Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
retorika.id—Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring berkembangnya penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox. Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi terutama di bagian terpencil Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia. Bisa ditularkan melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa hewan yang terinfeksi.
Karena sumber penularannya dari hewan, hanya sedikit kasus cacar monyet yang ditularkan dari manusia ke manusia. Jikapun ada, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.
Monkeypox adalah penyakit langka yang pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Maka dari
itulah, penyakit ini diberi nama monkeypox atau cacar monyet.
Sementara itu, kasus cacar monyet pertama pada manusia diketahui terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar.
Sejak saat itu, cacar monyet dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah maupun di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor di Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.
Saat ini penyakit cacar monyet menjadi masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia di tengah Covid-19 dan virus hepatitis akut. WHO mencatat lebih dari 140 kasus suspek dan terdeteksi di sejumlah negara di Eropa, Amerika, dan Oceania pada Mei 2022.
WHO menulis bahwa penularan pada manusia sangatlah terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antarmuka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya hanya menular kepada anggota keluarga.
Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.
Tidak ada perwatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi virus cacar monyet. Namun wabah dapat dikendalikan. Kemenkes meminta masyarkat tidak perlu panik dengan pemberitaan mengenai adanya penyakit cacar monyet yang kemungkinan dapat masuk ke Indonesia . Masyakat dihimbau untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan seperti cuci tangan dengan sabun.
Selain itu mencegah terkena cacar monyet yakni menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, serta menghindari kontak dengan hewan liar atau menkosumsi daging yang diburu dari hewan liar. Sarung tangan dan pakaian pelindung perlu dikenakan saat menangani hewan sakit atau jaringan yang terinfeksi.
Kemenkes sudah menyiapkan Surat Edaran (SE) untuk meningkatkan kewaspadaan di wilayah dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Di samping itu, Kemenkes juga akan melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian mobil monyet dengan menyesuaikan situasi dan perkembangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berisi tatalaksana klinis, komunikasi risiko dan pengelolaan laboratorium.
Walaupun belum terdeteksi di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Apalagi cacar monyet pada anak-anak seringkali terjadi lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si kecil yang tidak sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini.
Umumnya, kelompok yang lebih rentan terhadap monkeypox adalah mereka yang berusia lebih muda. Di Afrika dan negara lainnya, kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Terkait langkah untuk mencegah infeksi virus monkeypox dapat dilakukan melalui cara berikut:
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati.
- Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang digunakan penderita.
- Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
Meskipun cacar monyet hingga Mei 2022 belum ditemukan di Indonesia, tetapi tercatat sejumlah negara, termasuk negara tetangga yaitu Singapura melaporkan kejadian kasus ini. Tercatat negara-negara di luar Afrika yang muncul kejadian monkeypox adalah Amerika Serika, Inggris, Israel, Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Austria.
Penulis : Mei Nurkholifah
Penyunting: Kadek Putri Maharani
Referensi:
Mahendra, Mario. (2022). Cacar Monyet (Monkeypox): Gejala, Cara Penularan, dan Pencegahan. Dikutip dari https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/cacar-monyet pada 30 Mei 2022
RSUD Tulungagung. (2022). Wabah Cacar Monyet: Berikut Gejala dan Bahayanya Jika Tertular. Dikutip dari https://rsud.tulungagung.go.id/wabah-cacar-monyet-berikut-gejala-dan-bahayanya-jika-tertular/ pada 31 Mei 2022
TAG: #lingkungan # # #