
Di pelataran sawah, kulihat kau mengabdi jiwa
Membagi hari-hari nan letih dengan setia kawan
Tiada gundah pula gulana
Hanya tersenyum pedih derita
Kulihat bendera berkibar di tengah jejak becek
Beberapa burung berkicau riang dengan kibaran merah
putih
Diam-diam alam ikut bersiul
"Kapan kau berpulang?"
Masih lama
Panggilan jiwa dari kau yang bercaping satu
Meraut kasih sembari memijat jerami-jerami.
Kau yang tak sibuk dengan gawai dan nyanyian palsu, mendekam di bawah langit biru terik bersama makanan sisa malam hari
Tak disentuh pegawai-pegawai kantoran yang sibuk ihwalnya
Mengejar nama juga menggali kubur sendiri
Kau dilirik hanya bila penting untuk diurung
Tiada kata pulang yang kau yakini selain kepada pemilik abdi
Tuhan semesta setia raya.
Kau yang bercaping senang bercampur alam, kutulis dalam dalam-dalam harapBerharap terkenang peluhmu yang tanpa seka,
biarkan burung yang menjadi sabar cerita.
Surabaya, 8 September 2024
Penulis: Amanina Rasyid Wiyani
Editor: Naomi Widita
TAG: #karya-sastra #puisi #seni #