» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Mild Report
Berbagai Tanggapan terkait Aksi Polisi Membanting Mahasiswa, Polri Perlu Kembali ke Semangat Presisi
23 Oktober 2021 | Mild Report | Dibaca 1406 kali
Berbagai Tanggapan terkait Aksi Polisi Membanting Mahasiswa, Polri Perlu Kembali ke Semangat Presisi: - Foto: Sumber: klikbondowoso.com
Bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Tangerang ke-389, kalangan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang untuk menyampaikan persoalan isu limbah perusahaan yang belum teratasi di Kabupaten Tangerang. Namun, unjuk rasa tersebut berakhir ricuh lantaran Bupati Tangerang tidak dapat ditemui karena menghadiri kegiatan HUT Tangerang. Ketika kericuhan terjadi, salah satu oknum polisi didapati membanting mahasiswa bernama Fariz Amrullah. Saat ini, Fariz diketahui sedang dirawat intensif di rumah sakit karena kondisi kesehatannya pasca dibanting ketika melakukan unjuk rasa.

Aksi oknum polisi yang membanting seorang mahasiswa ketika sedang melakukan unjuk rasa di kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang berhasil terekam kamera dan viral di media sosial. Video tersebut menarik banyak perhatian karena dianggap sebagai tindak kekerasan. Mahasiswa yang menjadi korban pun juga mengalami kejang-kejang setelah dibanting oleh oknum polisi tersebut. Banyak pihak yang menyayangkan dan menilai bahwa tidak seharusnya dilakukan oleh kepolisian dalam menangani kericuhan yang terjadi saat aksi unjuk rasa.

Tak berselang lama, muncul video klarifikasi dari pihak korban yang diketahui bernama Fariz. Dalam video tersebut Fariz memberikan klarifikasi bahwa dirinya baik-baik saja, meskipun sedikit merasa pegal di bagian lehernya. Video klarifikasi tersebut sempat ditanggapi oleh Pakar Telematika, Roy Suryo melalui akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2.

“Selain video asli saat kejadian “Smack Down”, testimoni M Fariz Amrullah (21) ini juga banyak dipertanyakan, meski Alhamdulillah yang bersangkutan sehat. Terdengar Fariz berkata ‘saya nggak ayan, saya nggak mati’. Namun sebelumnya juga terdengar ada suara yang men-DIKTE atau memandunya, AMBYAR,” tulisnya.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti meminta Polri untuk melakukan evaluasi terhadap peristiwa tersebut. Poengky berharap melalui peristiwa ini, anggota polisi yang bertugas di lapangan dapat mengetahui bagaimana cara penanganan demonstrasi dan hak asasi


manusia (HAM) dengan baik tanpa adanya kekerasan. Senada dengan Kompolnas, Direktur Imparsial, Ghufron Mabruri juga mendesak agar seluruh pimpinan Polri tidak lepas tanggungjawab dan meminta maaf secara kelembagaan.

“Sebagai wujud pertanggungjawaban moral, permintaan maaf dari Polri secara kelembagaan kepada korban harus ada,” ujar Ghufron.

Keadaan Fariz, Mahasiswa yang menjadi Korban Kekerasan

Dikutip melalui Republika.co.id, Fariz Amrullah, mahasiswa yang mendapat tindak kekerasan oleh oknum polisi di kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang baru merasakan dampak kesehatannya sehari pasca kejadian. Fariz yang tergabung dalam kelompok Mahasiswa Tangerang Raya (Himata) ini mengaku sering mengalami muntah-muntah dan sakit kepala. Hal itu disampaikan oleh rekan Fariz, Tedi Agus yang menemani Fariz di rumah sakit.

“Kalau kondisi tadi pagi ketika bangun tidur, masih merasa sakit di bagian leher, pundak, dan punggung. Bagian yang paling sakit kata dia (Fariz) bagian leher dan kepala. Kemarin malam sempat muntah-muntah,” ujar Tedi saat dihubungi oleh pihak Republika pada Jumat (15/10).

Berdasarkan penuturan Tedi, Fariz sempat kesulitan dalam berkomunikasi lantaran menahan rasa nyeri pada beberapa bagian tubuhnya. Bahkan Tedi juga memperlihatkan foto kondisi Fariz yang sedang terbaring di atas kasur rumah sakit dengan mengenakan alat infus dan alat bantu penyangga tulang leher.

Perawatan yang diberikan oleh rumah sakit sejauh ini dinilai baik oleh Tedi. Ia menjelaskan perawatan dari rumah sakit memang difasilitasi oleh pihak Pemda.

 

Oknum Polisi Pelaku Kekerasan Diproses Hukum

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes, Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa tindakan seorang polisi yang membanting peserta aksi demo di Kabupaten Tangerang, Banten tidak sesuai dengan prosedur pengamanan demonstrasi. Oleh karena itu, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Banten tengah memerika polisi yang diketahui berinisial NP atas dugaan pelanggaran prosedur ketika bertugas.

Ramadhan juga memastikan proses penanganan perkara dugaan pelanggaran prosedur tersebut ditindak tegas sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.

 

Tanggapan Dewan Perwakilan Rakyat

Anggota Komisi III DPR RI, Hinca IP Pandjaitan XIII, berharap anggota kepolisian tidak lagi represif terhadap warga, khususnya yang berunjuk rasa menyampaikan pendapatnya.

“Yang terjadi kemarin, viral disaksikan banyak masyarakat, saya kira ini jadi introspeksi pada Polri agar tetap kembali ke semangat presisi yang menjadi tagline Kapolri”, ujar Hinca.

Hinca juga menjelaskan istilah presisi yang disebutkannya merujuk pada visi kepolisian di bawah kepemimpinan Kapolri, yakni prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan. Selain itu, Hinca juga mengajak publik untuk mempercayakan kelanjutan kasus tersebut ke Propam Polri, terutama terkait pemeriksaan terhadap oknum polisi yang melakukan tindak kekerasan.

Penulis: Edsa Putri Ayu Dewita

Editor: Annisa Firdaus

 

Sumber:

Chaterine, Rahel Narda (2021). “Kasus Mahasiswa Dibanting, Tak Cukup Oknum Polisi Dihukum, Kapolres hingga Kapolri Harus Ikut Tanggung Jawab” dalam Diamanty Meiliana (Ed.) [daring] https://nasional.kompas.com/read/2021/10/15/07120251/kasus-mahasiswa-dibanting-tak-cukup-oknum-polisi-dihukum-kapolres-hingga?page=all, diakses pada 21 Oktober 2021.

Iqbal, Muhammad (2021). “Kondisi Terkini Fariz Mahasiswa yang Dibanting Polisi di Tangerang: Sakit Kepala hingga Muntah-muntah” dalam Evan Bayu Setianto (Ed.) [daring] https://era.id/megapolitan/77933/kondisi-terkini-fariz-mahasiswa-yang-dibanting-polisi-di-tangerang-sakit-kepala-hingga-muntah-muntah, diakses pada 20 Oktober 2021.

Saubani, Andri (2021). “Faris Dirawat, Brigadir NP Ditahan, Kapolres Siap Mundur” [daring] https://republika.co.id/berita/r10vh0409/faris-dirawat-brigadir-np-ditahan-kapolres-siap-mundur, diakses pada 20 Oktober 2021.


TAG#demonstrasi  #  #  #