» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Mild Report
Pandemi Covid-19 Belum Usai, Muncul Virus Marburg di Afrika
28 Agustus 2021 | Mild Report | Dibaca 1838 kali
Pandemi Covid-19 Belum Usai, Muncul Virus Marburg di Afrika: sumber: Foto: TRIBUNNEWS.COM
Afrika sedang dilanda musibah dengan kemunculan virus marburg yang memiliki tingkat kematian tinggi. Virus ini menjadi ancaman bagi kesehatan penduduk Afrika karena di satu sisi pandemi Covid-19 belum tertangani secara maksimal. Penularannya pun tidak mengenal sub umur dan sampai kini tidak ada vaksin atau obat untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi.

retorika.id- Afrika merupakan benua terbesar kedua setelah Asia yang identik dengan julukan a land of great diversity karena memiliki keragaman struktur tanah, alam, flora, fauna hingga kebudayaannya. Yang luasnya sekitar 30.37 juta km persegi dengan populasi penduduk sekitar 1,37 miliar jiwa.

Belum lama ini, Afrika sedang dihebohkan dengan kemunculan virus Marburg yang terdeteksi di Republik Guinea. Kabarnya virus ini sama seperti Ebola yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Virus ini menjadi ancaman besar bagi kesehatan penduduk Afrika sekaligus menjadi tantangan yang berat bagi pemerintahan.

Padahal pandemi Covid-19 di negara tersebut belum tertangani secara maksimal, tentunya kemunculan virus ini membuat kekhawatiran banyak orang.

Asal Mula Virus Marburg

Sebenarnya virus ini telah menyebabkan wabah sejak tahun 1967, dimana awalnya sebuah laboratorium yang pekerjanya telah melakukan kontak dengan monyet hijau yang telah terinfeksi. Sesaat setelah itu wabah lain pun turut dilaporkandemam berdarah di Beogard, Siberia, Marburg dan Frankfurt, Jerman. Saat itu sebanyak 31 orang jatuh sakit dan tujuh orang meninggal.

Inang dari virus ini adalah Kelelawar buah asal Afrika, Rousettus aegyptiacus. Kelelawar itu membawa virus namun tidak menunjukkan tanda atau gejala penyakit. Buruknya, virus tersebut menular ke primata maupun manusia, sehingga akan mengalami sakit yang serius.

Pendeteksian virus ini dapat melalui serangkaian tes seperti antibodi terkait enzim immunosorbent assay (ELISA),  tes deteksi antigen, tes netralisasi serum, tes RT-PCR dan Isolasi virus dengan kultur sel.

Bahaya Virus


Marburg

Virus marburg disinyalir sangat berbahaya karena berpotensi besar menyebabkan kematian. Masa inkubasinya pun bervariasi dari 2-21 hari, penyebarannya melalui manusia ke manusia lainnya dari kontak langsung dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi serta dengan permukaan dan bahan.

Dampak dari infeksi, mulai dari demam tinggi, sakit kepala,  dan malaise. Bahkan juga dapat mengalami diare yang kronis, sakit perut disertai kram, mual dan muntah yang terjadi pada hari ketiga setelah terinfeksi. Pada gejala demam bahwasanya disebabkan oleh keluarga virus yang berbeda seperti Arenaviridae, Bunyaviridae, Filoviridae, dan  Flaviviridae. Namun untuk virus marburg ini tergolong  sebagai Filoviridae.

Kemudian pada fase ini, orang yang terinfeksi mengalami perubahan raut maka yang mana terlihat cekung, dan mengalami kelesuan. Teruntuk badan juga muncul ruam tanpa disertai gatal-gatal. Sedangkan dengan gejala berat dapat terjadi setelah hari ketujuh, yang mana dapat terjadi pendarahan baik di hidung, gusi maupun area organ kelamin.

