PKKMB Universitas Airlangga resmi dimulai pada 18 Agustus 2022. Suasana yang meriah menunjukkan bahwa para mahasiswa baru menikmati acara yang berjalan sepanjang proses inaugurasi berlangsung. Akan tetapi, kemeriahan ini tentu tak lepas dari berbagai tantangan maupun kesulitan yang dihadapi baik mahasiswa baru maupun panitia.
retorika-id. Pada 18 Agustus 2022, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Airlangga resmi dimulai. Konfigurasi mahasiswa baru yang membentuk nirmana manusia merah putih menjadi pembuka spektakuler.
Dalam kesempatan istimewa ini, Tim Retorika berkesempatan mewawancarai salah satu mahasiswa baru, yakni Ravelia dari Fakultas Vokasi yang senang diberikan kesempatan untuk merasakan ospek secara offline.
“Capek online, terus sekarang tatap muka, jadi kayak senang gitu ketemu banyak orang,” ucap mahasiswi asal Jombang tersebut.
Begitu pun dengan Enggar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, ketika ditanyai perasaannya setelah melalui hari pertama Amerta, Enggar menyatakan bahwa ia benar-benar merasa menjadi mahasiswa setelah bertemu rektor dan dekan.
“Banyak hal yang nggak terduga juga, seperti tadi bikin koreo. (Itu) tadi gak ada di-briefing, jadi kaget, tapi senang sih,” tutur mahasiswa prodi Hubungan Internasional tersebut.
Namun di samping sensasi meriah yang ia paparkan, Enggar juga mengeluhkan waktu dimulainya acara yang dirasa terlalu mundur dari jadwal yang beredar sebelumnya. Para mahasiswa baru telah datang sejak jam enam pagi, akan tetapi acara baru dimulai pukul delapan tiga puluh, sehingga mereka menunggu terlalu lama.
"Biarpun begitu, tapi overall, bagus kok," ujarnya sebagai penutup.
Euforia ospek
offline hari ini turut dirasakan oleh beberapa orang tua murid yang hadir untuk melihat proses inaugurasi, Tim Retorika berusaha mewawancarai salah satu orang tua mahasiswa baru yakni Ibu Yuma yang merupakan orang tua dari dua mahasiswa baru asal Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Sains dan Teknologi Angkatan 2022. Ibu Yuma menyampaikan rasa senangnya ketika anaknya diterima sebagai mahasiswa dari universitas ternama, Universitas Airlangga.
“Orang tua mana pun pasti senang ketika anaknya diterima di perguruan tinggi negeri, apalagi dengan jurusan yang sesuai dengan minat mereka,” orang tua dari mahasiswa kembar tersebut berujar.
Sayangnya, masih ada hal yang mesti dievaluasi menurut beliau. Ibu Yuma mengeluhkan teknis acara PKKMB Amerta, terutama pada saat jam istirahat makan siang mahasiswa baru yang terkesan kurang memenuhi kenyamanan para mahasiswa baru.
“Sebenarnya kasihan juga ya ngeliat mahasiswa baru makan ngemper begini, mungkin kalau boleh bisa disiapkan tempat yang lebih mengutamakan kenyamanan mereka, gak perlu yang mewah tapi paling nggak yang layak, begitu,” tutur Ibu Yuma yang tengah memperhatikan mobilisasi mahasiswa. Memang betul, jajaran mahasiswa baru yang menyantap nasi kotak konsumsi pada waktu istirahat salat dan makan siang terlihat duduk di trotoar kampus sembari mengobrol dan berinteraksi.
Selain mahasiswa baru dan orangtua, Tim Retorika juga berkesempatan untuk mewawancarai salah satu panitia Amerta, yakni Farah Dian. Ketika ditanyai alasan mengapa mahasiswa baru makan di sepanjang trotoar, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya tersebut memaparkan bahwa mengingat Airlangga Convention Centre (ACC) sebagai tempat dilaksanakannya Amerta memiliki pendingin ruangan dirasa tidak memungkinkan bagi para mahasiswa baru untuk makan di sana.
Akan tetapi, Farah tidak menampik bahwa sepantasnya, panitia menyiapkan tempat tersendiri bagi para mahasiswa baru untuk makan.
"Harusnya memang ada tempatnya sendiri, karena mobilisasi juga harusnya dibagi-bagi, tapi situasi yang kayak gini, jadinya malah tercampur-campur," jelasnya.
Ketika dimintai penjelasan soal acara yang dimulai terlambat, Farah menyatakan bahwa ada sesi yang berjalan lebih lama dari seharusnya, sehingga menimbulkan efek domino pada susunan acara yang telah ada.
Farah juga mengungkapkan harapannya bagi para panitia untuk melakukan evaluasi terhadap tantangan-tantangan yang terjadi di hari ini, agar ke depannya acara berjalan dengan lebih baik.
"Dari sudut pandang panitia, memang kekurangan hari ini harus dievaluasi. Soalnya, kalau enggak, ke depannya bisa menjadi masalah," ujarnya sebagai penutup.
Guna mengonfirmasi lebih jauh, Tim Retorika mencoba mewawancarai KOC Amerta, yakni Rizaldy Kurniawan Pratama atau yang kerap disapa Aldy.
Ketika ditanyai pesan dan kesan dalam sudut pandang panitia, Aldy mengemukakan bahwa Amerta hari ini berjalan dengan cukup lancar, melihat respon mahasiswa yang baik dan suasana yang ada sangat riang gembira. Baginya, hal tersebut merupakan hadiah yang membahagiakan bagi para panitia.
“Harapannya, ini bisa berlanjut sampai agenda berikutnya, yakni Amerta Candradimuka tanggal 23 nanti,” ujar mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi tersebut.
Aldy mengungkapkan bahwa tantangan maupun kesulitan yang terjadi di hari ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi para panitia, sehingga nantinya hal-hal tersebut tidak lagi terulang.
Jauh lebih lanjut, Aldy menyampaikan perasaan kagum terutama terkait dengan kepanitiaan yang dinotasikan dengan ajaib menurut Aldy, karena jangka waktu persiapan yang terbilang cukup singkat, yakni dua bulan. Kepanitiaan sendiri dibentuk di bulan Mei, dan persiapan secara resmi dimulai pada bulan Juni.
“Ajaib teman-teman ini untuk bisa mengerjakan tupoksi dan kewajibannya yang telah diberikan selama dua bulan,” papar Aldy dengan perasaan kagum.
Aldy menyampaikan dengan jumlah panitia Amerta yang hampir menyentuh 700 diinterpretasikan sebagai kepanitiaan dengan skala terbesar pertama kali dalam ospek di lingkup Universitas Airlangga. Tentu dengan skala ini, menjadi kesempatan bagi para panitia untuk bisa menjalin silaturahmi dengan berbagai pihak.
“Terkait dengan koordinasi di dalam panitia tentu tak ada gading yang tak retak, tentu ada kekurangan di dalamnya. Tapi melihat hasil hari ini, saya melihat koordinasi di dalam panitia ini cukup baik,” ujar Aldy sembari menutup sesi wawancara pada Amerta Jayendra hari ini.
Penulis: Sindhie Ananda & Fitha Dwi Kartika Yuni
Penyunting: Jingga Ramadhintya
TAG: #dinamika-kampus #event #pers-mahasiswa #universitas-airlangga