» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Mild Report
Gelombang Kedua Covid Menghantam India
29 April 2021 | Mild Report | Dibaca 1715 kali
Gelombang ke-2 Covid-19 Menghantam India: - Foto: Kompas.com
India sedang menghadapi tsunami Covid-19 dengan varian baru B1617, jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal semakin mengkhawatirkan. Tenaga medis India kewalahan menangani banyaknya jumlah pasien, rumah sakit kekurangan persediaan oksigen, ventilator, serta alat medis lainnya. Dalam hal ini, dunia internasional merespons cepat kondisi di India dengan mengirimkan peralatan medis yang dibutuhkan.

retorika.id- India saat ini menjadi pusat perhatian dunia global akibat kemunculan mutasi Covid-19. Jumlah orang yang terinfeksi semakin banyak dan angka kematian terus melonjak. Varian virus baru ini terdeteksi ketika musim gugur di India, WHO memberi nama B1617 atau disebut "mutan ganda," para ahli memperdebatkan apakah mutasi ini lebih  menular atau mematikan

Terhitung pada Senin (26/04) jumlah orang yang terinfeksi mencapai 352.991 kasus dengan kematian 2.812 jiwa. Kondisi ini sungguh mengkhawatirkan, pihak rumah sakit pun kewalahan  menghadapi pasien yang terinfeksi Covid-19, peralatan kesehatan semakin menipis hingga kehabisan tabung oksigen.

Risiko Mutasi Covid-19

Kelompok SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG) di bawah Kementerian Kesehatan India melakukan uji coba untuk memetakan kode genetika satu organisme atas sampel yang ditemukan.

Pada dasarnya, mutasi dalam virus adalah suatu hal yang biasa, tetapi terdengar menakutkan saat terjadi pada Covid-19. Para Ilmuwan di India sedang sibuk mencari jawaban apakah lonjakan Covid-19 akibat dari mutasi ganda, namun memang ada kemungkinan demikian.

Proses identifikasi terus berjalan agar dapat menemukan titik terang untuk pemerintah mengenai langkah-langkah konkret yang hendak dilakukan untuk menekan lonjakan Covid-19. Terkait vaksin bahwasanya bila diperlukan akan ikut serta dimodifikasi untuk mengatasi mutasi Covid-19.

Varian baru virus dari India ini telah diketahui sudah menyebar ke negara lain,seperti Jerman, Belgia, Inggris Raya, Amerika Serikat, Australia, dan Singapura

Dalam varian India, protein lonjakan memungkinkan virus masuk ke tubuh manusia dan menginfeksi. Apabila lolos dari antibodi ataupun dengan seseorang yang tidak memiliki antibodi, virus ini dapat menyebar dengan cepat.

Bagi yang pernah terkena


Covid-19 atau yang sudah melakukan vaksin juga memiliki risiko terhadap varian baru ini, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan.

Kondisi Negara India

Semenjak Covid-19 mulai mereda pada Desember 2020, para pemangku kebijakan dan warga mengendurkan kewaspadaan dengan tidak menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Berbagai kegiatan pun digelar sehingga berdampak pada terjadinya kerumunan. Hal inilah yang mengakibatkan Covid-19 mulai merajalela.

Melansir dari laman kompas.com bahwa Jasarevic sebagai Juru Bicara WHO pada Selasa (27/04) memberikan peringatan keras kepada India bahwa jangan berpuas diri terhadap keberhasilan dalam menangani Covid-19 pada waktu lalu.

Layanan kesehatan di India semakin rapuh kehilangan proposional dan keseimbangannya, sebab para tim medis mulai kelelahan baik secara fisik maupun mental, serta kekurangan dana dalam menangani banyaknya pasien yang terinfeksi Covid-19. Kabar buruknya India saat ini menjadi episentrum baru Covid-19 melampaui Amerika Serikat.

Delhi merupakan wilayah dengan kondisi terburuk dengan kasus harian 24.331 dan 348 kematian pada Jum’at (23/04). Disusul Kota Rajkot  yang turut dikabarkan pada Minggu (25/04) sekitar 285 orang meninggal. Mengingat mayoritas warga negara India beragama Hindu, maka proses penanganan jenazah dengan cara dikremasi.

