» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
Ranah Akademik FISIP Unair Belum Aman untuk Diskusi Krisis Kemanusiaan di Nduga, Papua
29 Juni 2020 | Info Kampus | Dibaca 3249 kali
Ranah Akademik FISIP Unair Belum Aman untuk Diskusi Krisis Kemanusiaan di Nduga, Papua: sumber: Foto: Dokumen pribadi/Faiz Zaki
“Kampus belum bisa memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswanya untuk berdiskusi secara akademik. Ini menjadi suatu tanda tanya yang terus-menerus muncul, mengapa jika tentang Papua selalu ada represi dari kampus dan pihak yang mengatasnamakan keamanan. Agri sebagai Presiden BEM FISIP mengaku tidak tahu siapa yang dimaksud oleh pihak kampus sebagai pihak keamanan yang mengintervensi. Sampai saat ini pun pihak dekanat FISIP belum memberikan keterangannya.”

retorika.id - Batalnya diskusi daring Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair yang berjudul “Rasisme dalam Penanganan Krisis Kemanusiaan di Nduga” menunjukkan masih adanya pembatasan bersuara di ruang publik. Manuel Agri selaku Presiden BEM FISIP mengonfirmasi secara langsung melalui aplikasi Line. Menurut Agri, sebelumnya acara sudah dipersiapkan, namun BEM FISIP dihubungi oleh pihak Fakultas untuk menghentikan diskusi.

“BEM FISIP dihubungi oleh pihak Fakultas dan diinformasikan bahwa Fakultas mendapat perintah dari pihak keamanan untuk membatalkan diskusi tersebut,” ujar mahasiswa angkatan 2017 itu.

Diskusi isu Papua ini terbuka untuk publik dan direncanakan terlaksana pada Sabtu


(27/06/2020) lalu pukul 11.00 WIB dan 13.00 WIT. Sayangnya diskusi terpaksa dibatalkan karena pihak panitia mendapat tekanan dari kampus maupun intervensi dari pihak keamanan. Agri mengatakan, keputusan itu diambil agar menjaga keamanan semua pihak.

“Ini demi menjaga keamanan semua pihak, baik Fakultas, BEM FISIP, dan para narasumber juga,” katanya.

Agri mengaku tidak tahu siapa yang dimaksud oleh pihak kampus sebagai pihak keamanan yang mengintervensi. Sampai saat ini pun pihak dekanat FISIP belum memberikan keterangannya. Tetapi keadaan ini jelas menunjukkan bahwa isu kemanusiaan di Papua menjadi hal yang dihindari untuk dibicarakan.

Kampus belum bisa memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswanya untuk berdiskusi secara akademik. Ini menjadi suatu tanda tanya yang terus-menerus muncul, mengapa jika tentang Papua selalu ada represi dari kampus dan pihak yang mengatasnamakan keamanan. Kampus sebagai wadah untuk bersuara demi penegakan demokrasi justru tidak mampu melindungi beragamnya pemikiran.

Sebagai Presiden BEM FISIP 2019/2020, Agri mengatakan pihaknya menyediakan wadah diskusi seperti itu agar teman-teman Papua bisa bersuara.

“Ini adalah bentuk penegakan demokrasi di Indonesia, dan kami rasa tidak ada yang salah dengan hal itu. Hal ini juga sejalan dengan amanat UU No. 12 Tahun 2012 mengenai Pendidikan Tinggi, Pasal 13 ayat 2.”

Peretasan WhatsApp

Peretasan akun WhatsApp pribadi panitia diskusi sebelum acara juga menjadi suatu ancaman. Tiga orang panitia yang diretas adalah Yoga Haryo Prayogo, Manuel Agri, dan M. Fakrureza Fahmi. Akun mereka diambil alih oleh oknum yang sampai saat ini belum ditemukan.

Agri menganggap peretasan ini sebagai masalah keamanan di WhatsApp masing-masing panitia, termasuk dirinya. Akibatnya nasib akun mereka saat ini belum satu pun yang bisa diakses seperti biasa.

“Bahkan sampai hari ini, masih ada yang WhatsAppnya masih bermasalah,” jawab mahasiswa Ilmu Administrasi Negara tersebut.

Pelanggaran privasi berupa peretasan terhadap panitia diskusi pun belum diputuskan apakah ingin melapor ke kepolisian atau tidak.

 

Penulis: Faiz Zaki


TAG#bem  #demokrasi  #dinamika-kampus  #fisip-unair