Mungkin aku memang tidak se-goals pria-pria di luar sana. Tapi demi menyenangkanmu, akan kulakukan apapun itu.
retorika.id - Aku ingin mengajakmu kencan. Tapi hemat. Bukan di cafe yang lagi kekinian dengan dinding dan suasana yang aesthetic. Kita bisa duduk di tepi dermaga depan rumahku sambil melihat kapal atau truk pengangkut barang yang lewat. Mungkin nanti jika kepulan asap itu mengotori wajahmu kamu malah tertawa karena baunya yang menyengat itu. Percayalah, tawamu akan membuat asap itu jadi sejuk.
Jika kamu lapar, mungkin aku bisa memberi beberapa opsi
makanan favoritku. Ada sempol yang dagingnya super gede dengan saus kacang yang sangat gurih tepat di sebelah rumahku. Atau kamu memilih makanan berat seperti nasi goreng dengan tauge di atasnya yang bisa kubeli tepat di depan kompleks pintu masuk perumahanku. Oh iya, karena pemiliknya adalah teman sekolah bundaku sendiri jadi selalu memberi aku porsi penuh. Jadi bagaimana? Sungguh kamu tak perlu takut akan gemuk bukan jika kita memutuskan untuk membeli kedua makanan tersebut?
Jika kamu bosan dengan hal di atas, mungkin aku bisa mengajakmu untuk naik ke atas kapal besar yang sudah seperti rumah dengan jemuran dan perabotannya yang lengkap milik tetanggaku itu. Kamu pasti bertanya mengapa kapal ini hanya bersandar selama beberapa minggu ini kita bersama. Pernah aku bertanya itu pada orang tuaku dan jawabannya adalah karena sang pemilik menyayangi kapal tersebut, maka dari itu dia tak ingin kapal itu pergi jauh darinya.
Aku tidak ingin seperti pemilik kapal tersebut. Memilikimu sebagai hartaku yang paling berharga dan tidak membiarkanmu berkelana mengejar mimpimu adalah hal yang egois. Aku ingin kamu berlayar seperti kapal bapak TNI yang gagah itu. Berlayar setiap dua minggu sekali, lalu pulang dengan kerennya selalu mengitari dermaga seperti anak kecil bermain-main di kampung halamannya.
Aku ingin kamu bebas. Tapi tetap mengingatku.
Apa aku tetap egois jika berpikir seperti itu?
Penulis : Fadil Hamdi Rizqi
TAG: #cerpen #karya-sastra #romansa #