
Geliat Pemilihan Ketua BEM Universitas Airlangga masih berjalan. Aula Student Center Kampus C Universitas Airlangga menjadi tempat di mana sidang dijalankan sejak tanggal 22 Maret 2019. Meskipun banyak yang tidak tahu dan tidak kenal siapa perwakilannya, juga kurangnya kepercayaan mahasiswa pada delegasi anggota yang mewakilinya, Sidang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa tetap saja berjalan.
Merujuk pada Peraturan Rektor Universitas Airlangga, NOMOR 07/H3/PR/2011 bahwa pemilihan ketua organisasi mahasiswa Universitas Airlangga dipilih melalui sistem perwakilan. Sebgaimana yang tertera pada Pasal 13 ayat 1 bahwa, “Ketua BEM Universitas dipilih dan ditetapkan oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa.”
Melansir unair.ac.id, Menurut Prof. Dr. Fasichul Lisan, Apt. Rektor waktu itu, pergeseran sistem pemilihan dari langsung menjadi perwakilan ini dilakukan karena kurangnya partisipasi mahasiswa. “Partisipasi mahasiswa hanya sekitar 20%, dan itu tidak mereprensentasikan mahasiswa,” ujar Prof. Fasich.
Juga dalam penetapannya, sebagaimana yang ditetapkan pada ayat 2 yakni, “Pemilihan Ketua BEM Universitas dilakukan secara seleksi melalui uji masyarakat kampus serta uji kepatutan dan kelayakan.”
Namun jika meruntut pada linimasa yang ditetapkan oleh PPK (Panitia Pemilihan Ketua) dari pihak MPM sendiri pada Pemira 2019, ternyata penetapan kedua pihak calon sudah ditetapkan jauh hari sebelum Uji
Masyarakat Kampus. Tentang hal ini, PPK sendiri enggan menanggapi. Juga terkait hal-hal lain, PPK memilih untuk diam dan tidak merasa perlu untuk menanggapi.
Mahasiswa dan Perwakilannya
Dalam survei yang kami lakukan terkait Pemilihan Ketua BEM dan Majelis Perwakilan Mahasiswa, kami mendapati beragamnya tanggapan. Kuisioner ini tersebar pada Mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Angkatan di Unair secara acak via Google Form.
Hasilnya menunjukan bahwa 17,1% Mahasiswa Unair tidak mengerti adanya kontestasi Pemira di Universitas Airlangga. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian Mahasiswa Universitas Airlangga kurang menaruh perhatian pada Pemira BEM Universitas Airlangga. Tidak ada tanggapan dari pihak PPK terkait dengan ketidak-tahuan mahasiswa terkait Pemira BEM Universitas Airlangga.
Mengenai tingkat perkenalan mahasiswa dengan para kandidat, 24,9% responden yang mana mahasiswa, mengaku tidak mengenal siapa saja kandidat yang berkompetisi dalam Pemira BEM Unair. Beriringan dengan itu, 21,8% responden juga tidak mengetahui bahwa Pemira Ketua BEM Universitas Airlangga, dipilih melalui Sistem Perwakilan dengan hak suara yang dimiliki oleh MPM.
Lebih lanjut, 54% responden mengaku tidak mengenal siapa saja perwakilannya di MPM. Tentu hal ini akan sangat berpengaruh pada apresiasi politik serta legitimasi yang didapat dari pihak Ketua BEM yang akan memimpin satu tahun mendatang.
Sejalan dengan hal itu, hanya 9% responden yang mengaku terwakili suaranya oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa. “Karena rawan terjadi money politic dan politik appointee,” tulis salah satu responden dalam borang alasan.
Terkait kepuasan dengan sistem pemilihan seperti ini, responden banyak mengaku tidak puas dengan persentase responden mencapai 90,8%. Ketidakpuasan ini tentu berpengaruh terhadap tingkat kekuatan politik yang diemban mahasiswa dalam melegitimasi pemimpinnya. “lebih berasa kalau one man one vote,” tulis salah satu responden yang tidak setuju dengan sistem perwakilan.
Namun begitu, beberapa responden sepakat dengan sistem pemilihan yang dilakukan saat ini. Seperti yang ditulis salah satu responden, “Mahasiswa udah cuek, yang penting hidup sejahtera gak penting bem.” Juga menurut salah satu responden bahwa, “Memudahkan dalam menjaring aspirasi dari segi waktu.”
Beberapa mahasiswa merasa tidak mendapatkan sosialisasi, “Kurang sosialisasi, menimbulkan kebingungan.” “Saya tidak merasa diinformasikan dari awal,” tulis dua responden berbeda terkait kurangnya sosialisasi oleh PPK dan MPM.
Apalagi menurut mereka Ketua BEM bukan jabatan main-main. Seperti yang ditulis salah satu responden, “…Hanya saja anda harus mengingat dengan jelas bahwa presiden BEM itu bukan pangkat yang main main dan perlu penyeleksian ketat dengan sudut pandang netral menilai mulai cara berdiri, raut muka, cara berbicara dan lain-lain karena ia adalah muka depan unair. Yang akan menjadi visualisasi seperti apa sih unair oleh orang orang diluar sana.”
Penulis : Muhammad Alfi Rahman
TAG: #bem #demokrasi #demonstrasi #fisip-unair