 7 gram protein, 5 gram lemak). Total kandungan gizi seluruhnya adalah 275 kkal, 12 gram protein, 35 gram karbohidrat, dan 5 gram lemak. Perincian harganya adalah nasi (Rp3.000), sayur kangkung (Rp2.000), dan telur (Rp2.000), dengan sisa Rp500.
Kembali ke peradaban, di Ponorogo, Jawa Timur, uang Rp7.500 cukup untuk membeli nasi (175 kkal, 4 gram protein, 30 gram karbohidrat), sayur pecel (426 kkal, 17 gram protein, 50 gram karbohidrat, 19 gram lemak), dan satu buah tempe (40 kkal, 3 gram protein, 8 gram karbohidrat, 3 gram lemak, 1 biji). Total kandungan gizinya adalah 641 kkal, 24 gram protein, 88 gram karbohidrat, dan 22 gram lemak. Perincian harganya adalah nasi dan satu tempe goreng (Rp2.500) serta nasi dan sayur pecel (Rp5.000)
Sementara itu, di Nanga Bulik, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Ambon, Provinsi Maluku, variasi menu yang bisa diperoleh makin terbatas. Di kedua daerah ini, Rp7.500 hanya cukup untuk membeli nasi (175 kkal, 4 gram protein, 30 gram karbohidrat) dan satu tempe goreng (40 kkal, 3 gram protein, 8 gram karbohidrat, 3 gram lemak, 1 biji). Sehingga total kandungan gizi yang didapat hanya sekitar 215 kkal, 7 gram protein, 38 gram karbohidrat, dan 3 gram lemak. Untuk rincian harganya adalah nasi seharga Rp5.000 dan satu tempe goreng seharga Rp2.500.
Namun, juara untuk variasi menu yang paling sedikit jatuh kepada Sorong, Provinsi Papua Barat. Bermodalkan uang Rp7.500, makanan jadi yang mampu dibeli di kota ini hanya 1 porsi nasi putih seharga Rp5.000, dengan total kandungan gizi sebanyak 175 kkal, 4 gram protein, 30 gram karbohidrat. Narasumber kami, mahasiswa FISIP bernama Elisa (samaran) menuturkan bahwa sisa uang sebanyak Rp2.500 mungkin bisa digunakan untuk membeli 1 buah tempe goreng di beberapa warung, tapi warung yang mau menjual satu buah tempe dengan harga sekian saja sangat jarang ia temui.
Berdasarkan hasil riset ini, tercatat bahwa hanya satu daerah di Indonesia yang bisa memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak sekolah berusia 7-9 tahun jika diberikan modal uang sebanyak Rp7.500 per porsinya, yaitu Ponorogo, Jawa Timur yang sekaligus mewakili Pulau Jawa. Terpenuhinya asupan gizi tersebut sebagian besar dikarenakan adanya nasi dan sayur pecel, dua menu yang bisa dibeli dengan harga murah (Rp5.000) di pulau Jawa.
Tampak dari variasi dan harga menu di daerah-daerah selain Jawa, bahwa terdapat ketimpangan yang cukup signifikan dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak usia sekolah. Di Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua, dengan uang Rp7.500, menu yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi AKG yang direkomendasikan untuk anak sekolah usia 7-9 tahun. Meskipun daerah-daerah lain memiliki variasi makanan seperti sayuran, tempe, dan telur, namun harga makanan di luar Jawa cenderung lebih tinggi dan variasi makanan murah dengan nutrien tinggi lebih terbatas serta menghasilkan kandungan gizi tidak seimbang. Selain itu, banyaknya variasi menu juga tidak bisa menjamin terpenuhinya AKG, seperti halnya yang ditemukan di Gorontalo.
Riset ini merupakan salah satu bukti bahwa program makan bergizi gratis ini tidak dapat terlaksana dengan baik jika pembagian anggaran yang ada disamaratakan untuk semua daerah di Indonesia. Padahal, keberadaan program makan bergizi gratis ini disambut meriah oleh masyarakat yang mendukungnya karena diharapkan dapat menjembatani kesenjangan serta memastikan bahwa anak-anak di Indonesia, baik miskin atau kaya, dan berada di daerah maju maupun di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dapat memperoleh asupan gizi yang cukup dan mengenyangkan dari pemerintah terpilih.
Maka dari itu, perlu ada upaya dari pemerintah dan pihak-pihak yang bersorak-sorai dalam kampanye dan pelaksanaan program ini untuk mengatasi disparitas yang ada. Baik melalui subsidi bahan pangan, peningkatan produksi lokal, distribusi makanan, atau dengan cara yang paling praktis: melakukan riset lebih lanjut dalam pendanaan dan pencanangan agar program ini bisa memenuhi tujuan utamanya secara maksimal. Tujuan yang dimaksud tentunya adalah untuk meningkatkan asupan gizi dan kualitas pangan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Indonesia, khususnya anak usia 7-12 tahun, serta menyokong misi Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan kesehatan untuk semua kalangan masyarakat—jika dilaksanakan secara berkelanjutan.
Referensi:
A, B. S. (2024). Mengalkulasi Nilai Program Makan Siang Gratis. Kompas. https://www.kompas.id/baca/riset/2024/03/07/mengalkulasi-nilai-program-makan-siang-gratis
Achmad, N. M., & Ihsanuddin. (2024). Soal Makan Gratis Rp 7.500, Tim Prabowo Bantah Pernah Diskusi dengan Ekonom Heriyanto Irawan Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2024/07/19/20581681/soal-makan-gratis-rp-7500-tim-prabowo-bantah-pernah-diskusi-dengan-ekonom
BPOM RI. (2013). Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang bagi Pengawas dan/atau Penyuluh. In Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Deny, S. (2024). Prabowo Pangkas Alokasi Makan Siang Gratis jadi Rp 7.500 per Porsi, Benarkah? Liputan 6. https://www.liputan6.com/amp/5645987/prabowo-pangkas-alokasi-makan-siang-gratis-jadi-rp-7500-per-porsi-benarkah
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG, Pub. L. No. 41 (2014).
Ulya, F. N., & Ihsanuddin. (2024). Soal Anggaran Makan Siang Gratis Rp 7.500, Airlangga: Di Tiap Daerah Akan Berbeda. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2024/07/18/21015701/soal-anggaran-makan-siang-gratis-rp-7500-airlangga-di-tiap-daerah-akan?lgn_method=google&google_btn=onetap
Penulis: Tim Riset Litbang (Naara Nava A.L. & Pinkan Ayu N.)
Editor: Aveny Raisa
TAG: #aspirasi #ekonomi #gagasan #politik