» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
One Minute Silence : Doa FISIP Untuk Surabaya
15 Mei 2018 | Info Kampus | Dibaca 1601 kali
One Minute’s Silence : Doa FISIP Untuk Surabaya: - Foto: Anita Fitriyani
"Sebaik-baiknya panggilan adalah panggilan kemanusiaan" - Fahmi. Iya, panggilan ini memang sedang dirasakan kehadirannya oleh warga FISIP. Terbukti dengan berkumpulnya mereka di Taman Demokrasi pada Senin (14/05) melalui acara One Minute's Silence. Acara yang digagas oleh BEM FISIP ini merupakan bentuk respon terhadap teror bom yang belakang ini terjadi di Surabaya.

retorika.id (15/05) Insiden bom di wilayah Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018, segera direspon oleh BEM FISIP dengan mengadakan acara “One Minute’s Silence” pada hari Senin (14/05)  untuk mengajak warga FISIP merenungkan kembali insiden tersebut dan menyatakan sikap terhadap aksi teror bom tersebut.

Acara yang dimulai sekitar pukul 12.30 di Taman Demokrasi FISIP ini dibuka oleh Presiden BEM FISIP, Muhamad Lutfi Al-Jufri, dengan mengingatkan mahasiswa agar tidak bersikap apatis terhadap runtutan teror bom yang terjadi di Surabaya. Untuk membakar semangat mahasiswa, Jufri mengusulkan seruan jargon “Suroboyo, gak wedhi. FISIP wani” dengan diikuti mahasiswa yang hadir di sekitar lokasi tersebut. Jargon ini mungkin terinspirasi dari “kepribadian” arek


Suroboyo yang tak kenal takut, apalagi di media sosial banyak bermunculan tagar #kamitidaktakut sebagai respon warga Surabaya pada teroris.

Selanjutnya acara dilanjutkan oleh Iqbal Yanuar Ramadhan, selaku perwakilan Badan Semi Otonom (BSO) yang ada di FISIP. “Kita disini berdiri sebagai manusia, tidak membawa nama prodi, organisasi, agama, dan ideologi”. Cuplikan kalimat dari Iqbal tersebut menyadarkan mahasiswa bahwa identitas akan melebur atas nama kemanusiaan, dan ia juga menegasan bahwa aksi yang dapat dilakukan adalah aksi melawan hal-hal yang menyerang nilai kemanusiaan.

Pembicara selanjutnya adalah Agus Nur Fahmi, selaku Wakil Presiden BEM FISIP. Setali dengan pernyataan Iqbal tadi, ia mengulang sentimen kemanusiaan. Menurutnya tidak ada agama yang mengajarkan bahwa pembunuhan adalah hal yang baik, walaupun atas nama agama.

Kemudian giliran Syaifullah Azizi untuk berbicara sebagai perwakilan dari BSO Si Kerohanian Islam (SKI) FISIP. Pria yang mengenakan kopyah ini menggelegarkan kecaman bagi terorisme dan radikalisme. Mengutip dari pernyataan Gus Dur, ia mempertanyakan lagi apa kegunaan agama jika penganut agamanya mengorbankan nilai kemanusiaan atas nama Tuhan. Lalu ia mengajak mahasiswa FISIP untuk membaca Surat Al-Fatihah untuk para korban bom agar kebaikan mereka diterima di sisi Tuhan.

Acara dilanjutkan dengan ucapan Deka, yang mewakili mahasiswa Kristen dan Katholik yang ada di FISIP. Ia menyatakan sebagai agama minoritas, ia bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beribadah. Ia juga merasakan duka pada para korban gereja.

Tak lama kemudian komando acara dipegang lagi oleh Jufri selaku Presbem FISIP. Ia menyerukan agar mahasiswa membentuk barisan lingkaran di dalam Taman Demokrasi. Aksi simbolik ini kemudian diiringi dengan lantunan lagu Mengheningkan Cipta dan ditutup dengan doa, dimana segment ini menjadi inti acara dan sekaligus penutup dari serangkaian acara One Minute’s Silence di FISIP.

Disini dapat terlihat bahwa agama apapun tidak membenarkan pembunuhan atas yang berbeda keyakinan, dan secara eksplisit mengagungkan kesetaraan ajaran agama dan nilai kemanusiaan. Antusiasme mahasiswa FISIP pada isu kemanusiaan, keberanian serta ketegaran mereka dalam merespon tragedi bom yang terjadi di kota Surabaya merupakan bukti bahwa inilah mahasiswa FISIP, mahasiwa yang peduli dan bergerak dengan bendera kemanusiaan.

 

Reporter : Anita Fitriyani


TAG#bem  #sosial  #  #