Organisasi mahasiswa Society of Renewable Energy (SRE) Unair telah resmi diluncurkan pada Sabtu (6/2/2021). Mengawali perjalanannya, SRE Unair mengadakan webinar yang bertajuk "Renewable Energy Development: Catalyst for Sustainable Economic Growth in East Java" guna mengingatkan potensi EBT. Webinar ini diadakan melalui platform Zoom Meeting dan live streaming di kanal YouTube SRE Nasional.
retorika.id- Sabtu (06/02), Society of Renewable Energy (SRE) Unair menyelenggarakan acara webinar sekaligus peluncuran organisasi bertajuk "Renewable Energy Development: Catalyst for Sustainable Economic Growth in East Java" pada pukul 09.00 WIB.
SRE Nasional merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak dalam bidang pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Sebagai salah satu organisasi student chapter dari SRE Nasional, SRE Unair bersama dengan 25 kampus lainnya di seluruh Indonesia hendak mengingatkan potensi EBT dalam webinar kali ini.
Sesi diskusi dimulai dengan pemaparan oleh Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si (Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community
Development Universitas Airlangga). Melalui pemaparannya, Prof. Nyoman mengedukasi audiens bahwasannya sumber energi baru dan terbarukan (EBT) ini bersifat ‘given’, atau ‘pemberian’, yang dapat dikembangkan lebih dalam melalui riset ilmiah.
Berlanjut ke dalam sesi talk show, diskusi dilanjutkan bersama Pamela Simamora (Research Coordinator of Institute for Essential Services Reform) dan Zagy Yakana Berian S. T (Founder Society of Renewable Energy).
Dalam kesempatan tersebut, Pamela menggarisbawahi alasan energi fosil yang menipis tidak bisa digunakan sebagai alasan mengapa kita harus beralih ke EBT. Menurutnya, lebih baik energi fosil yang masih ada untuk tetap disimpan dalam bumi. Sehingga tidak menyebabkan lebih banyak dampak lingkungan yang disebabkan akibat penggunaan energi fosil.
Pamela juga sempat menyinggung bahwa target yang dipatok Provinsi Jawa Timur, bahwa produksi EBT pada tahun 2025 dapat tercapai 17% dan meningkat menjadi 19,6% pada tahun 2050, masih sangat kurang. Padahal Jawa Timur memiliki potensi yang cukup untuk meningkatkan target tersebut.
Dilanjutkan oleh Zagy Yakana, ia menekankan bahwa isu EBT ini tidak bisa hanya menjadi perhatian oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan teknik. "Renewable Energy itu nggak cuma buat anak teknik, tapi untuk semua kalangan. Karena kita nggak bisa gitu kan ngomongin teknik doang di satu sisi." ujarnya.
Prisheila Putri Wardhani, Presiden SRE Unair, menyebutkan bahwa isu pengembangan energi baru dan terbarukan merupakan isu yang sangat sentral karena berkaitan dengan pelbagai sektor kehidupan. Tidak hanya sektor teknologi, melainkan juga sektor politik, hukum, dan ekonomi.
Hal tersebut melatarbelakangi pembentukan organisasi SRE Unair. Dalam sambutannya, Prisheila berharap bahwa organisasi yang dipimpinnya dapat memfasilitasi para mahasiswa Unair untuk berkontribusi aktif dalam menghadapi isu serta memberikan solusi atas problematika pengembangan energi baru dan terbarukan.
Penulis: Ariel Syalia P. dan Nadia Salma A.
Editor: Aisyah Amira Wakang
TAG: #aspirasi #gagasan #lingkungan #universitas-airlangga