Unair dinyatakan sebagai kampus bebas politik, namun nyatanya rektorat menolak kedatangan kritikus politik secara mendadak pada acara talkshow Mahasiswa Sinergi Nasional.
Retorika-id. Sebuah pernyataan telah berubah menjadi titik ketimpangan kebijakan yang ada di Universitas Airlangga. Melalui kebijakan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang dimuat dalam Press Release BEM Universitas Airlangga (6/8/2023), Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengatakan bahwa, “Fakultas kedokteran bebas dari kegiatan berbau politik.”
Pernyataan tersebut adalah hasil penolakan sepihak dari Dekanat Fakultas Kedokteran terhadap acara Talkshow Mahasiswa Sinergi Nasional dengan tema “Aksi Pemuda Indonesia: Ujung Tombak Perubahan Bangsa dan Dunia” yang seharusnya dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Agustus 2023.
Menurut Prof. Budi Santoso selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, seluruh jajaran petinggi rektorat Universitas Airlangga telah bersepakat untuk satu suara dalam pembatalan acara talkshow tersebut. Penolakan ini tentu menjadi sebuah tindakan merugikan bagi kebebasan diskursus dan berpendapat di ruang lingkup akademik Universitas Airlangga.
Selaku moderator acara tersebut sekaligus Ketua BEM FISIP Unair, Aulia Thaariq Akbar, berpendapat bahwa pembatalan secara sepihak ini merupakan intervensi kebebasan akademik. Maksud dari tema acara ini adalah tentang bagaimana peran
pemuda dalam melakukan aksi-aksi yang baik dan benar dalam menyampaikan aspirasi masyarakat indonesia dengan mengundang langsung senior-senior yang berpengalaman.
Selain itu, penolakan ini berbanding terbalik dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Universitas Airlangga sebelumnya. Pada kenyataanya, Universitas Airlangga sering mengadakan seminar yang mengundang politikus-politikus Indonesia sebagai pembicara.
Belum lama ini, pada tanggal 29-30 oktober 2022, Universitas Airlangga mengadakan Konferensi Forum Rektor Indonesia yang mendatangkan berbagai politikus negeri sebagai pembicara, antara lain adalah Airlangga Hartanto yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Umum Partai Golkar, Nadiem Makarim dari partai independen selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Muhajjir Effendy dari Partai Independen, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Mahfud M.D dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Pandjaitan dari Partai Golongan Karya (Golkar) selaku Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Bahkan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Joko Widodo dan Ma’ruf Amin turut serta dalam mengisi acara talkshow tersebut.
Forum Rektor Indonesia adalah konferensi konvensi ke-28 dan temu tahunan ke-24 dalam rangka mewadahi berbagai ide, gagasan, saran, strategi, antar pimpinan bagi Perguruan Tinggi di Indonesia dalam bidang pendidikan dengan tema yang diangkat pada FRI 2023 adalah “Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi, dan Obat Menuju Indonesia Emas 2045.” Dalam acara ini, tiap-tiap komisi menyampaikan visi dan misi untuk disahkan sebagai gagasan dan strategi dalam program FRI untuk melancarkan aksi mewujudkan Indonesia emas 2045. Terdapat Komisi A yang bertugas dalam merancang anggaran dasar, Komisi B bertugas dalam merancang garis-garis besar pada program FRI, dan Komisi C berkaitan dengan rekomendasi konferensi konvensi kampus mendatang.
Dalam Forum Rektor Indonesia 2023, Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih dikukuhkan sebagai Ketua Forum Indonesia. Dalam pidato yang beliau sampaikan, beliau berkeinginan bahwa seluruh rektor untuk berkontribusi dan berkolaborasi untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pada forum kali ini, seluruh rektor juga melakukan deklarasi terkait Pemilu 2024, yaitu dengan mengucapkan slogan “Siap Berkontribusi dan Melakukan Aksi Nyata Mewujudkan Demokrasi Indonesia Berkualitas dan Bermartabat, Berbiaya Murah serta Tanpa Kecurangan dan Politik Uang”.
Selain itu, Ganjar Pranowo pernah datang pada penutupan PPKMB UNAIR 2022 sebagai pembicara dalam Talkshow “Nationalism Character Building: Sinergitas Ksatria Muda Airlangga dalam Menyongsong G20 Menuju Indonesia Emas 2045”
Dari kedatangan politikus-politikus pembangun negeri tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya Universitas Airlangga sangat terbuka terhadap politisi untuk menjadi pembicara. Namun dari pembatalan sepihak pada acara Talkshow Mahasiswa Sinergi Nasional, dapat dilihat bahwa petinggi kampus mempunyai pandangan yang berbeda dengan cara mahasiswa untuk membangun negeri.
Mahasiswa berkeinginan untuk mereformasi aksi-aksi sebelumnya dengan cara mengundang pengamat politik dan akademisi seperti Rocky Gerung untuk berdiskusi aksi yang seperti apa yang dibutuhkan masyarakat agar para petinggi negeri mendengar dan membuka mata keresahan-keresahan yang ada di masyarakat Indonesia. Sedangkan kampus lebih menekankan wacana dan progress pemerintah melalui seminar yang mendatangkan politikus langsung agar mahasiswa dan masyarakat berkontribusi dalam menjalankan visi-misi negara Indonesia.
Penulis: Rizfira Yasmin
Editor: Shafira Brihan
TAG: #akademik #aspirasi #demokrasi #dinamika-kampus