» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Pop Culture
Resensi Daun Yang Jatuh Tak Membenci Angin
18 Februari 2019 | Pop Culture | Dibaca 8686 kali
Romansa Berbatas Usia: Novel Tere Liye Foto: atinnimah.tumblr.com
Suka Tere Liye? Pernah dengar analogi manusia dengan daun, bagaimana manusia hanya bisa menerima takdir layaknya daun yang jatuh tak pernah membenci angin?

Judul                            : Daun Yang Jatuh Tak Membenci Angin

Nama Pengarang          : Tere Liye

Nama Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan                       : Cetakan keempat, mei 2011

Tebal Buku                  : 264 halaman

ISBN                            : 978-979-22-5780-9

 

retorika.id - Tuhan ikut adil dalam setiap perjalanan manusia. Hidup itu tidak selalu sulit, orang baik akan selalu ada di sekeliling kita. Takdir telah ditentukan oleh Tuhan. Ketika harapan tak selalu sesuai dengan kenyataan yang ada, manusia hanya bisa berusaha, sedangkan Tuhan yang menentukan. Manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Walaupun ia jatuh, ia tidak menyalahkan angin yang membuatnya terjatuh.

 

Plot

Awal dari novel ini menceritakan tentang Tania, seorang anak berusia 8 tahun yang ayahnya meninggal. Tania memiliki seorang adik bernama Dede yang baru berusia 3 Tahun. Setelah ayahnya meninggal, mereka hidup dengan ibunya di sebuah rumah kardus. Kehidupan mereka sangat sulit. Mereka bahkan tidak mampu untuk membayar uang kontrakan rumah dan biaya sekolah.


Keseharian Tania dan Dede adalah mencari uang dengan mengamen dari satu bis ke bis lain.

Tania kemudian bertemu seseorang yang ia anggap sebagai malaikat yaitu Danar. Danar begitu baik dengan membantu kehidupan keluarga Tania. Ia mengajak Tania, Dede, dan ibunya untuk tinggal di rumah kontrakan yang biayanya ditanggung oleh Danar. Berkatnya pula, Tania dan Dede bisa melanjutkan sekolah. Kemudian Danar menjadi sangat dekat bagaikan keluarga.

Seiring berjalannya waktu, hubungan Danar semakin dekat dengan Tania. Hingga suatu hari Danar membawa perempuan yang bernama Ratna ke rumah, yang membuat hati Tania kesal.

Beberapa bulan kemudian, ibu Tania jatuh sakit. Dokter memvonis bahwa ibunya terkena kanker paru-paru yang sudah memasuki stadium IV. Hingga ibunya meninggal, Danar terus berada di sisi Tania. Ia juga memberikan semangat agar Tania menjadi pribadi yang tegar.

Setelah kepergian ibunya, Tania memfokuskan diri untuk belajar agar sukses dan dapat membuat hidup keluarganya menjadi lebih baik. Tania pun berhasil mendapatkan beasisiswa ASEAN scholarship untuk melanjutkan sekolah menengah pertamanya di Singapura. Di sana, ia tumbuh menjadi gadis yang semakin dewasa. Ia selalu belajar dengan giat sampai akhirnya mengerjakan laporan akhir aktivitas sosial Sekolah Menengah Atas untuk kelulusannya, yang mengharuskan penerima beasiswa untuk menulis laporan tentang permasalahan dari negara asal mereka.

Ketika hari kelulusan Tania dari Sekolah Menengah Atas di Singapura, Dede, Danar, dan Ratna menghadiri acara tersebut. Tania lulus dengan prestasi yang baik, ia mendapatkan kursi kelas terbaik di National University of Singapore. Saat itu pula Danar memberitahu Tania bahwa ia akan menikah dengan Ratna. Sejak itu Tania memutuskan untuk tidak kembali pulang ke Indonesia dan tidak menghadiri pernikahan Danar.

