» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Liputan Khusus
Pengakuan Wakil Presiden BEM Unair 2021 atas Ketidakterlibatannya dalam Persoalan Jaket
19 Juni 2021 | Liputan Khusus | Dibaca 2310 kali
Pengakuan Wakil Presiden BEM Unair 2021 atas Ketidakterlibatannya dalam Persoalan Jaket: - Foto: DOKUMENTASI PRIBADI/NajmahRindu
Dalam forum audiensi Dewan Legislatif Mahasiswa yang diadakan pada (18/06), Risyad selaku Wakil Presiden BEM Unair berulangkali menegaskan bahwasanya ia tidak terlibat dengan masalah dugaan penyalahgunaan dana dan penggarapan jaket. Ia juga tidak tahu-menahu perihal peminjaman uang ke Dirmawa, sampai pada akhirnya Alaq dan Risyad melakukan cross check dengan mendatangi Dirmawa Unair untuk memperoleh informasi yang sebenarnya.

retorika.id-Ketidakhadiran Muhammad Abdul Chaq atau biasa disapa Chaq yang menjabat sebagai Presiden BEM Unair dan juga Zinedine selaku Inspektorat Jenderal BEM Unair membuat forum audiensi Dewan Legislatif Mahasiswa terkait penggelapan dana jaket  dipending untuk sementara waktu. Padahal, sebelumnya forum telah ditunda yang semula akan dimulai pukul 18.00 WIB tetapi diundur sampai sekitar pukul 21.00 WIB.

Akhirnya, Risyad Fahlefi selaku Wakil Presiden BEM Unair menampakkan diri di layar Zoom Meeting, sedangkan Chaq  tidak dapat menghadiri forum karena sedang mengikuti acara dengan Dikti di Jakarta.

Dalam forum audiensi tersebut, dipandu oleh Nur Sahila selaku Ketua DLM Unair 2021 dengan baik dan terarah. Sahila juga memantik forum audiensi dengan mengajukan pertanyaan kepada Risyad mengenai keterlibatan dan mengulik informasi-informasi penggelapan dana jaket BEM Unair. Mengingat Risyad juga menjabat sebagai Wakil Presiden BEM Unair yang secara hierarki dekat dengan Chaq.

 “Baru sekarang saya muncul ke permukaan karena saya juga sedang mencari informasi-informasi agar nanti ketika ber-statement dapat memberikan informasi yang lengkap dan komprehensif dan tidak salah kaprah,” tegas


Risyad.

Informasi-informasi yang telah dibawa Risyad sudah dari 2-3 hari yang lalu, mulai dari berkomunikasi dengan Alaq, stakeholder-stakeholder perwakilan dari organisasi eksternal, dan juga Direktur Kemahasiswa Unair.

Risyad menginformasikan lebih lanjut mengenai jaket BEM bahwa pada awalnya secara konsep dilakukan secara terbuka atau open tender kepada mahasiswa yang memiliki bisnis konveksi. Alaq sebagai Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair berkomunikasi dengan Risyad perihal adanya beberapa pihak yang menawari tender penggarapan jaket. Namun, pada akhirnya pilihan tertuju usulan Zinedine yang merekomendasikan temannya, Widhi salah seorang Mahasiswa Vokasi Universitas Airlangga dengan beberapa pertimbangan.

“Alaq melanjutkan obrolannya kepada saya, bahwasanya Alaq memberikan tender ini kepada Widhi karena ada informasi bahwa nanti mas Risyad bakal ‘dikasih’, Mas Ardi salah satu Menko BEM Unair juga ‘dikasih’ dan para ‘petinggi’ lainnya  juga. Dalam arti nanti ada bagi bagi dan lain sebagainya. Alaq merasa ada arahan atau instruksi untuk mengambil atau menyerahkan tender jaket tersebut. Walaupun mungkin harganya Rp15.000 – 20.000 lebih mahal dibanding yang lainnya,” jelas Wakil Presiden BEM Unair, Risyad Fahlefi.

Dibulan Maret hingga April, Risyad mengatakan bahwasanya tidak tahu-menahu perihal penggarapan jaket BEM Unair. Dikarenakan ia sudah mempercayakan sepenuhnya kepada Alaq terkait program kerja tersebut. Berjalan ke bulan Mei, timbul permasalahan terkait jaket,  Alaq sering berkomunikasi dengan Chaq dan Zinedine sebagai narahubung vendor karena Alaq sendiri belum mendapat  jawaban yang memuaskan dari yang bersangkutan.

Didalam forum, Risyad telah berulangkali menegaskan bahwa dia tidak terlibat dalam penggarapan jaket BEM Unair. Terkait skema peminjaman uang ke Direktur Kemahasiswaan, itu diketahui setelah banyaknya ketidakberesan yang terjadi, seperti Widhi yang mulai menghilang dan tidak dapat dihubungi.

Risyad juga mengaku kecewa, sebab tidak tahu terkait peminjaman uang ke Direktorat Kemahasiswaan, padahal sewajarnya harus ada komunikasi yang terjalin antara BPH untuk memutuskan  terkait peminjaman uang ke Direktorat Kemahasiswaan.

Terkait hal ini, Risyad mengungkap bahwa ada kabar bahwa dirinya dikehendaki untuk tidak diberitahu dulu terkait peminjaman uang. Di satu sisi Pihak Alaq sebenarnya tidak menghendaki tindakan peminjaman uang ke Dirmawa, sebab  uang Dirmawa sendiri merupakan uang dari para mahasiswa.

Untuk meluruskan dirinya terlibat atau tidak dalam persoalan jaket, Risyad membuktikan dengan sikap dan perilakunya bahwa ketika permasalahan tersebut muncul, ia segera mencari informasi, salah satunya ke Direktur Kemahasiswaan dengan mengajak Alaq  untuk melakukan cross check.

Hasil yang di dapat bahwa Direktur Kemahasiswaan mengatakan bahwa Chaq sebelumnya melakukan silahturahmi, dan mengatakan bahwa Kementrian Ekonomi Kreatif sedang mengalami musibah tertipu vendor sehingga ia mengajukan peminjaman uang. Dari hal ini, pihak Direktur Kemahasiswaan hanya mengetahui ada peminjaman uang dan sudah cair, uang  tersebut  digunakan untuk mengganti uang jaket BEM Unair yang tertipu vendor dan tidak tahu secara mendetail permasalahannya, sebab Chaq tidak menjelaskan secara detail.

Atas kejadian yang menimpa BEM Unair 2021, Risyad berharap agar kasus ini segera cepat selesai dan citra BEM Unair bisa kembali ke marwahnya.

 

Penulis: Najmah Rindu Aisy

Editor: Dina Marga H

 


TAG#bem  #dinamika-kampus  #wisata  #