Mahasiswa FISIP Unair telah menggunakan hak suaranya ketika hari pencoblosan PEMIRA berlangsung (27/11). Namun ketika dilakukan penghitungan suara, terjadi perdebatan panjang perihal margin error karena ada beberapa surat suara yang salah masuk kotak. Jadi bagaimana hasil dari kontestasi politik di kampus oranye ini?
retorika.id (29/11) 27 November 2018 menjadi hari puncak dari pesta demokrasi yang terjadi di FISIP Unair, yaitu Pencoblosan Pemilu Raya (Pemira). Acara tahunan di FISIP ini terselenggara guna memilih Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Badan Ekseskutif Mahasiswa ( BEM). Setiap BLM, DLM, Capres dan Cawapres BEM diusung oleh beberapa partai. Terdapat lima partai pengusung antara lain Partai Satya Pelangi, Partai Semangat Bakar, Partai Cinta, Partai Senja, dan Partai Mentari.
Pemilihan dalam Pemira ini dijalankan dengan cara pencoblosan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). TPS 1 terletak di Galeri Mobil dengan pencoblos dari Program Studi (Prodi) Ilmu Politik, dan Ilmu Komunikasi, dan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, sedangkan TPS 2 diisi dengan pencoblos dari Prodi Ilmu Antropologi, Ilmu Sosiologi, Hubungan Internasional, dan Administrasi Negara. Kedua TPS tersebut dibuka mulai pukul 09.00 – 16.30.
Setelah Pencoblosan, KPU mulai menyiapkan tempat di depan kantor Dekanat sebagai tempat penghitungan suara. Penghitungan suara dimulai pada pukul 20:50 dengan melakukan rapat dengan perwakilan partai untuk menentukan margin error. Delegasi partai diwakili oleh Calvin Alif Pratam dari Partai Mentari, Ubed Prakoso dari Partai Cinta, Naufal dari Partai Senja, Septian Angga S. dari Partai Semangat Bakar, dan Rizal dari Partai Satya Pelangi, dalam rapat dengan perwakilan partai menentukan perihal angka dari margin error. Pada rapat pertama, para perwakilan partai menentukan margin error sebagai 0%.
Pada pukul 21.20 mulai dilakukan penghitungan surat suara yang telah dicoblos untuk pemilihan BLM TPS 1. Hasil dari perhitugan surat suara tersebut terdapat 716 surat yang tercoblos, namun terdapat sekitar 4 surat suara dari DLM dan 7 surat suara dari BEM yang salah masuk ke kotak BLM TPS 1. Akibat kesalahan tersebut, KPU dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) menawarkan untuk melakukan peninjauan margin error kembali. Akhirnya, setiap delegasi partai bermusyawarah guna meninjau perihal margin error.
Setelah melakukan musyawarah setiap delegasi partai sepakat untuk membuka seluruh kotak suara yang ada pada TPS 1, mulai dari BLM, DLM, dan BEM, guna melihat berapa banyak surat suara yang salah masuk kotak.
Pada pukul 23.08, sesi dilanjutkan dengan melakukan perhitungan suara dari DLM dan BEM. Hasil yang didapat dalam kotak suara DLM terdapat 703 surat suara tercoblos dan 3 surat suara BLM yang salah masuk ke kotak DLM. Sedangkan, pada surat suara BEM terdapat 720 surat suara BEM, dan 9 surat suara BLM yang berada pada kotak suara BEM. Total keseluruhan surat suara yang salah masuk dari BEM dan BLM berjumlah 23 dari 727 total seluruh pencoblos pada TPS 1.
Setelah surat suara pencoblos terhitung seluruhnya, KPU, Panwaslu, dan delegasi tiap partai melakukan musyawarah perihal presentase angka dalam margin error. Musyawarah terjadi mulai pukul 00:13 pada 28 November 2018. Setiap delegasi memperdebatkan presentase angka dalam margin error. Delegasi dari Partai Mentari dan Partai Cinta di mana keduanya tergabung dalam Koalisi Rumpi FISIP menyepakati akan 2% margin error yang ditetapkan, namun untuk Partai Senja, Partai Semangat Bakar, dan Partai Satya Pelangi di mana mereka tergabung dalam Koalisi Sekar, menginginkan 0% untuk margin error. Musyawarah ini tak mencapai mufakat dan terjadi deadlock. Barulah pada pukul 00:45 tiap delegasi partai melakukan voting sebagai alternatif pemecah solusi. Hasil dari voting Koalisi Seakar yaitu Partai Senja, Partai Satya Pelangi, dan Partai Semangat Bakar menyepakati 0% untuk margin error, sedangkan Koalisi Rumpi yang terdiri dari Partai Cinta dan Partai Mentari menyepakati 2% sehingga kalah dalam voting.
Setelah margin error tersepakati, terjadi permasalahan baru yakni pemahaman tentang margin error yang berbeda-beda. Galang selaku ketua KPU menjelaskan tentang margin error yang dimengerti dari Rico Pahlawan (Ketua BLM tahun 2013). “Margin error digunakan sebagai jembatan ketika terjadi error seperti salah masuknya surat suara ke kotak yang salah. Maka dari itu margin error digunakan untuk mengembalikan surat suara yang salah masuk, kembali ke kotak semulanya. Namun tergantung dari berapa persen margin error yang disepakati,” ujarnya.
