Surat Keputusan (SK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang tak kunjung dikeluarkan menimbulkan banyak keresahan dari mahasiswa terkait dengan ketidakpastian pelaksanaan PTM semester genap. Mengingat saat ini terjadi peningkatan virus corona varian omicron, mahasiswa berharap kebijakan dapat menyesuaikan kondisi yang terjadi.
retorika.id- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) diterpa ketidakpastian akan pelaksanaan perkuliahan di semester genap. Meningkatnya virus corona varian omicron menjelang perkuliahan menjadi alasan utama munculnya ketidakpastian ini.
Hal ini membuat mahasiswa khususnya yang berada di luar kota, menjadi bimbang antara pergi ke Surabaya atau tetap berada di rumah. Tentu yang dibutuhkan mahasiswa FISIP ialah kepastian kebijakan pelaksanaan perkuliahan semester genap.
Sebelumnya, melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga nomor 103/UN3/2022 tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Semester Genap Tahun 2022 dengan ringkasan keputusan bahwa Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Semester Genap 2021/2022 dapat di mulai secara luring dengan capaian vaksinasi dosis 2 pada dosen dan tenaga kependidikan di atas 80%, capaian vaksinasi dosis 2 pada warga masyarakat lansia di atas 50% dan mahasiswa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di tingkat kabupaten/kota.
Tanggapan Mahasiswa FISIP Terkait Kebijakan Pelaksanaan Perkuliahan Semester Genap
Mahasiswa FISIP, umumnya menginginkan kampus lebih mengutamakan kesehatan dalam masa pandemi. Mahasiswa berharap kebijakan yang dibuat untuk perkuliahan semester genap bisa disesuaikan dengan keadaan, baik dilaksanakan menggunakan sistem hybrid maupun dilaksanakan secara online kembali.
Rebecca, mahasiswi jurusan Ilmu Politik angkatan 2020 mengutarakan pendapatnya terkait kebijakan perkuliahan.
"Jika kasus
covid cenderung masih meningkat dan fluktuatif, lebih baik PTM ditunda dahulu. Tetapi, jika kasus covid menurun, PTM (khususnya FISIP) bisa diselenggarakan," ucapnya saat di wawancara Tim Retorika pada (15/02/2021).
Selain itu Rizka, mahasiswi jurusan Sosiologi angkatan 2021 turut mengutarakan harapannya di tengah ketidakpastian ini.
“Untuk semester depan, mengingat kasus covid-19 yang meningkat, harapan saya perkuliahan bisa dilakukan secara hybrid. Dengan berbagai persyaratan. Mengingat mahasiswa unair sendiri berasal dari seluruh Indonesia. Dengan keadaan seperti ini, cukup riskan melakukan perjalanan jarak jauh,” ucap Rizka saat dihubungi melalui WhatsApp.
Terlebih lagi menurutnya, seandainya perkuliahan tatap muka semester depan tetap dilakukan secara online, hal tersebut merupakan suatu keputusan yang kurang tepat.
Persiapan yang Dilakukan Mahasiswa Untuk Menanggapi Ketidakpastian PTM Semester Genap
Masing-masing mahasiswa memiliki persiapan yang berbeda untuk menghadapi ketidakpastian PTM. Beberapa mahasiswa luar kota sudah mulai menetap di Surabaya, salah satunya Rizka.
“Kalau untuk saya pribadi dalam pekan depan sudah mulai menetap di Surabaya, untuk berjaga-jaga saja sekaligus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,” pungkasnya.
Namun, ada juga mahasiswa yang menunggu pemberitahuan lebih lanjut dari pihak fakultas, seperti Rebecca.
“Tidak ada kesiapan, menunggu pemberitahuan yang pasti,”ujarnya.
Ketidakpastian PTM di FISIP Merugikan Mahasiswa?
Ketidakpastian PTM di FISIP dianggap merugikan oleh beberapa mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa Timur memerlukan berbagai persiapan, salah satunya menyewa tempat tinggal atau kos.
Jika informasi mengenai PTM diberikan secara mendadak, mahasiswa merasa tidak punya cukup waktu untuk menyewa kos. Banyak mahasiswa yang sudah menyewa kos dari jauh-jauh hari, walaupun belum ada keputusan yang pasti. Hal ini mereka lakukan untuk mengantisipasi terjadinya PTM. Tak sedikit yang berpendapat bahwa hal ini merugikan mahasiswa.
“Merugikan. Apalagi yang sudah menyewa kos untuk tempat tinggal di Surabaya,”. ucap Rebecca.
Selain Rebecca, Rizka juga memberikan pendapatnya mengenai kerugian mahasiswa. Menurutnya, hal ini tak hanya merugikan dalam segi materi namun juga merugikan mahasiswa secara mental.
“Merugikan, sih, mbak. Jadi ketidakpastian ini buat kita sendiri bingung harus stay di rumah atau ke Surabaya. Kemarin juga awalan sempet ragu mau booking kos apa ngga, ternyata udah mulai full. Akhirnya, mau ga mau, booking. Terus untuk offline sendiri banyak yang harus dipersiapkan. Mulai dari mental sendiri sampai materi yang cukup banyak. Dan jika memang harus online dan sudah terlanjur mengeluarkan biaya untuk persiapan offline, kan, juga rugi. Harusnya biaya itu bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lain terlebih dulu karena keadaan ekonomi masing-masing orang, kan, berbeda. Ada yang mungkin tidak keberatan dan mungkin ada yang cukup keberatan untuk persiapan offline secara mendadak,”terangnya.
Tanggapan Adkesma FISIP Mengenai Ketidakpastian PTM Semester Genap.
Saat di hubungi oleh Tim Retorika melalui zoom meeting pada(16/02/2021), Menteri Adkesma FISIP, Mutiara Syahrir, menjelaskan beberapa hal terkait dengan perkuliahan semester depan. Mutiara menjelaskan bahwa Adkesma BEM FISIP belum mendapat kepastian.
Adkesma BEM FISIP sudah mencoba menghubungi pihak akademik. Namun, keputusan PTM memang belum diturunkan. Mengenai beberapa keluhan mahasiswa tentang ketidakpastian PTM ini, Adkesma berusaha menjelaskan bahwa sebaiknya mahasiswa menunggu surat keputusan sehingga tidak ada yang dirugikan sebelum menyewa kos atau datang ke Surabaya.
Mengenai masalah bantuan kuota, jika perkuliahan semester depan dilaksanakan secara daring, maka Adkesma akan berusaha mengadvokasikan atau membantu mahasiswa dalam mendapatkan hal tersebut. Menteri Adkesma juga setuju jika pelaksanaan perkuliahan tatap muka melalui mekanisme perizinan orang tua mahasiswa. Adkesma juga akan selalu membantu seandainya mahasiswa memerlukan bantuan advokasi seperti tidak mampu dalam membayar UKT dan lain sebagainya.
Penulis: Nadif Putra dan Elda Mubarok
Editor: Hanifa Keisha
TAG: #akademik #bem #fisip-unair #