» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Sastra & Seni
Gelanggang Dendam Ironi
11 Februari 2019 | Sastra & Seni | Dibaca 2374 kali
Tragedi 1965: Menolak Lupa Foto: batamtoday
Tragedi berakhir dalam sebuah gelanggang dendam ironi, kapan kebenaran akan diungkapkan? Kapan permintaan maaf akan diberikan. Tidak cukupkah bukti dengan jutaan nyawa melayang, tidak cukupkah propaganda klise untuk terus berulang? Sebuah Puisi Penghayatan Tragedi 1965.

Hari ini, lima puluh tiga tahun yang lalu

Darah-darah terkoyak di antara bengisnya palu

Tangisan tertumpah pada setiap tebasan arit

Tiada kata yang merdeka di antara mereka

Mati dengan senyuman atau hinaan

Tiada yang mengerti atau bahkan


tak ingin mengerti

 

Sejarah mengikat menyumpah

Dendam menyimpan mereka yang menang

Menyeruak pada setiap pelatuk pistol

Yang ditarik dan ditembakkan

Yang tahu akan sedikit bertopeng

Yang tidak tahu akan maju menopang

Jula-juli jaman pembelaan kaum miskin tertindas

 

Kidung-kidung dinyanyikan kepada bayi

Agar mereka tetap tumbuh

Tumbuh untuk menyaksikan bahwa negeri ini sudah setengah mati

Tari-tari di gelarkan kepada kami

Agar kami tetap mengerti

Mengerti bahwa ada gerak yang tak terlihat

Dendam yang tak habis

Sungai yang tak surut

Dan kami akan hanyut

Cukupkah hanya mengerti?

Dan kemudian berdiam diri.

 

Penulis : Diva Oktaviana


TAG#humaniora  #karya-sastra  #politik  #puisi