Puncak acara Canda Cakrawala 2020 dengan tema "The Hidden Treasures of Indonesian Beauty†telah berlangsung pada Rabu (30/12/2020). Kesuksesan acara ini tentunya dibarengi dengan lika-liku atau tantangan baik sebelum maupun saat acara berlangsung. “Setelah kami berdiskusi dengan Dekanat dan Presbem, akhirnya disepakati untuk diadakan. Selain itu, koordinasi jarak jauh atau melalui Zoom menjadi kendala juga bagi tim kami,†ujar Dewa selaku ketua pelaksana Canda Cakrawala 2020 sekaligus Menteri Seni Budaya.
retorika.id- Canda Cakrawala 2020 merupakan program kerja Kabinet Berani BEM FISIP Universitas Airlangga. Tahun ini, acara tersebut mengangkat tema "The Hidden Treasures of Indonesian Beauty”. Setiap penampilan, mengusung keindahan seni dari masing-masing daerah, khususnya daerah Jawa.
Masyarakat baik tua maupun muda turut berpartisipasi di dalam acara ini. Hal ini menunjukkan kesenian daerah tidak hanya dapat dinikmati oleh orang tua saja, tetapi anak muda juga dapat menikmatinya. Bahkan, terlibat langsung menjadi pelaku seni di dalamnya.
Salah satu rangkaian acara ini adalah drama yang dibawakan oleh teater Puisi Kamar (PUSKA). Drama tersebut mengangkat isu sosial yang dekat dengan masyarakat, yakni penindasan masyarakat
kecil oleh para penguasa.
Manuel Agri selaku Ketua BEM FISIP Unair mengatakan, pekan seni ini diadakan dengan tujuan untuk mengutamakan kerakyatan, terutama rakyat Surabaya dan Jawa Timur. Menurutnya, sudah seyogyanya mahasiswa FISIP mengabdi dan kembali ke masyarakat. Maka, tak heran pagelaran seni dan budaya Canda Cakrawala ini juga turut memasukkan unsur sosial pada pertunjukannya.
Pekan seni FISIP biasanya memang diikuti oleh warga FISIP sendiri, sebagaimana pekan sebelumnya yang dilaksanakan demikian. Namun, Dewa menyatakan bahwa pada akhirnya konsep yang dibawa adalah pesta rakyat, di mana melibatkan warga Unair dan masyarakat. Hal ini juga menjadi lika-liku pembuatan acara karena berbagai spekulasi, apakah acara ini dapat dilaksanakan atau tidak serta koordinasi jarak jauh saat situasi pandemi.
“Setelah kami berdiskusi dengan Dekanat dan Presbem, akhirnya disepakati untuk diadakan. Selain itu, koordinasi jarak jauh atau melalui Zoom menjadi kendala juga bagi tim kami. Perizinan dan prokes kami perketat demi menghindari masalah yang muncul kedepannya.” Tulis Dewa saat diwawancarai melalui chat WhatsApp.
Di balik kesuksesan Canda Cakrawala 2020 ini, Dewa juga menyatakan adanya kendala bagi tim sendiri untuk menentukan venue pada saat hari H. Akhirnya, tempat pelaksanaan didapat mendekati pelaksanaan hari puncak. Selain itu, acara yang diadakan secara virtual pertama kali ini pasti memiliki banyak tantangan baik dari koordinasi, perizinan, kepanitiaan, dan dana.
Secara keseluruhan dari babak pertama dan kedua, penampilan hari puncak Canda Cakrawala sangatlah kompleks. Tidak hanya menyajikan kesenian tetapi juga inovasi anak muda. Sehingga hal ini juga akan memberikan manfaat bagi penikmat acara, selain mengetahui dan melestarikan kesenian, juga membangkitkan inovasi untuk berkarya melalui wirausaha.
“Harapan kami, semoga bisa menikmati persembahan dari kami dan ikut serta melestarikan budaya dan seni Indonesia karena budaya dan kesenian adalah kekayaan yang tidak akan lekang oleh peradaban. Kemudian, langkah dan tekad kita lah yang akan melestarikannya.” Tutur Dewa.
Penulis: Kezia Putri B & Aulia Az-Zahra Salsabilla
Editor: Aisyah Amira Wakang
TAG: #bem #dinamika-kampus #event #fisip-unair