
Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) menyelenggarakan debat Calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2017/2018 di Aula Soetandyo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Jumat (24/11). Acara ini bertujuan untuk memaparkan visi misi dan progam kerja dari masing-masing calon.
Retorika.id- Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) menyelenggarakan debat Calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2017/2018 di Aula Soetandyo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Jumat (24/11). Acara ini bertujuan untuk memaparkan visi misi dan progam kerja dari masing-masing calon. Sehingga mahasiswa bisa menggunakan hak suaranya secara tepat.
Acara debat Capres dan Cawapres BEM dibagi menjadi 4 sesi. Sesi pertama diawali dengan pemaparan visi dan misi beserta progam kerja dari masing-masing calon. Sesi selanjutnya yaitu pemberian pertanyaan dari Bangun Wibisono, Presbem FISIP 2017, audiens dan masing-masing calon
ke pasangan calon yang lain. Acara ini diakhiri dengan close statement dari masing-masing calon.
Menurut Nafis, Ilmu Politik 2016, suasana debat berlangsung netral meski terkesan kurang kondusif. Hal ini karena banyaknya audiens yang bertepuk tangan sebelum para calon selesai mengemukakan pendapat. Ia juga sangat mengapresiasi suasana debat yang penuh semangat dengan visi misi berbeda-beda.
"Secara umum suasana (debat) netral, tapi sangat disayangkan ketika ada kubu yang berpendapat kurang dihargai oleh kubu yang lain.” pungkasnya.
Debat dimulai dari pasangan nomor urut 1, Luky Maulana dan M. Aziz Nurfata. Calon ini diusung oleh Partai Senja. Mereka menawarkan program pergerakan untuk mengelola kebijakan dan mengkaji isu internal maupun eksternal kampus. Selain itu, mereka juga berencana mendirikan rumah literasi.
Kemudian, Yudha Maulana dan Agung Tri Putra dari pasangan nomer urut 2 menyampaikan program KTP (Kajian Tokoh Pemikiran). Program ini bertujuan untuk merestorasi pemikiran kritis mahasiswa. Calon ini diusung oleh Partai Satya Pelangi dan Partai Demokrasi Mahasiswa FISIP.
Lalu dilanjutkan calon nomor urut 3, M. Lutfi Al jufri dan Agus Nur Fahmi. Calon ini diusung oleh Partai Buah Hati, Partai Cinta dan Partai Semangat Bakar. Mereka memiliki progam Ngopi. Program ini bertujuan untuk menjemput aspirasi mahasiswa melalui ngobrol pintar.
Hal yang paling menyita perhatian dalam debat capres dan cawapres BEM FISIP 2018 yaitu pertanyaan kritis dari Mahdi Raka (Sosiologi 2016) tentang upaya para calon mengakomodir MK (Malam Keakraban). Selain itu, Reza Hikam (Administrasi Negara) juga menanyakan pandangan dari setiap calon mengenai Organisasi Eksternal Kampus (Ormek). Setiap calon menjawab pertanyaan dengan pandangan khas masing-masing.
Acara debat hari ini ditutup dengan close statement dari masing-masing calon. Calon nomor urut satu lebih menitikberatkan pada nilai sinergitas. Nomor urut dua kental dengan nilai progesivitas. Kemudian nomor urut tiga lebih menjunjung semangat inklusifitas dan inovasi.
Penulis : Irma Ayu Sofi
Editor : Roudlotul Choiriyah
TAG: #akademik #bem #demokrasi #dinamika-kampus