Pihak BEM FEB pada Sabtu (26/11/22) lalu menggelar acara TEDxUniversitasAirlangga 2022. Mereka mengusung tema “Epiphany on Ephemeral: Kita sudah tahu, hidup itu dinamis dan hal-hal yang tidak bertahan selamanya adalah fanaâ€.
Retorika.id - Nanizar Hall yang gelap pada hari itu dipenuhi dengan para peserta yang terlihat fokus memperhatikan para enam pembicara yang berorasi di atas panggung. Mengeluarkan uang untuk membayar tiket, mereka berpatisipasi dalam acara ini bukan hanya untuk melihat pertunjukkan, masing-masing peserta mengikuti acara TedxUniversitas Airlangga 2022 dengan motivasi yang berbeda.
Salah satunya adalah Aji Said M Iqbal Fajri (24), peneliti di Institute of Advanced International Studies di kota Paris, Perancis. Ia datang ke acara ini dengan tujuan mendapatkan insight atau wawasan dan motivasi baru untuk melawan quarter-life crisis yang ia alami.
“Insight untuk productivity iya,” ujarnya ketika diwawancarai oleh pihak Retorika pada Sabtu (26/11/2022) lalu. “Kalau masa perkuliahan akhir, sampai masa early career itu biasanya kita mengenal masa yang namanya quarter life
crisis, yang kita itu nggak tau mau ke mana. Banyak sih tadi quote-quotes-nya yang mengingatkan untuk ‘oh ya udah jangan nyerah dulu gitu. Masih banyak yang bisa kita lakukan,”
Setiap orang tentu melewati masa-masa bahagia atau kehilangan, sebab hal itu merupakan bagian dari pasang surutnya hidup. Kisah itulah yang ingin diberikan kepada peserta TEDxUniversitasAirlangga 2022.
Executive Produser Benedikta Tiara mengatakan, acara tersebut tidak digelar dengan harapan muluk-muluk pada peserta. Setidaknya mereka sadar tentang pentingnya hidup di tengah ketidakpastian itu. Dan bagaimana mereka memahami fleksibilitas dalam hidup. Tema ini tidak terlepas dari fenomena pandemi Covid-19 yang kita hadapi sejak awal 2020 di Indonesia.
“Dari aku pribadi mencoba berpikir ulang, berkontemplasi bahwa hal tersebut sudah pernah kita lakukan di kehidupan sebelumnya. Dan itu kedepannya akan terjadi. Sama seperti sebelumnya, yang sudah dibilang speaker tadi, bahwa ketidakpastian itu sesuatu yang pasti karena kita akan selalu menghadapinya,” ujar Benedikta yang akrab dipanggil Anne.
Dengan acara ini, peserta diharapkan dapat mengambil nilai dari tema di atas. Hal ini juga yang dirasakan oleh Aji Said M Iqbal Fajri selaku peserta.
Salah satu kutipan yang ia suka adalah ungkapan dari Chairman of Artax, Sunarto.
“Nggak ada yang pasti dalam kehidupan. Yang pasti itu cuman ketidakpastian. Itu sama banget kayak fase quarter life of crisis. Nggak ada yang tahu kita mau ngapain, semuanya gelap gitu. Tapi ya kita harus bisa adaptasi dengan perubahan itu,” imbuh mahasiswa yang baru lulus S2 di Perancis tersebut.
Selain Chairman of Artax Sunarto, hadir juga Founder @Edutrans.id Hendi Pratama, Obstetricians and Gynecological Oncologists Dr. dr, Brahmana Askandar T, serta Adult Clinical Psychologist Annisa Axelta selaku pembicara.
Selain itu, ada pembicara lokal yang merupakan alumni mahasiswa Universitas Airlangga fakultas kedokteran. Yakni, Annisa Salsabilla dan Roy Novri.
Topiknya terbagi dalam tiga sesi. Yaitu "Health as The Basic of Human, Education as The Pillar of Life, dan Trust The Possibility in Work-Life."
Anne berharap dengan topik yang disajikan, para peserta dapat menyalurkan manfaat yang mereka dapatkan dalam acara tersebut. Misalnya, menyebarkan informasi ke orang-orang terdekat atau lewat media sosial yang dimiliki.
“Harapannya, di seratus seat ini nggak hanya temen-temen fokus untuk pribadi saja, karen sharing is caring.” Ungkap Anne.
Selain mengikuti talkshow, peserta juga bisa melihat art exhibition di pintu masuk Nanizar Hall, Fakultas Farmasi, Kampus C Universitas Airlangga.
Penulis: Aisyah Amira Wakang, Ega Putra
Editor: Jingga Ramadhintya
TAG: #aspirasi #event #gagasan #humaniora