Menjelang akhir masa jabatannya, Jokowi masih melakukan reshuffle menteri. Apa yang sebenarnya menjadi tujuan Jokowi? Perubahan instan apa yang diharapkan dari para menteri yang baru ini? Atau ada tujuan khusus yang sedang dimainkan?
Retorika.id - Isu didepaknya beberapa menteri sudah terdengar sejak 13 Agustus silam. Namun, rumor ini semakin menguat di antara para wartawan mulai 18 Agustus malam. Diberitahukan bahwa Jokowi akan melakukan reshuffle terhadap 3 menteri, 2 di antaranya merupakan menteri asal partai PDIP.
Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran sudah tinggal menghitung hari. Namun, Jokowi masih sempat-sempatnya untuk melakukan penggantian atau reshuffle kabinet Indonesia Maju.
2 menteri yang dicopot adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif (PDIP) serta Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (PDIP).
Arifin akan digantikan oleh Bahlil Lahadalia (Golkar). Di sisi lain, Supratman Andi Agtas (Gerindra) akan menggeser Yasonna. Kursi Bahlil di Kementerian Investasi/BKPM sendiri akan diisi oleh Rosan Roeslani (Wakil Menteri BUMN).
Akan tetapi, reshuffle kali ini
menimbulkan segudang pertanyaan. Apakah dengan mengganti menteri akan membawa perubahan dalam jangka waktu 2 bulan? Apakah ini betul-betul langkah politik seorang kepala negara? Atau merupakan memenuhi kepentingan tertentu saja?
Melihat dari 2 menteri yang dicopot merupakan kader Partai PDIP menjadi sebuah pembuktian sederhana bahwasannya hubungan Jokowi dan Partai Banteng ini memang sedang tidak baik-baik saja. Jokowi tampak ingin segera ‘bersih-bersih’ pemain, mendepak mereka-mereka yang dinilai sudah tidak sejalan dengan pendirian barunya. Jokowi menunjukkan bahwa selama ia masih berkuasa, apapun bisa terjadi sesuai dengan apa yang ia kehendaki.
Jika dilihat lebih jauh, pengganti kedua menteri tersebut berasal dari partai Koalisi Indonesia Maju. Supratman Andi Agtas (Menteri Hukum & HAM) sendiri merupakan mantan anggota DPR Komisi VI asal partai Gerindra. Lalu Rosan Roeslani (Menteri Investasi) adalah Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran. Menilai pemain pengganti ini, sangat memungkinkan bahwa reshuffle kali ini merupakan sebuah bentuk balas jasa terhadap mereka-mereka yang telah membantu Jokowi di pilpres yang lalu.
Per 19 Agustus ini, Jokowi telah 11 kali melakukan perombakan kursi menteri-menteri di ronde kedua jabatannya sebagai presiden. Memang betul adanya jika reshuffle adalah salah satu hak prerogatif presiden. Reshuffle pun juga diyakini sebagai upaya presiden untuk memudahkan kinerja pemerintah dalam mencapai visi, misi, serta tujuan yang dicita-citakan. Mengganti pemain kunci dalam tim memang menjadi salah satu langkah strategis yang perlu diperhitungkan.
Namun, perlu diingat bahwa tidak ada urgensi yang tampak jelas dalam langkah Jokowi kali ini. Mengapa harus melakukan pergantian di masa jabatan? Apa yang sebenarnya sedang disiapkan? Apa yang diantisipasi? Apa yang ditakutkan oleh Presiden Jokowi sehingga ia membuang waktu dan tenaganya untuk melantik pembantu baru dibanding bersantai minum teh sambil menikmati sisa-sisa hari di Istana?
Referensi:
Jokowi reshuffle kabinet: Tiga menteri baru dilantik, dua “menteri PDI Perjuangan” dicopot - Siapa mereka dan mengapa dianggap “investasi politik”? (2024). https://www.bbc.com/indonesia/articles/crrlql92eneo
Menteri dari PDIP Kena Reshuffle, Puan dan Hasto Pernah Bilang Begini. (2024). https://nasional.tempo.co/read/1905604/menteri-dari-pdip-kena-reshuffle-puan-dan-hasto-pernah-bilang-begini?page_num=1
Qodir, A. (2024). Jokowi 11 Kali Reshuffle Kabinet, Mau Lengser Depak Orang PDIP dan NasDem Beri ke Pendukung Prabowo. https://www.tribunnews.com/nasional/2024/08/19/jokowi-11-kali-reshuffle-kabinet-mau-lengser-depak-orang-pdip-dan-nasdem-beri-ke-pendukung-prabowo?page=4
Rara. (2024). Santer Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Akan Diumumkan Senin Besok. https://lingkar.news/nasional/santer-isu-reshuffle-kabinet-jokowi-akan-diumumkan-senin-besok/
Penulis: Anabel Hilary
Editor: Adil Salvino
TAG: #aspirasi #pemerintahan #politik #