» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
Wujudkan Persatuan, KAK BEM FISIP UA Gelar Dialog Tematik
24 Agustus 2022 | Info Kampus | Dibaca 1123 kali
Wujudkan Persatuan, KAK BEM FISIP: Suasana dialog tematik KAK BEM FISIP Foto: Dokumentasi pribadi/Dewi Rachmawati
Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Agama dan Kepercayaan BEM FISIP UNAIR menyelenggarakan sebuah dialog tematik luring dengan tajuk “Sinergitas Pancasila dengan Agama dan Kepercayaan”. Acara tersebut tak lain adalah program kerja berkelanjutan yang diharapkan memberi warna baru di wajah kementerian.

Retorika.id - Kementerian Agama dan Kepercayaan (KAK) mengadakan sebuah dialog tematik secara luring yang bertempat di Aula Adi Sukadana Gedung A Kampus B Universitas Airlangga pada Minggu (21/08/2022) lalu. Kegiatan tersebut utamanya membahas topik sinergitas Pancasila dengan isu terkait agama dan kepercayaan. 

Dengan mengundang beberapa pembicara seperti Menteri Agama dan Kepercayaan BEM FISIP UA, Ehren Dean, Hadi Prajoko yang saat ini mewakili delegasi penghayat kepercayaan serta Bambang Budiono yang juga merupakan dosen Antropologi FISIP UNAIR, materi disampaikan secara informatif dengan suasana yang kondusif. Terdapat kurang lebih dua puluh lima peserta yang hadir. Antusiasme mahasiswa baru FISIP 2022 pun juga terlihat di barisan depan sementara hanya ada satu dua mahasiswa lama.

Adapun acara ini diadakan sebagai program kerja berkelanjutan dari BEM FISIP UNAIR dengan nama “Dialog Tematik” sebagaimana disampaikan Rio selaku ketua pelaksana acara saat diwawancarai tim Retorika (Minggu, 21/8). Program tersebut telah menyelesaikan dialog jilid pertamanya pada momentum Hari Raya Waisak lalu dengan tema seputar umat Buddha secara universal. Sementara dialog tematik jilid dua ini mengangkat tema Pancasila yang bertepatan dengan perayaan


kemerdekaan.

Lebih lanjut, Rio juga mengedepankan esensi refleksi atas nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara saat merayakan kemerdekaan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ehren yang resah dengan selebrasi biasa yang itu-itu saja. Harus ada pembeda antara mahasiswa dengan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, setelah dilakukan research dari KAK yang sebenarnya sudah dimulai sejak sebulan lalu atau periode kepengurusan sebelumnya.

“Sama teman-teman kepercayaan di Unair, terus udah ku tanyain juga kebutuhan mereka apa, terus habis itu kiranya apa yang bisa difasilitasi dari Kementerian Agama yang akhirnya terumuslah satu hal yaitu mereka minta adanya ruang untuk dialog,” ujar Ehren.

Ehren Dean sebagai Menteri Agama dan Kepercayaan FISIP saat ini memang ingin menunjukkan wajah baru di kementerian melalui kegiatan seminar atau dialog-dialog bentuk lain yang meskipun bersifat kontroversial namun dapat mengangkat topik yang menjadi pertanyaan khalayak. Hal itu ia rasa lebih baik daripada kementerian yang hanya “terlihat” saat memberi ucapan hari besar keagamaan.

Di samping itu, salah satu peserta yang hadir di acara dialog tematik ini adalah Catarina Putri Amelia. Amel, panggilannya yang saat ini menjabat sebagai ketua SKK FISIP UNAIR bertestimoni bahwa acara dialog ini membawa perspektif baru antara pancasila dan agama. 

“Jadi dari acara ini, kita bisa membawa perspektif baru antara pancasila dan agama, apakah pancasila dan agama itu berjalan beriringan atau bergerak sendiri-sendiri. Dari penjelasan tadi, bagaimana agama tetap diperhitungkan dalam negara tetapi negara juga mempunyai kewenangan sendiri” ucapnya saat diwawancarai Retorika. Harapannya, setiap agama dapat berjalan secara beriringan dan negara dapat memperhatikan kelompok budaya dan kepercayaan. 

Tidak hanya itu, implementasi yang akan Amel bawa dari dialog ini ke SKK FISIP adalah tetap menanamkan nilai-nilai agama sesuai dengan ketentuan negara yang telah ditetapkan. 

“Jadi implementasi yang akan kami bawa ke SKK dari acara dialog ini adalah tetap menanamkan nilai-nilai agama sesuai dengan konteks Pancasila dan Bhineka Tunggal ika. Dari program-programnya yang akan diterapkan, tentu saja SKK akan mengenalkan budaya-budaya Indonesia yang tentunya tidak akan melupakan ajaran agama itu sendiri” tandasnya. 

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa evaluasi yang diberikan baik dari panitia maupun peserta. Rio mengungkapkannya kesannya selama acara berlangsung dari dua sudut pandang.

“Kesan saya dari segi kualitas penyampaian masing-masing pemateri itu sudah menunjukkan bahwa mereka ngerti dengan jelas bagaimana tema kita ini hadir, apa yang mereka bicarakan itu bisa memantik diskusi,” ujarnya. 

Sementara dari segi kuantitas, ia menilai sudah cukup baik sebagai acara offline yang diadakan setelah sekian lama. Meski demikian, ia sedikit menyayangkan kurang banyaknya peserta yang hadir dari BSO maupun KAK sendiri karena harapannya acara ini adalah wadah bertukar pikiran yang ditujukan bagi mereka.

Kendala lain yang dihadapi adalah manajemen tempat sempat berganti. Rio mengatakan bahwa, “Karena ada satu dan lain hal dipindah ke ruang (Adi) Sukadana yang tadinya kita di Ruang Alexa Gedung C.” Hal ini kemudian dikeluhkan oleh satu peserta acara yang kebingungan dengan kejelasan tempatnya. 

“Pak satpamnya aja gak tau tempat gedungnya itu mana. Jadi kita butuh setengah jam untuk ngelilingin fakultas, Kampus B ini,” ujar Diandra, salah satu mahasiswa baru Ilmu Politik angkatan 2022. Namun, ia tetap merasa puas dengan ilmu yang diperoleh terutama isu Pancasila dan kaitannya dengan agama.

Penulis    : Dewi Rachmawati dan Nadif Putra

Penyunting: Kadek Putri Maharani


TAG#agama  #bem  #fisip-unair  #universitas-airlangga