» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Sastra & Seni
Atlantis, Utopia Sang Nusantara
01 April 2017 | Sastra & Seni | Dibaca 4102 kali
Karya ini merupakan reaksi dari buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, karya Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D. Buku ini menguraikan teori tentang keberadaan Atlantis di Indonesia

Atlantis,

Sebuah utopia dengan berjuta estetika

Sebuah utopia yang bersahabatkan alam dan pengetahuan

Sebuah utopia yang dibangun oleh kecerdasan dan kesahajaan

Sebuah utopia yang akhirnya binasa karena ketamakan

Sebuah utopia yang terasa nyata namun terus disangsikan

Sebuah utopia yang terus dicari kebenarannya

 

Santos, apakah benar negeri impian itu berada di Nusantara?

Santos, benarkah sisa peradaban maju itu membekas di Indonesia?

Santos, sudah pantaskah negeri ini mengemban kejayaan Atlantis yang mustahil ‘tuk terulang?

Maaf Santos, negeri ini memang kaya namun disini bukanlah tanah jaya

 

Biar kuberitahu tentang negeri ini..

 

Nusantara, atau yang kau sebut Indonesia itu …

Negeri penuh berkah Ilahi

Negeri dengan segudang potensi

Negeri dengan berjuta pesona alam

Negeri dengan keberagaman manusia dan budaya

Negeri yang dianggap memiliki segalanya

 

Ya,

Ini adalah sebuah potret negeri bersahaja yang bisa menjadi adikuasa

Sebuah potret negeri yang patut diirikan dunia

Sebuah negeri yang layak berdiri di barisan terdepan di dunia

 

 

Namun


kini,

Negeri ini tak lagi berdikari

Negeri ini bingung cara membahagiakan dirinya sendiri

Negeri ini kian linglung karena hilangnya sosok pemimpin

Negeri ini menjadi rentan terpecah belah oleh provokasi

Negeri ini susah untuk berbenah diri

 

Santos, bumi pertiwiku merintih

Negeri ini sudah cukup tersayat dari luar dan menjerit dari dalam

Ya,

Negeri yang ramah pada luar dan “masa bodoh” pada dalam ini membuat begitu banyak daftar ironi

 

Kasihan bumi pertiwiku kini,

Negeri ini bergejolak dari dalam

Negeri ini terisak karena perpecahan penghuninya

Negeri ini mulai tak dibanggakan oleh penghuninya

Negeri ini terus disalahkan oleh penghuninya

 

Santos,

Negeri ini juga terus diserang dengan kebaikan semu dari luar

Ya, negeri ini seakan pasrah kala dimanfaatkan pihak luar

Sebab negeri yang merintih ini tak kuasa untuk tak mengiyakan semua bantuan penuh motif itu

Faedah jangka pendek yang justru akan menyengsarakan di kemudian hari

 

Jadi, kutanyakan lagi padamu, Santos

Layakkah Nusantara disandingkan dengan kemegahan utopis Atlantis?

Layakkah negeri kaya namun berpenghuni miskin ini disejajarkan dengan kemakmuran Atlantis?

 

Rasanya terlalu dini untuk berbangga diri dengan asumsimu, Santos

Karenamu yang menyandingkan Indonesia sebagai bagian dari reruntuhan Atlantis

 

Tidakkah kau tahu, Santos?

Rasa bangga berlebihan muncul kala Indonesia dielu-elukan

Rasa bangga yang dibanggakan oleh orang yang sebenarnya tak puas dengan negeri ini

Rasa bangga yang diperoleh bukan dari sang pejuang negeri, melainkan penggerutu negeri ini

 

Ya, tak mau berjuang tapi berasa pejuang

Mengaku pancasilais tapi berkelakuan miris

Meneriakkan Pancasila dalam bualan semata

Menyerukan Bhineka Tunggal Ika namun menghakimi perbedaan yang ada

Beramah tamah pada asing, namun menghardik pada sesama saudara

 

Keraguan makin bermunculan akan teorimu, Santos

Bagaimana mungkin peradaban paling maju itu berada di negara yang  masih “belum maju”?

 

Memang Atlantis berisikan para jenius,

Dan di Indonesia sendiri tak sedikit pula orang yang jenius

Namun sayang,

Perbedaan mendasarnya ialah apresiasi petinggi negeri

Juga kepercayaan negeri

Sebab tak sedikit pundi-pundi yang dikeluarkan

Namun tak banyak hasil seketika yang memuaskan

Rasa takut akan berkembanglah yang kemudian mengekang

Sehingga membuat kemajuan negeri ini kian mengambang

 

Sehingga pergilah mereka,

Pergilah mereka yang peduli dengan nasib Nusantara

Pergilah mereka yang mampu memajukan Nusantara

Pergilah mereka yang mungkin bisa membuat asumsi Atlantis di Indonesia menjadi nyata

 

Siapa yang salah dalam hal ini?

 

Jadi, Santos …

Masihkah Indonesia ini pantas menjadi bagian dari peradaban Atlantis itu?

Sungguh perbandingan yang sangat kontras

Atlantis dan Indonesia,

Negeri impian dan negeri penuh angan

 

Maaf, Santos

Namun kebanggaan akan teori Atlantis di Indonesia kini menjadi ironi yang sedikit memuakkan

 

Atlantis,

Rasanya masih belum pantas untuk menduganya berada di bumi pertiwi ini

Namun kuucapkan terima kasih padamu, Santos

Terima kasih telah membahagiakan bangsa ini dengan fantasi yang kau beri

Kuharap fantasi itu dapat menggetarkan jiwa nasionalis dan pancasilais negeri ini agar kau tak terlalu kecewa pernah menganggap kami sebagai bagian dari Atlantis.

 

Penulis : Anita Fitriyani


TAG#gagasan  #karya-sastra  #seni  #