» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Mild Report
UFO Bukan Lagi Mitos?
15 Agustus 2023 | Mild Report | Dibaca 132 kali
UFO Bukan Lagi Mitos?: - Foto: Wall Street Journal
Kongres AS mengadakan konferensi pertama khusus untuk membahas keberadaan UFO. Konferensi ini mendatangkan tiga saksi mata dengan kesaksian-kesaksian yang berisi bahwa selama ini pemerintah AS sengaja untuk tidak bersikap transparan mengenai eksistensi UFO selama bertahun-tahun lamanya.

Retorika.id - Sejarah kembali tercetak melalui konferensi UFO pertama kali di dunia  yang telah di Amerika Serikat (26/07). Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mendatangkan tiga orang saksi untuk membuka mulut mengenai UAP (Unidentified Anomalous Phenomena). UAP atau yang biasa kita kenal sebagai UFO (Unidentified Flying Objects) merupakan segala anomali asing yang tidak hanya muncul di udara, melainkan juga di bawah laut, maupun daratan.

Konferensi ini digelar oleh Kongres Amerika Serikat sebagai upaya untuk mendorong transparansi badan intelijen Amerika Serikat mengenai keberadaan UAP. Pasalnya, Masalah UAP ini terdapat banyak rekaman video mengenai penampakan UAP di langit-langit yang menunjukkan benda-benda yang bergerak di udara dengan kecepatan sangat tinggi tanpa metode penggerak yang jelas. Terdapat sekitar 800 laporan mengenai UAP Per Mei, Banyak keberadaan UAP ini bisa jadi merupakan sebuah ancaman keamanan nasional.

“UAP dapat menimbulkan ancaman serius bagi pesawat militer dan sipil kita, dan itu harus dipahami. Semakin kita paham, kita akan semakin aman” Ucap salah satu anggota kongres, Robert Gracia. 

Konferensi yang ditayangkan secara live streaming melalui akun YouTube


GOP Oversight. Konferensi ini mendatangkan tiga saksi antara lain David Grusch, Ryan Graves, dan David Fravor. Dalam konferensi yang berdurasi selama 2 jam 45 menit, masing-masing saksi menceritakan fenomena UAP yang telah disaksikannya. David Grusch, yang menjabat selama 14 tahun sebagai perwira intelijen di Angkatan Udara dan Badan Intelijen Geospasial Nasional Amerika Serikat mengaku bahwa dia diminta pada tahun 2019 oleh kepala satuan tugas pemerintah mengenai UAP untuk mengidentifikasi semua program rahasia yang berkaitan dengan misi satuan tugas tersebut.

Pada saat itu, Grusch dikirim ke National Reconnaissance Office, badan yang mengoperasikan satelit mata-mata AS. Ia mengaku bahwa ia mendapat laporan soal program pemulihan kerusakan dan rekayasa balik UAP multi-dekade.

“Saya diberi tahu selama tugas resmi saya tentang program pemulihan kecelakaan UAP multi-dekade dan program rekayasa balik dimana akses saya ditolak,” Ujar Grusch. Ia menuduh bahwa militer AS menyalahgunakan dana untuk menyembunyikan hal ini dari pengawasan kongres. 

Selain itu, Grusch menyatakan bahwa pemerintah AS tengah memiliki teknologi nonhuman UAP. Ia juga mengklaim bahwa telah terjadi kontak antara manusia dan makhluk non human/ekstraterestrial.  hal ini dibuktikan dari wawancara yang Grusch lakukan selama 4 tahun terakhir dengan 40 saksi mata UAP. Saat ia ditanya mengenai berapa lama AS telah sadar akan keberadaan makhluk ekstraterestrial, ia menjawab AS telah mengetahui keberadaan mereka sejak 1930. 

Setelah Grusch, saksi mata lain, David Fravor yang merupakan mantan pilot angkatan laut AS juga memberikan testimoninya pada konferensi tersebut. Ia dan partnernya berhasil merekam bukti keberadaan UAP melalui video berjudul "Tic Tac" yang mereka rekam pada 2004 silam di pantai California. 

Fravor mengaku bahwa ia melihat objek mulus berbentuk oval melayang di atas air sebelum dengan cepat naik sekitar 12.000 kaki di udara. Benda itu kemudian semakin cepat dan menghilang. Objek itu terdeteksi kira-kira 60 mil jauhnya setelah kurang dari satu menit kemudian. Fravor kembali ke kapal induk dan menyebutkan objek tersebut kepada partnernya yang bersiap untuk lepas landas, dan mereka berhasil merekamnya dalam video.

Saksi mata lain, Ryan Graves menceritakan kejadiannya. Ia adalah pilot F-18 yang ditempatkan di Pantai Virginia pada tahun 2014 lalu. Saat itu, skuadronnya pertama kali mulai mendeteksi objek asing. Graves mendeskripsikannya sebagai kubus abu-abu tua atau hitam di dalam bola bening, di mana puncak atau ujung kubus menyentuh bagian dalam bola itu.

Graves juga mengatakan seorang rekan pilot memberitahunya tentang satu insiden sekitar 10 mil lepas pantai, di mana sebuah objek berdiameter antara 5 hingga 15 kaki terbang di antara dua pesawat F-18 dan berada dalam jarak 50 kaki dari pesawat. Dia mengatakan tidak ada pengakuan atas insiden tersebut atau cara untuk melaporkan insiden itu pada saat fenomena itu terjadi. Ia juga menyatakan bahwa penampakan UAP bukanlah fenomena yang langka.

Graves menyatakan kekhawatirannya mengenai fenomena UAP dan bersikeras menganggap bahwa UAP bisa jadi menjadi ancaman besar pada keamanan Amerika Serikat. 

“Saya mendesak kita untuk mengesampingkan stigma dan mengatasi masalah keamanan dan keselamatan yang diwakili topik ini. Jika UAP adalah drone asing, itu adalah masalah keamanan nasional yang mendesak. Jika itu adalah hal lain, itu adalah masalah sains. Dalam kedua kasus tersebut, benda asing ini menjadi perhatian untuk keselamatan penerbangan. Rakyat Amerika berhak mengetahui apa yang terjadi di langit kita. Sebenarnya ini sudah lama terlambat," Ujar Ryan Graves tentang urgensi penyelidikan terhadap UAP.

 

 

Penulis : Anisa Eka Febrianti

Editor: Vellanda Aprilia Hardian




TAG#humaniora  #lingkungan  #  #