» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Pop Culture
Review Stranger Things Musim Keempat: Tentang Trauma Terpendam dan Masalah Pertemanan
21 Juni 2022 | Pop Culture | Dibaca 1011 kali
27 Mei lalu, Stranger Things kembali dengan musim keempat. Meski telah pergi dari Hawkins, nyatanya Eleven, yang kini dipanggil Jane Hopper, tidak bisa lepas dari masa lalunya. Kini, El menemukan dirinya harus menghadapi villain baru, yakni Vecna. Max dan kawan-kawan yang masih menetap di Hawkins juga menemukan kenyataan bahwa mereka harus menghadapi kutukan Vecna yang misterius.

Retorika.id - Stranger Things, salah satu series original Netflix yang paling populer, kembali dengan musim keempatnya pada tanggal 27 Mei lalu. Setelah dinanti-nanti selama tiga tahun, antusiasme penonton terlihat jelas pada hari-hari pertama series ini tayang. Saat artikel ini ditulis, Stranger Things menduduki posisi kedua sebagai serial yang paling banyak ditonton di Indonesia, setelah beberapa saat lalu sempat menduduki peringkat kesatu.

Musim keempat ini juga memperkenalkan penonton ke karakter-karakter baru, yakni Argyle, pengantar pizza yang merupakan sahabat Jonathan, dan Eddie Munson, senior di sekolah Mike dan Dustin, dan juga merupakan ketua Hellfire Club.

Kembalinya Dustin dan Kawan-Kawan

Musim keempat ini mengambil waktu enam bulan setelah episode final musim ketiga, Battle of Starcourt. Pada awal episode, penonton diajak kembali ke tahun 1979, memperlihatkan Dr. Brenner dan menceritakan insiden misterius yang membunuh semua anak-anak kecuali Eleven. Setelahnya, penonton disuguhkan cerita Dustin dan kawan-kawan yang kini sudah beranjak dewasa dan berpencar untuk fokus dengan kehidupan masing-masing.

Keluarga


Byers, termasuk Will, Eleven (yang kini disebut Jane Hopper), dan Jonathan harus pindah ke California. Anggota geng lain, yakni Mike, Dustin, Lucas, dan Max tetap berada di Hawkins, begitu pula dengan Nancy, Robin, dan Steve. Jim Hopper, yang pada akhir musim ketiga diperkirakan telah meninggal, nyatanya berhasil menyelamatkan diri, meski harus terjebak di kamp kerja paksa Rusia.

Di musim keempat ini, para pemeran juga harus menghadapi masalah dalam hal pertemanan. Setelah kehilangan kekuatannya pada pertarungan terakhir, El kini harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan di sekolah tidaklah semenyenangkan itu. Kesepian dan berduka karena mengira Jim telah meninggal, El sekarang harus menghadapi perundungan dari Angela dan kawan-kawan di sekolah barunya.

Di Hawkins, kehidupan Max dan kawan-kawan juga tidak jauh berbeda. Max yang masih trauma akibat kematian Billy pada pertarungan terakhir menjadi penyendiri, bahkan memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan Lucas. Lucas, yang jengah terus-terusan dirundung, mengambil keputusan untuk bergabung dengan tim basket. Dustin dan Mike, di sisi lain, merasa terkhianati dengan keputusan Lucas yang kini lebih membaur dengan para anggota tim basket. Alih-alih memutuskan untuk mengikuti jejak Lucas, keduanya lebih memilih bergabung dengan Hellfire Club, klub Dungeons & Dragons bagi para kutu buku yang diketuai si nyentrik Eddie Munson.

Alur yang Lebih Sadis

Musim keempat ini sering dianggap sebagai musim yang lebih gelap dibandingkan tiga musim sebelumnya. Selain pertarungan melawan monster, para pemeran juga harus menghadapi trauma mereka masing-masing. Villain baru ini, yang dinamai Vecna oleh Dustin dan Eddie, menarget orang-orang yang menyimpan trauma ini dalam-dalam.

Chrissy Cunningham, si pemandu sorak, menjadi korban pertama di musim ini. Vecna menggunakan trauma Chrissy untuk menjadikannya linglung dan histeris sebelum membunuhnya di hadapan Eddie. Hal yang sama juga dilalui oleh Max, yang masih trauma karena kematian Billy. Akan tetapi, Max masih sempat diselamatkan oleh Lucas, Steve, dan Dustin.

The Duffer Brothers – nama beken Matt Duffer dan Ross Duffer, sang sutradara Stranger Things – memanfaatkan budget yang ada dengan baik. Alur yang disuguhkan di musim keempat ini jauh lebih intens dan menegangkan. Sinematografi kali ini juga sering disebut-sebut sebagai yang terbaik di antara semua musim, sehingga sukses membawa penonton untuk menyelami lebih dalam petualangan para pemeran. Tampilan Vecna juga dibuat lebih hidup, dengan desain menakjubkan dari Barrie Gower, make-up artist yang juga merias korban radiasi dalam film Chernobyl (2019).

The Duffer Brothers membagi musim keempat dalam dua volume. Hal ini merupakan keputusan yang tepat, mengingat plot yang disuguhkan cukup kompleks, dan terdapat pula adegan-adegan flashback untuk menjelaskan asal-muasal teror di Hawkins.

Secara keseluruhan, musim keempat Stranger Things ini menerima tanggapan baik, yang tercermin dari rating 92% di Rotten Tomatoes. Kritikus juga memuji sinematografi, alur, dan penampilan menakjubkan dari Jamie Campbell Bower yang memerankan Vecna. Stranger Things juga memecah rekor sebagai serial terbanyak ditonton, melampaui musim kedua Bridgerton.

Volume kedua Stranger Things akan tayang pada 1 Juli nanti. Lantas, apakah kalian semua sudah siap untuk kembali menjelajahi Upside Down?

 

Penulis : Fitha Dwi Kartikayuni

Editor : Mei Nurkholifah


TAG#film  #review  #  #