Kabar buruknya virus marburg juga berdampak pada sistem saraf pusat yang berpotensi orang terinfeksi mengalami kebingungan, emosional dan agresif. Pada hari ke-15 bahwasanya orang yang terinfeksi juga memiliki kemungkinan untuk mengalami orchitis atau radang testis. Selain itu pada kasus yang fatal akan berujung kematian yang dapat terjadi pada hari ke-8 atau ke-9 yang mana ditandai dengan banyak kehilangan darah.

Virus ini bisa menyerang siapapun tidak ada sub umur tertentu, ditambah tidak adanya vaksin atau obat untuk mencegah maupun menyembuhkan orang yang terinfeksi virus marburg, namun rehidrasi dengan teknik oral atau intravena bisa meningkatkan peluang hidup orang yang terinfeksi, selain itu penggunaan eksperimental obat antibody monoklonal kabarnya juga mampu membantu orang yang terinfeksi untuk dapat bertahan hidup.

Potensi Penyebaran Virus Marburg

Sejauh ini, semenjak diumumkannya terdapat virus marburg, WHO telah memberikan peringatan keras dan memerintahkan bahwa penyebaran virus di Afrika harus segera dihentikan karena ditakutkan akan menjadi epidemi seperti virus Ebola bahkan Covid-19.

Sebab virus ini memiliki potensi penyebaran yang luas dan jauh sehingga membuat kekhawatiran banyak pihak. Dan yang perlu dipersoalkan adalah pandemi Covid-19 belum usai, sejumlah negara pun masih berupaya menekan laju penyebaran virus dengan berbagai kebijakan.

Setiap hari kita semua menyaksikan banyaknya orang yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19, bahkan terdapat mutasi Covid-19 yang lebih ganas. Jadi kemunculan virus ini tentunya perlu diwaspadai oleh banyak negara. Apalagi pemerintah Afrika juga harus berupaya menekan laju penularan. Karena marburg ini diklaim lebih infeksius dibanding Covid-19.

Salah satu penyebaran virus ini tidak terlepas dari adanya mobilitas sosial, namun di masa pandemi ini seperti yang diketahui bahwasanya aktivitas masyarakat itu menurun. Jadi kecil kemungkinan virus ini menyebar, jika ditilik di Indonesia saat ini masyarakatnya menerapkan gerakan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Membatasi mobilisasi dan interaksi langsung).

 

Penulis: Dina Marga
Editor: Adiesty Anjali

 

Referensi:

Rosa, M. C. (2021, 14 Agustus).Waspada Bahaya Virus Marburg, Kenali Apa Itu dan Gejalanya. Diperoleh dari: https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/14/064500265/waspada-bahaya-virus-marburg-kenali-apa-itu-dan gejalanya?amp=1&page=2&jxconn=1*1wnxbf6*other_jxampid*NEVDYUlydEJyaXdQYVNJdnJfZWZhYVI4TVpVaUxkOEVsYVhDdEdRSlFCdkVldXJQclZXbTZab2t6S3EyaE50Yg  (diakses 25 Agustus 2021)

Surya, G. (2021, 9 Juni). Mengenal 7 Benua di Dunia, dari Luas Wilayah hingga Populasinya. Diperoleh dari: https://www.kompas.tv/article/181680/mengenal-7-benua-di-dunia-dari-luas-wilayah-hingga-populasinya (diakses 24 Agustus 2021)

Varwati, L. (2021, 13 Agustus). Fakta Virus Marburg: Kapan Pertama Kali Muncul dan Cara Penularannya. Diperoleh dari: https://www.suara.com/health/2021/08/13/062046/fakta-virus-marburg-kapan-pertama-kali-muncul-dan-cara-penularannya?page=all (diakses 26 Agustus 2021)

Virdhani, M. H. (2021, 12 Agustus). Covid-19 Belum Usai, Muncul Virus Marburg, Terinfeksi Bisa Meninggal. Diperoleh dari: https://www.jawapos.com/internasional/12/08/2021/covid-19-belum-usai-muncul-virus-marburg-terinfeksi-bisa-meninggal/. (diakses 24 Agustus 2021)


TAG#lingkungan  #lpm-retorika  #  #