Sedangkan Bobbi Tanaya, delegasi dari Partai Senja memiliki pendapat lain bahwa dalam Pemira sebelum-sebelumnya margin error digunakan untuk memasukan surat suara yang berlebih dari jumlah seluruh daftar pencoblos, dan bergantung pada presentase yang ditetapkan dalam margin error yang ada. Sedangkan pada surat suara yang salah kotak akan dikembalikan ke kotak suara masing-masing.
Setelah melalui perdebatan panjang dan telah ditetapkanya 0% margin error yang ada, akhirnya setiap surat suara yang salah masuk kotak dihanguskan dan tidak dihitung. Margin error akhirnya digunakan sebagai regulator jika terjadi kesalahan dalam pencoblosan, seperti surat suara yang salah masuk kotak. Jika margin error yang ditetapkan 2% maka surat suara akan dikembalikan sejumlah presentase tersebut.
Barulah pada pukul 00.56 mulai dilakukan perhitungan suara BLM dari TPS 1, yang berakhir pada pukul 02.50 WIB, dan setelahnya dilakukan perhitungan suara BLM di TPS 2.Perhitungan suara di TPS 2 terbilang cukup lancar, tidak seperti pada TPS 1 yang masih sibuk menentukan margin error. Namun pada pukul 04:45 perhitungan TPS 2 dipindahkan ke Student Center (SC) FISIP, mengingat akan memasuki jam aktif perkuliahan.
Petugas KPU akhirnya memindahkan perlengkapan penghitungan suara ke SC, dan menunggu perwakilan partai. Sekitar pukul 7.30 baru dimulai perhitungan suara BLM. Perhitungan tersebut berjalan sekitar 2 jam. Hasil dari perhitungan suara Partai sebagai berikut :
- Partai Cinta (400 suara)
- Partai Senja (300 suara)
- Partai Satya Pelangi (257 suara)
- Partai Mentari (218 suara)
- Partai Semangat Bakar (153 suara).
Sedangkan hasil dari perhitungan suara untuk kandidat BLM sebagai berikut :
- Ridha Nurfitriani dari Partai Cinta dengan perolehan suara 114.
- Riandy Prawita dari Partai Satya Pelangi dengan perolehan suara 81
- Nadia Syifa dari Partai Senja dengan perolehan suara 61.
- Bagas Imam Prabaswara dari Partai Mentari dengan perolehan suara 29.
- Putra Ammal D dari Partai Semangat Bakar dengan perolehan suara 25.[N3]
Umayda Yoga selaku sebagai Ketua Komisi Pengawasan dari BLM periode 2017-2018 , mengatakan dalam perhitungan kursi BLM tahun lalu adalah total seluruh pencoblos dibagi dengan 15 Kursi BLM yang terdiri dari Ketua BLM, Sekertaris Jenderal (Sekjen), Bendahara, Ketua Komisi Legislasi, Ketua Komisi Pengawasan, Ketua Komisi Aspirasi, dan dengan tiga staff dalam masing-masing komisi menjadi 15 kursi BLM. Namun untuk pengisi kursi BLM harus menunggu forum dari Ketua BLM tahun ini.
Perhitungan suara untuk DLM dimulai pada pukul 09:00 – 14.00 di SC. Pengambilan suara di TPS 1 dan TPS 2 cenderung relatif tidak bermasalah. Hasil dari perhitungan suara DLM sebagai berikut :
- Umayda Yoga P. (Partai Cinta) dengan perolehan suara 407
- Dicky Harvana (Partai Cinta) dengan perolehan suara 236
- Bagus Feri Santoso (Partai Satya Pelangi) dengan perolehan suara 306.
- Albert P.S. (Partai Senja) dengan perolehan suara 272.
- M. Razan Ghifari (Partai Mentari) dengan perolehan suara 271
Dari hasil tersebut mengkrucut bahwa perwakilan DLM FISIP adalah Umaydya Yoga P dari Partai Cinta dan Bagus Feri dari Partai Satya Pelangi
Penghitungan terakhir Pemira ini ditutup dengan penghitungan Capres dan Cawapres BEM FISIP Unair yang dimulai sekitar pukul 15.00. Perhitungan Capres dan Cawapres membuat SC semakin ramai dikunjungi oleh beberapa mahasiswa, perwakilan partai, maupun massa setiap partai. Perhitungan ini dilangsungkan kurang lebih sekitar 5 jam, dan berakhir pada pukul 20.00. Capres dan Cawapres BEM FISIP Periode 2019 dimenangkan oleh M. Risyad Fahlefi (Ilmu Politik 2016) dan Achmad Rizqi Ruvantama Ruvan (Sosiologi 2016) yang diusung oleh Koalisi Rumpi (Partai Mentari dan Partai Cinta).
Reporter : Anugrah Yulianato R.
TAG: #bem #blm #demokrasi #dinamika-kampus