
Kuliah di bidang ilmu yang sedikit sekali orang mengenalnya ternyata tidak membuat mahasiswa berkecil hati. Alih-alih mahasiswanya malah malas malasan dan belajar akadarnya, mereka malah punya tekad untuk membalik persepsi masyarakat tersebut. Tentu dengan mengambil setiap kesempatan dari apa yang sudah dipilihnya.
retorika.id - Bisa kuliah di kampus “ternama” boleh jadi hal yang membanggakan, tidak hanya bagi si mahasiswa tetapi juga untuk orang tua. Mungkin juga hal ini berlaku di Unair, mahasiswanya merasa bangga bisa menjadi bagian dari kampus ini. Meskipun begitu, ketika di kampus, perbincangan orang terkait jurusan bisa menjadi hal yang berbeda di dalam kampus. Apalagi bagi mereka yang diterima di jurusan yang kurang diminati dalam pilihan seleksi calon mahasiswa, kadang menimbulkan kekecewaan tersendiri bagi mereka. Tapi begitu, bagi sebagian orang kuliah pada studi yang kurang diminati bukanlah sebuah kesalahan, malah justru menjadi kesempatan tersendiri bagi mereka.
Seperti halnya Irfan Afwandi, mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) ini pada awalnya sempat ragu, apalagi jurusan IIP kurang diminati bagi para pemilih. Hal itu membuatnya ragu pada keputusannya memilih jurusannya
saat ini. Ia waktu itu mengamini pendapat sebagian masyarakat yang memandang rendah dan mengaitkan disiplin ilmu yang dipilih dengan perpustakaan. Dalam hal ini, perpustakaan bagi sebagian masyarakat sama saja dengan kata membosankan.
Setelah bertahan untuk kuliah bertahun-tahun, Irfan mengaku pola pikirnya berubah. Kini baginya IIP merupakan disiplin ilmu yang luas dan dapat diaplikasikan ke dalam banyak bidang pekerjaan. Menurutnya selain sebagai pustakawan, IIP juga berguna dalam pengarsipan dan pengelolaan data, yang pasti dibutuhkan banyak instansi serta perusaahaan.
Setali tiga uang dengan Irfan, Indiharjo Madani yang saat ini menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa IIP, menyatakan bahwa jurusannya jadi alternatif yang menarik bagi sebagian siswa. Ia yang berminat pada bidang Pemograman Teknologi Infofmasi, tetapi karena ganjalan statusnya yang menjadi siswa “IPS”, membuatnya memutuskan untuk memilih IIP, sebab menawarkan mata kuliah yang mengkaji minatnya terkait dunia pemograman.
“Kalau memilih jurusan itu rekomendasi dari kakakku, kakakku kan juga alumni IIP juga tahun 2012 kalau ga salah, pertama aku memang berminat pada jurusan yang ada pemograman, cuma karena aku dari IPS gak memungkinkan masuk teknik informatika jadi aku memilih IIP sesuai rekomendasi kakakku kalau di IIP juga ada mata kuliah pemograman.” terang Indiharjo Madani ketika ditemui di salah satu Galeri di FISIP.
Lebih lanjut menurut mahasiswa yang akrab dipanggil Dani ini, dalam jurusannya menawarkan mata kuliah menurutnya sangat menarik, yaitu beberapa mata kuliah yang mengkaji sistem komputer atau pembuatan aplikasi perpustakaan. Tak berbeda jauh dengan Dani, Irfan yang awalnya sempat ragu dengan pilihannya itupun, mengungkapkan bahwa memang dalam jurusannya dibahas juga permasalahan teknologi digital.
Ia menambahkan, “IIP juga memperlajari ilmu informasinya juga, contoh permasalahan sekarang itu data privasi, kadangkan orang orang jual data, nah itu juga dikaji permasalahannya, jadi gak berkutat di perpustakaan aja.”
Berkaca pada pengalaman keduanya, kuliah di bidang ilmu yang sedikit sekali orang mengenalnya ternyata tidak membuat mahasiswa berkecil hati. Alih-alih mahasiswanya malas malasan dan belajar akadarnya, mereka malah punya tekad untuk membalik persepsi masyarakat tersebut. Tentu dengan mengambil setiap kesempatan dari apa yang sudah dipilihnya.
Seperti pesan Irfan Afwandi yang akan wisuda ini buat untuk mahasiswa baru, “Jangan minder sama anak jurusan lain, justru pada sekarang ini, era sekarang yang serba digital ini, lulusan IIP itu banyak yang membutuhkan lah.”
Penulis: Moch. Khoiruddin
TAG: #dinamika-kampus # # #