Innocreativation, acara yang diselenggarakan pada 14-15 November 2018 oleh Pemkot Surabaya dan Detikcom mampu membius anak-anak muda yang memenuhi Grand City Convex. Para pembicara "rasa" lokal dan internasional dihadirkan untuk memotivasi generasi muda lebih inovatif dalam menciptakan peluang di era digital. Berbagai bahasan seperti inovasi di dunia startup, game, kuliner, komedi, dan musik menjadikan acara ini cukup variatif untuk dinikmati.
retorika.id (17/11) Beragam kejutan tak hentinya disuguhkan dalam acara Innocreativation, project kerja sama Pemerintah Kota Surabaya dan Detikcom. Konsep acara yang diselenggarakan pada 14-15 November 2018 di Grand City Convex, Surabaya, ini memang dikhususkan kepada para anak muda agar bisa mendapatkan motivasi dan inspirasi, namun tetap menghibur dan tak membosankan.
Acara ini dibuka oleh materi dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bertajuk Smart City to Smart People. Dalam materinya, Risma menyampaikan bahwa ia sudah lama memimpikan acara yang bisa mendorong anak muda Surabaya untuk menjadi lebih inovatif dalam menciptakan peluang di era digital yang perubahan informasi sangat pesat. “Jangan takut untuk mencoba. Mari kita buka mata dan telinga untuk belajar. Kalau ingin suskes harus bekerja keras,” ujarnya.
Kemudian, ada Founder dan Chairman CT Corp Chairul Tanjung yang menjadi moderator dalam sesi yang bertema CEO vs CEO, dengan menghadirkan Ahmad Zacky sebagai pendiri Bukalapak, Dian Sastrowardoyo, Kevin Aluwi selaku Co-Founder GO-JEK, dan Randy Yusuf selaku CEO Google Indonesia. Mereka saling berbagi pengalaman serta pengetahuan dalam bidang inovasi, kreativitas, dan enterpreneurship kepada generasi muda Surabaya. Chairul Tanjung juga menyampaikan bahwa
kegagalan memulai suatu usaha dan proses untuk bangkit lagi merupakan hal yang sulit dilakukan.
Selain menyampaikan materi sebagai pembuka acara Innocreativation, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga menjadi moderator dalam diskusi yang bertajuk Comedy Makes Money. Diskusi ini menghadirkan dua komika terkenal, yakni Ernest Prakasa dan Panji Pragiswaksono. Diskusi ini menjadi menarik karena komunikasi yang terjadi dalam diskusi ini terkesan sangat lepas, bahkan sering kali Risma melemparkan candaan kepada Ernest dan Panji, yang tentunya langsung disambut balik dengan candaan lainnya. Baik penonton, pembicara, bahkan moderator diskusi ini semuanya tertawa terbahak-bahak.
Namun, sesuai tujuannya, tetap ada hal yang menginspirasi dan memotivasi yang disampaikan dalam panel diskusi ini. Risma menyampaikan kepada para penonton yang sebagian besar anak muda ini untuk tidak pernah malu dan ragu menampilkan apa pun talenta yang dimiliki. Ia pun menjadikan Ernest dan Panji sebagai contoh orang-orang yang berhasil meraih sukses dari bakat talenta yang dimiliki. Menurutnya pula, banyak anak-anak muda yang mempunyai bakat dan talenta di bidang komedi namun, kebanyakan dari mereka malu dan takut untuk mencoba. Karena itu, ia berpesan untuk mengembangkan talenta dan menjadi profesional di talenta yang kita miliki. “Kebanyakan dari kita cuma tidak berani tampil, padahal sebetulnya kita punya talenta itu,” katanya pada akhir diskusi. Hari pertama acara Innocreativation pun ditutup dengan penampilan dari grup musik Mocca.
Hari kedua acara Innocreativation dibuka oleh materi yang berjudul Indonesian Digital Economy dari Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia yaitu Rudiantara. Materi yang disampaikan juga dibawakan dengan gaya yang asik sehingga bisa membuat para anak muda yang hadir tidak merasa bosan. Lalu, ada panel diskusi bertajuk From Nothing to Something yang dipimpin Kepala Badan Ekonom dan Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf. Diskusi ini menghadirkan Ruben Onsu sebagai artis dan pemilik Geprek Bensu serta Andrian Ishak, chef dan pemilik restoran Namaaz Kitchen. Diskusi ini tak kalah menarik, karena Andrian menceritakan pengalamannya sebagai chef molecular gastronomy. Molecular gastronomy merupakan cara memasak makanan yang di dalamnya terdapat proses mengubah bahan baku masakan lewat proses fisika dan kimia. Banyak ditampilkan makanan asli Indonesia yang dapat diolah dan dihidangkan ke bentuk yang sama sekali nyeleneh oleh Andrian. Ia juga menunjukan salah satu media memasaknya, yaitu dengan menggunakan nitrogen cair.
Tak hanya tampil, beberapa musisi juga turut menjadi pembicara dalam panel diskusi. Diskusi yang bertajuk Survival Musician dipimpin oleh musisi Pongky Barata dan menghadirkan musisi Sheryl Sheinafia dan Afgan Syahreza, serta komposer Eka Gustiawana. Dalam diskusi ini dibahas bagaimana proses mereka menciptakan karya di tengah tuntutan pasar dan perusahaan label rekaman serta bertahan menghadapinya hingga saat ini. Hal yang menarik perhatian dari panel diskusi ini adalah selingan permainan gitar serta improvisasi kalimat dari Pongky, Afgan, dan Sheryl selama panel berlangsung. Acara hari kedua ini kemudian ditutup dengan penampilan dari Afgan.
Tak hanya sesi yang disebutkan di atas, banyak pembicara, baik dari hari pertama maupun kedua, yang sangat menginspirasi. Di antaranya adalah Direktur Senior Tencent Benny Ho, South East Asia Head of Customer Engineering Google Anish Malhotra, Musisi dan Presiden Indonesia E-Sports Premiere League Giring Ganesha, Kepala Marketing Konsumen Google (Youtube) Fibriyanti Elastria, Kepala Finansial dan Inkubator Mandiri Capital Indonesia Bisma Manda Samsu, CEO kitabisa.com Timmy Alfatih, GM Youth & Community Jawa Bali Telkomsel Endra Diputra Head of Sales Gopay Arno Tse, Director Level Bonnet Group Soegianto Amin, hingga Sutradara Dimas Djayaningrat.
Reporter : Pulina Nityakanti Pramesi
TAG: #aspirasi #ekonomi #event #inovasi