Tania menganggap Danar mencintainya, namun kenyataannya tidak seperti itu. Padahal, Tania menjadi yang terbaik untuk Danar. Perlahan, sikap Tania kepada Danar berubah. Tania seakan menghindar dari Danar dan bersikukuh untuk tidak ingin datang ke pernikahan Danar. Hal ini membuat Danar gelisah. Hingga calon istri Danar yakni Ratna memutuskan untuk menemui Tania di Singapura, namun hasilnya pun sia-sia.

Setelah pernikahan Danar dengan Ratna, Tania mau pun Danar tidak pernah saling berhubungan satu sama lain. Tania mengalihkan kesedihannya dengan aktif bekerja, mengikuti organisasi hingga membuka sebuah toko kue di Singapura.

Beberapa bulan kemudian, Tania mendapat kesempatan untuk berlibur. Tania memutuskan pulang ke Indonesia tanpa memberitahu siapapun. Meskipun Tania berusaha merahasiakan kepulangannya, pada akhirnya Danar mengetahui kepulangan Tania. Pada saat Tania berziarah ke pemakaman Ibunya, Dede, Danar, Ratna, dan Adi (salah satu teman Tania sejak ASEAN scholarship dulu) juga pergi ziarah ke makam ibu Tania.

Setelah menghabiskan waktu liburan di Indonesia, Tania kembali ke Singapura untuk melanjutkan kuliah. Akhirnya ia lulus dengan nilai baik dan wisuda tanpa dihadiri Dede, Danar, maupun Ratna. Tiba-tiba Ratna mengirimkan chat pada Tania. Ia mengeluhkan keganjilan dari sikap Danar selama enam bulan terakhir. Danar lebih sering diam dan pulang larut malam.

Merasa kasihan dengan Ratna, Tania memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk menanyakan pada Danar tentang apa yang terjadi sebenarnya. Namun sebelum sempat bertemu dengan Danar, Dede menceritakan yang tidak diketahui Tania, bahwa Danar memiliki perasaan yang sama dengan Tania. Perbedaan usia yang terpaut jauh membuat Danar merasa ia tak pantas untuk mencintai Tania.

Tania menemui Danar dan menanyakan kebenaran yang diceritakan Dede tentang perasaannya. Tania memberitahu Danar tentang perasaan yang ia miliki. Akhirnya mereka mengetahui bahwa mereka memiliki perasaan satu sama lain. Namun semuanya telah terlambat. Danar telah menikah dengan Ratna, dan Ratna sedang mengandung anak Danar. Tania memutuskan untuk kembali ke Singapura untuk memulai kehidupannya kembali dan melupakan seluruh cerita cintanya.

 

Review

Ketika membaca novel ini kita bisa mendapatkan berbagai pelajaran seperti pantang menyerah dan ikhlas menerima keadaan yang ada. Sebagaimana kisah Tania dengan Danar, keduanya memiliki perasaan yang sama pada waktu yang tidak tepat. Tidak semua yang kita inginkan dapat tercapai, sehingga kita tidak boleh memaksa kehendak.

Novel ini tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur, jika tidak bijak dapat dimaknai ganda, seperti Tania yang masih belasan tahun mencintai orang yang usianya terpaut jauh. Ada beberapa istilah yang kurang dapat dipahami, jadi harus membaca bagian itu beberapa kali agar maksudnya tersampaikan.

Seperti yang diutarakan penulisnya sendiri yaitu Tere Liye, bahwa akhir dari novel ini dibuat menggantung dan dimaknai sesuai pembaca. Kita dibuat penasaran dengan keberlanjutan dari kisah Tania dan Danar.

Novel ini memiliki poin plus yang dapat menarik pembaca seperti gaya bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca dapat terlarut dalam cerita. Cerita yang tidak monoton membawa pembaca pada suasana dan perasaan tokoh. Novel ini pula dapat menguras perasaan pembaca karena banyak hal yang tak terduga dalam ceritanya. Seperti karya Tere Liye lainnya yang dapat menarik ulur perasaan pembaca. Novel ini layak masuk daftar bacaan kalian.

 

Penulis : Suvia Nisa’


TAG#karya-sastra  #review  #romansa  #