» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Liputan Khusus
Manifesto Unair Memanggil, Kecam Tindakan Pelemahan Demokrasi
05 Februari 2024 | Liputan Khusus | Dibaca 911 kali
Civitas akademika Universitas Airlangga (Unair) mengungkapkan kekecewaan terhadap praktik demokrasi di Indonesia pada Senin (5/2/2024). Dalam aksi bertajuk “Unair Memanggil” tersebut, para dosen dan guru besar mengecam tindakan aparat-aparat negara yang dianggap melemahkan demokrasi.

retorika.id - Civitas akademika Universitas Airlangga (Unair) menggelar ajakan pernyataan sikap bertema "Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik," pada Senin (5/2/2024). Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 orang ini digelar di depan Sekolah Pascasarjana Kampus B Universitas Airlangga.

Acara dimulai pada pukul 10.30 oleh Moch. Yunus, dosen Hubungan Internasional Unair. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Airlangga. 

Acara dilanjutkan dengan pembacaan manifesto oleh Prof. Hotman, Guru Besar Sosiologi FISIP Universitas Airlangga. Manifesto tersebut memiliki 4 seruan, yaitu mengecam segala bentuk pelemahan demokrasi, mendesak aparat-aparat


negara untuk menghormati hak-hak sipil untuk berpolitik, mendesak penyelenggaraan pemilu yang luberjudil, dan mengecam segala bentuk intimidasi pada mimbar-mimbar akademik perguruan tinggi. 

“Kami melihat bahwa kami dari pihak akademisi, profesor, dan alumni memiliki kebebasan dan hak untuk menggunakan mimbar akademik,” tegas Airlangga Pribadi Kusman, dosen Ilmu Politik Unair. “Kami sejatinya sedang merawat tradisi bangsa. Kami tidak berhubungan dengan politik partisan. Jangan sampai kita kembali ke zaman kegelapan."

Ia turut menyatakan pendapatnya mengenai penyimpangan etika politik. "Kondisi politik saat ini. Penyimpangan etika republik yang luar biasa, kita bukan kerajaan, bukan monarki. Konsekuensinya, tidak diperkenankan mereka yang punya mandat kekuasaan memberikan dukungan terhadap keluarga yang menyimpang dari kepentingan bersama. Hal ini menunjukkan, sikap yang tidak tegas dari presiden." 

Dilanjutkan dengan orasi oleh Tuffa, Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga. “Integritas lembaga (negara -red) belum maksimal. Kita menginginkan pemilu yang adil. Kita mendambakan pemilu yang jujur,” ujarnya. 

Dirinya juga mengatakan bahwa mahasiswa dan akademisi sudah seyogyanya memposisikan dirinya sebagai kritikus. “Kepentingan mahasiswa adalah kepentingan rakyat!”

Perwakilan Ikatan Alumni Universitas Airlangga, Teguh Prihandoko, juga angkat bicara. "Kita masih beruntung. Lihat Herman dan Bimo. Kita masih berjuang untuk mereka,” pungkasnya dengan berapi-api. “Reformasi harus tetap digerakkan. Alumni Unair tetap mempertanyakan.”

Kepala Departemen Ilmu Politik, Dwi Windyastuti, turut menyampaikan orasi. "Kita harus menjadi insan politik yang beradab.”

Moh. Yunus menutup acara ini dengan pernyataan sikap tidak akan diam dengan segala bentuk kecurangan demokrasi. "Kami sepakat kami tidak akan diam. Reformasi belum genap 30 tahun. Apa kita mau kembali? Kita mau mengulang kembali? Kita ingin demokrasi yang sehat."

Penulis: Vraza Cecilia dan Pinkan Ayu Novita

Editor: Jingga Ramadhintya


TAG#aspirasi  #demokrasi  #demonstrasi  #dinamika-kampus