» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Pop Culture
Kontroversi Film Business Proposal: Antara Ekspektasi Penggemar dan Interpretasi Pemeran
24 Januari 2025 | Pop Culture | Dibaca 233 kali
Kontroversi Film Business Proposal: Antara Ekspektasi Penggemar dan Interpretasi Pemeran: Kontroversi Film Business Proposal: Antara Ekspektasi Penggemar dan Interpretasi Pemeran Foto: Instagram Falcon Pictures
Adaptasi film Business Proposal versi Indonesia menuai banyak reaksi, utamanya dari penggemar drama Korea. Perbedaan pandangan tentang pemilihan aktor hingga interpretasi karakter memicu perdebatan di media sosial.

Retorika.id - Bagi para penggemar drama Korea, serial Business Proposal mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Drama yang dibintangi oleh Ahn Hyo-seop, Kim Se-jeong, Kim Min-kyu, serta Seol In-ah itu sukses menggaet popularitas global hingga menempati peringkat kedua di seluruh dunia pada grafik popularitas harian untuk program TV yang disusun oleh Flixpatrol pada Selasa (5/4/2025), setelah Bridgerton Season 2.

 

Besarnya popularitas yang diraih oleh drama tersebut di Korea Selatan rupanya menarik perusahaan produksi film Indonesia, yakni Falcon Pictures, untuk mengadaptasi drama tersebut menjadi film bioskop. Melalui Instagram @falconpictures_ pada Rabu (8/1/2025), memperlihatkan para pemeran utama yang akan berpartisipasi dalam drama tersebut, antara lain Abidzar Al-Ghifari sebagai Utama (Kang Tae-moo), Ariel Tatum sebagai Sari (Shin Ha-ri), Caitlin Halderman sebagai Yasmin (Jin Young-seo), dan Ardhito Pramono sebagai Satriyo (Cha Sung-hoon). Di samping itu, kanal YouTube CINEMA 21 juga merilis trailer resmi untuk film Business Proposal yang akan tayang pada Kamis (6/2/2025) mendatang.

Kemunculan poster film tersebut menuai banyak reaksi dari netizen Indonesia. Tak jarang ditemukan komentar yang mengatakan bahwa mereka tidak sabar dengan kemunculan film tersebut di layar kaca. Akan tetapi, hampir sebagian besar komentar menunjukkan kekecewaannya. Para penonton yang sebelumnya menonton series drama


Business Proposal mengaku kecewa dengan sosok Kang Tae-moo yang kini diperankan oleh Abidzar. 

“Ariel Tatumnya oke, but Abidzar… yaudalah,” komentar akun @ayindieu menanggapi poster film pada Instagram Falcon Pictures.

Kabar mengenai film adaptasi ini tidak hanya ramai dibincangkan di Instagram. Media sosial lain seperti X ikut meramaikan kabar tersebut. Sebuah akun menfess @kdrama_menfess turut memposting salah satu adegan dari potongan trailer film Business Proposal dan membandingkan dengan adegan di drama Koreanya.

“Ini pada kecewa krn cowoknya abidzar. Terus dibales rasis krn gak putih bla bla bla. Padahal bukan itu ???? abidzar kurang ngena sbg sosok pria matang kaya raya. Terus dia agak jomplang pas adu akting sama ariel tatum,” tulis akun X @zuzuzumipaaaan.

Akun X lain dengan username @Ndyxol pun ikut memberikan pendapatnya, “Abidzar terlalu muda ga sih? Seharusnya cari cast yg lebih manly buat di compare sama ariel tatum.”

Netizen bahkan menyandingkan Abidzar dengan aktor lain yang dirasa lebih pas untuk mengambil peran Kang Tae-moo selaku CEO muda, seperti Billy Davidson, Bio One, hingga Herjunot Ali.

Belum lama sejak kontroversi tersebut ramai di kalangan penggemar Korean drama (K-drama), para pemeran utama film Business Proposal tersebut ramai mendapatkan hujatan dari netizen. Saat jumpa pers dalam gala dinner di daerah Melawai, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025), para pemain terlihat menanggapi beberapa pertanyaan dari wartawan. Salah satu akun YouTube bernama Hype membagikan video jumpa pers tersebut. Terlihat pada menit 19:17, seorang wartawan bertanya apakah para pemain sempat menonton Business Proposal versi Korea atau tidak.

Ardhito dengan santai menjawab bahwa ia hanya menonton cuplikan-cuplikannya saja. “Kalo gue pribadi sih gue nonton cuplikan-cuplikannya aja gitu,” tuturnya.

Sama seperti Ardhito, Caitlin juga menjawab, “Sama. Aku juga baru tadi juga sih ngelanjutin yang udah dari mulai kemarin sebelum shooting untuk beberapa episode. Terus tadi pas make-up sama hairdo juga lanjut nonton lagi.”

“Eh iya gua sempet nonton di episode satu cuma memutuskan untuk berhenti karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gua buat sendiri bersama director gitu. Jadi gua gak pengen dibikin plek ketiplek juga, jadi ya… balik lagi ke yang gua bilang, Indonesia kita punya karakter masing-masing dan ini hasil adaptasi juga. Jadi ini adalah utama,” kata Abidzar.

Sementara itu, jawaban Ariel terdengar berbeda dengan pemain lainnya. “Aku kebetulan memang memutuskan untuk nonton seriesnya secara keseluruhan, secara utuh dulu, sebelum aku baca skenario dengan format filmnya justru.”

Alhasil, selain jawaban dari Ariel Tatum, jawaban tiga pemain utama film Business Proposal itu langsung menimbulkan banyak kontroversi dari netizen sosial media. 

Salah satu akun X, @beakwew, mengungkapkan kritiknya pada sebuah komunitas yang dikenal dengan Komunitas Marah Marah. “Ko bisa film adaptasi tapi castnya ga nonton seriesnya dan ga baca webtoonnya, katanya mau ciptain karakter sendiri yg lebih ke indonesia…menurut gw lu bikin judul sendiri aja bang, konyol,” tulisnya. Cuitan tersebut mendapatkan 565 balasan, 55,1 ribu suka, dan 7,2 ribu dibagikan ulang.

Netizen juga menyebut Ariel Tatum menggendong satu tim atas profesionalitasnya dalam memerankan karakter Sari (Shin Ha-ri) itu.

“BENER BANGET! Malahan disini yg effort buat drama remake cuman Ariel Tatum doang. Kalau gak bisa nonton drama nya, minimal baca webtoon nya kek. Ini malah ada yg bikin karakter sendiri lah, terus ada yg nonton sepenggalnya doang. Kata gue mah mendingan bikin original series aja,” imbuh akun @fiksional.

“Oalah pantes beda bgt sm source nya kecuali ariel tatum yg msh dpt, ternyata emang g pd baca source nya. Heh g liat apa noh Marvel/DC pd sukses ya karena mostly pd baca/nntn source nya entah dr komik/animasi. G akan maju” ini dunia perfilman klo g mo niat dikit buat tau sumbernya,” tambah akun @anni_imani.

Penulis: Putu Sridhani Dewika Putri

Editor: Shafa Athirah


TAG#film  #  #  #