Untuk membakar jenazah dibuat tempat kremasi darurat di area terbuka,  Krematorium di Kota Delhi pun juga mendirikan tempat pembakaran baru di area taman. Persediaan kayu bakar yang awalnya digunakan untuk dua bulan ke depan harus habis dalam jangka waktu 10 hari terakhir semenjak kasus Covid-19 melonjak.

Bantuan Dunia Internasional untuk India

Akibat krisis Covid-19 banyak bantuan berdatangan di India, di antaranya dari  Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Uni Eropa, Pakistan, Arab Saudi, WHO, dan sebagainya. Amerika melalui Menteri Luar Negeri, yakni Anthony Blinken diketahui telah menyiapkan bahan baku untuk pembuatan  vaksin Covishield, mengirimkan alat terapi, alat uji cepat,dan ventilator.

Kemudian, dari Inggris melalui Perdana Menteri Borris Johnson mengirim 600 peralatan medis termasuk ventilator dan oksigen. Pihak Prancis mengirimkan 8 generator oksigen yang mana setiap generator mampu membantu mengurangi beban rumah sakit dengan kapasitas 250 tempat tidur, selain itu juga turut mengirimkan ventilator.

Di satu sisi Menteri Luar Negeri Jerman yakni Haiko Maas juga akan mengirimkan ventilator dan oksigen ke Delhi. Uni Eropa bergerak cepat dalam menanggapi kebutuhan india berupa oksigen dan obat-obatan. Tetangga India yakni Pakistan juga telah menawaran bantuan  serta menghimpun doa bagi rakyat India.

Disusul bantuan dari Arab Saudi yang mengirimkan pasukan oksigen hasil kerja sama dari  konglomerat India, Adani Group dan perusahaan kimia multinasional inggris sebanyak 80 metrik ton.

WHO sebagai organisasi kesehatan dunia turut mengirimkan ribuan oksigen, rumah sakit lapangan bergerak prefabrikasi dan suplai laboratorium. Sekitar 2.600 staff juga diterjunkan unuk membantu tenaga medis India.

Respon Indonesia

Indonesia turut berduka atas lonjakan kasus Covid-19 di India, tetapi belum lama ini banyak Warga Negara India masuk ke Tanah Air, padahal India sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

Sebenarnya, Pemerintah Indonesia tidak melarang Warga Negara India masuk ke Indonesia lantaran memenuhi kriteria sebagai Warga Negara Asing. Para Warga Negara India memiliki kartu izin tinggal terbatas sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Covid-19.

Meskipun telah dibuktikan dengan surat negatif Covid-19, realitanya setelah diperiksa ulang pada Selasa (27/04) terdeteksi 10 orang dinyatakan positif Covid-19 dengan varian baru B117 bukan B1617 dari India.

Menghadapi situasi  tersebut, Kementerian Kesehatan Indonesia pun bergerak secara sigap melakukan pengawasan secara ketat dan memberlakukan karantina bagi Warga Negara India diikuti pemeriksaan test PCR dua kali. Melihat potensi bahaya virus, Pemerintah Indonesia sedang membahas rencana pelarangan sementara Warga Negara India masuk ke Indonesia dan mulai meningkatkan kewaspadaan.

 

Penulis: Dina Marga

Editor : Sindhie Ananda Dwianti

 

Referensi:

Ansori, A. N. 2021. HEADLINE: 10 Orang Positif Varian COVID-19 Seperti di India, Bagaimana Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan? Retrieved from liputan6.com: https://www.liputan6.com/health/read/4543189/headline-10-orang-positif-varian-covid-19-seperti-di-india-bagaimana-indonesia-tingkatkan-kewaspadaan

Mundasad, S. 2021. Covid-19: 'Mutasi ganda' varian virus corona ditemukan di India. Retrieved from bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56513866

Saptoyo, R. D. 2021. Situasi India Saat Ini: Orang-orang Sekarat, Kondisi Tak Terkendali. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/26/134054365/situasi-india-saat-ini-orang-orang-sekarat-kondisi-tak-terkendali?page=all


TAG#lingkungan  #pemerintahan  #  #