» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
Gelar Seminar Mengenai Toleransi, BEM FISIP UNAIR Datangkan Mahfud MD
25 Oktober 2018 | Info Kampus | Dibaca 1765 kali
Gelar Seminar Mengenai Toleransi, BEM FISIP UNAIR Datangkan Mahfud MD: - Foto: Suvia Nisa'
Menghadapi krisis toleransi yang kian marak terjadi, Kementerian Agama BEM FISIP Universitas Airlangga menyeleggarakan seminar nasional bertajuk, “Menghadapi Keberagaman Indonesia dengan Toleransi” di Aula Soetandyo FISIP, Universitas Airlangga, Rabu (24/10). Acara yang dihadiri Mahfud MD dan Ali Fauzi Manzi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat toleransi dalam masyarakat plural.

retorika.id(25/10) – Kementerian Agama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga menyeleggarakan seminar nasional bertajuk, “Menghadapi Keberagaman Indonesia dengan Toleransi” di Aula Soetandyo FISIP, Universitas Airlangga, Rabu (24/10). Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait dengan pentingnya memupuk semangat toleransi di tengah geliat ancaman disintegrasi yang kini seakan membayangi Indonesia.  

Pada seminar ini hadir Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U. selaku Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila serta Ali Fauzi Manzi selaku pegiat toleransi yang juga merupakan mantan pelaku aksi terorisme yang kini menjadi aktivis perdamaian dan founder dari Lingkar Perdamaian.

Rangkaian acara seminar dimulai dengan penyampaian beberapa sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Muhamad Lutfi Al-Jufri selaku Presiden BEM FISIP UNAIR. Kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs.,


M.Si. selaku Wakil Dekan I FISIP UNAIR yang juga kemudian secara resmi membuka acara seminar nasional ini.

Acara dimulai dengan pemaparan awal mengenai urgensi dari toleransi oleh Fahrul Muzaqqi S.IP., M.IP., dosen Ilmu Politik FISIP UNAIR yang juga bertindak selaku moderator. Setelahnya, Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U. menjadi pembicara pertama dalam seminar ini yang menyampaikan materi mengenai toleransi dalam keberagaman.

Dalam penyampaian materinya, Mahfud menjabarkan toleransi sebagai sebuah fitrah serta identitas yang telah melekat pada Indonesia bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Dengan perjalanan panjang tersebut, ia menekankan bahwa Pancasila sebagai asas dasar negara dan asas dalam bertindak harus senantiasa dijunjung dalam rangka mengusahakan terbentuknya iklim toleransi di Indonesia.

“Perbedaan itu fitrah bagi Indonesia, Indonesia lahir dalam keberagaman dan kemerdekaan Indonesia juga diusahakan secara gotong royong oleh banyak pihak maka sudah sejatinya Indonesia harus hidup dalam toleransi yang didasarkan atas Pancasila dan tidak menentang adanya perbedaan.”, ujar Mahfud.

Kemudian, materi selanjutnya disampaikan oleh Ali Fauzi Manzi, yang juga merupakan pendiri dari Lingkar Perdamaian, organisasi yang bergerak aktif dalam proses rehabilitasi para mantan napi terorisme. Ia menyatakan bahwa gelombang terorisme di Indonesia merupakan salah satu bentuk intoleransi yang hadir akibat banyak faktor kompleks, salah satunya terjadi akibat adanya kesalahan interpretasi terhadap paham agama yang mengarahkan para teroris menempuh jalan jihad yang sebenarnya salah.

Ali juga menambahkan bahwa serangkaian panjang aksi terorisme di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, terbukti dari tahun 2000–2018 telah terjadi lebih dari sekitar 300 aksi teror yang kemudian telah menimbulkan berbagai keributan di Indonesia. “Aksi terorisme di Indonesia telah mengalami masifikasi dan memiliki progresivitas yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu,” pungkasnya.

Acara yang dimulai pada pukul 10.00 ini berakhir sekitar pukul 12.45 WIB dan ditutup dengan pemberian cinderamata serta kenang-kenangan dari pihak dekanat bagi para pembicara. Pada akhirnya, Seminar Nasional “Menghadapi Keberagaman Indonesia dengan Toleransi” ini memiliki misi utama untuk menyebarluaskan semangat toleransi serta kembali memotivasi mahasiswa sebagai bagian integral dari masyarakat untuk kembali menghidupkan iklim bermasyarakat yang harmonis, meski dengan kondisi sosial yang sangat plural.

Berkaitan dengan pelaksanaan seminar ini, Bintang Yudhayana (Ilmu Politik 2017) salah satu peserta seminar, menyatakan acara seperti ini merupakan sarana yang baik untuk menekankan pemahaman yang baik tentang toleransi di Indonesia yang plural. "Acaranya asik, apalagi bisa berkesempatan bertemu dengan Pak Mahfud yang selama ini hanya bisa dilihat di TV. Materi yang disampaikan juga secara tidak langsung menyadarkan kita tentang arti penting dari toleransi itu sendiri sih,” ujarnya

 

Reporter : Lalu Ary Kurniawan Hardi


TAG#agama  #bem  #fisip-unair  #sosial