Rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair telah berjalan hingga hari kedua pada Kamis, (15/08/2024). Sebagaimana diketahui, Unair juga memiliki beberapa Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) yang berlokasi di Banyuwangi, yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA), Kampus Gresik, serta Kampus Lamongan. Para mahasiswa baru dari kampus-kampus tersebut diharuskan untuk mengikuti rangkaian PKKMB Universitas di Surabaya sebagaimana mahasiswa baru lainnya.
Retorika.id - Rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair telah berjalan hingga hari kedua pada Kamis, (15/08/2024). Sebagaimana diketahui, Unair juga memiliki beberapa Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) yang berlokasi di Banyuwangi, yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA), Kampus Gresik, serta Kampus Lamongan. Para mahasiswa baru dari kampus-kampus tersebut diharuskan untuk mengikuti rangkaian PKKMB Universitas di Surabaya sebagaimana mahasiswa baru lainnya.
Selama mengikuti rangkaian PKKMB, mahasiswa PSDKU mengalami berbagai kendala. Mereka mengeluhkan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggung akomodasi selama menjalankan ospek di Surabaya. Zaza, salah seorang mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat dari FIKKIA Banyuwangi, menceritakan pengalamannya selama di Surabaya. Ia mengaku sejauh ini ospek berjalan dengan sangat seru. Namun, biaya yang ia keluarkan pun cukup membuatnya merasa keberatan.
“Kebetulan kan untuk biaya ke Banyuwangi (dari daerah asal, -red) dan kos aja udah lumayan. Terus, habis itu ditambah lagi ternyata harus ospek di Surabaya. Jadinya kan nyiapin biayanya juga harus lebih banyak. Jadinya, ya lumayan berat karena biaya full dari kita sendiri, tapi ospek wajib di Surabaya,” ungkap Zaza.
Keluhan lain diungkapkan oleh seorang mahasiswa jurusan Kedokteran Hewan FIKKIA bernama Putri. Putri menceritakan perincian biaya yang ia keluarkan selama menjalani ospek di Surabaya.
“Satu juta itu saya habiskan untuk membeli kebutuhan ospek seperti sepatu dan penugasan amerta seperti notebook dan lain-lainnya. 400 untuk transportasi, 300 untuk makan, dan 300 untuk bolak-balik dari kampus ke kos,” ujar Putri.
Selain permasalahan biaya, mepetnya waktu berakhirnya ospek serta belum adanya kejelasan agenda turut menjadi kendala yang dihadapi para mahasiswa PSDKU.
“Dari sini (Surabaya ke Banyuwangi) waktu untuk mulai perkuliahan terbilang mepet ya kak. Jadi banyak banget yang harus dipersiapkan. Belum ada informasi juga mengenai agenda yang kami lakukan ketika teman-teman lain nantinya ospek fakultas di fakultasnya masing-masing. Pokoknya sampai tanggal 24 kita masih di sini, tapi untuk kegiatannya apa belum tau,” ungkap Zaza, sekaligus menutup sesi wawancara pada hari itu.
Penulis: Khumairok Nurisofwatin
Editor: Vraza Cecilia A.Z
TAG: #aspirasi #universitas-airlangga # #