» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Pop Culture
Karyamu Abadi, Lord
06 Mei 2020 | Pop Culture | Dibaca 2019 kali
Sumber: The Godfather of Broken Heart Foto: Instagram/ @didikempot_official
Penyanyi campursari Didi Kempot, meninggal dunia di usia 53 tahun pada hari Selasa (05/05) pukul 07.30 WIB. Meski sudah tidak dapat lagi menyaksikan penampilannya, karya-karya Didi Kempot akan abadi. Selamat jalan, Didi Kempot. Apa yang telah kau semai akan abadi di hati para Sobat Ambyar mu.

retorika.id- Indonesia kembali dikejutkan oleh kabar duka. Penyanyi campursari yang memiliki nama asli Dionisius Prasetyo atau lebih dikenal dengan nama panggung Didi Kempot ini meninggal dunia di usia 53 tahun, pada hari Selasa (05/05) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Kota Solo, Jawa Tengah. Kepergiannya yang cukup mendadak ini diduga diakibatkan oleh serangan jantung.

Tentu saja, banyak yang merasa kehilangan sosok Didi Kempot sebagai penyanyi dengan karya-karyanya yang luar biasa. Bahkan, melalui karyanya, Didi Kempot dijuluki sebagai The Godfather of Broken Heart atau bapak patah hati. Bukan tanpa sebab julukan itu diberikan kepadanya. Lagu-lagu yang ia ciptakan memang didominasi oleh tema patah hati. Salah satunya, yang sampai sekarang masih populer adalah lagu “Pamer Bojo” yang dirilisnya pada tahun 2016 lalu.

Pejalanan karir Didi Kempot telah dimulai jauh sebelum namanya terkenal. Mengutip dari Kompas.com, Didi Kempot memulai karir bermusiknya sebagai musisi jalanan pada tahun 1984. Hanya dengan bermodalkan


ukulele dan kendhang, ia berhasil bertahan sampai tiga tahun mengamen di Surakarta, Jawa Tengah.

Tidak hanya berhenti sampai di situ, Didi Kempot masih memiliki mimpi yang lebih tinggi. Singkat cerita, ia merantau ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989. Berulang kali ditolak oleh studio musik di Jakarta, akhirnya label Musica Studio’s tertarik dengan salah satu kaset rekaman yang Didi Kempot titipkan. Di tahun 1989 lah, album pertamanya dirilis dengan judul “Cidro”.

Album pertamanya itu begitu sukses di pasaran, hingga di tahun 1993 mampu membawa Didi Kempot tampil di luar negeri, tepatnya Suriname, Amerika Serikat. Perjalanannya berlanjut ke benua Eropa. Di sanalah, ia menulis dan merekam lagu “Layang Kangen”. Hingga di tahun 1998, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Setahun setelahnya, Didi Kempot menciptakan lagu “Stasiun Balapan”yang kembali sukses besar dan berhasil melambungkan namanya semakin tinggi di dunia musik tanah air.

Selama hidup, Didi Kempot telah menciptakan lebih dari 700 lagu campursari yang didominasi oleh bahasa jawa. Meski begitu, siapa sangka karyanya justru dapat dengan mudah diterima. Tidak hanya oleh kalangan orang dewasa, namun kawula muda pun ikut menjadi penggemarnya yang diketahui disebut sebagai Sobat Ambyar. Berkat banyak karyanya yang diapresiasi oleh banyak pihak, ia mendapatkan banyak penghargaan sejak tahun 2001. Terakhir pada tahun 2019 lalu, Didi Kempot berhasil merebut Penghargaan Khusus Maestro Campursari dari Indonesia Dangdut Awards.

Mengutip dari Katadata, berkat banyak karyanya yang dicintai Sobat Ambyar, Didi Kempot berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp 5,4 miliar dari konser galang dana untuk penanganan covid-19 di Indonesia. Konser itu dilakukannya dari rumah dan berlangsung dalam kurun waktu tiga jam. Itulah aksi panggung terakhir yang dilakukan Didi Kempot sebelum akhirnya ia tutup usia.

Meski sudah tidak dapat lagi menyaksikan penampilannya, karya-karya Didi Kempot akan abadi. Ia tidak hanya telah berprestasi untuk melambungkan namanya sendiri, namun melalui karya-karyanya telah terbukti mampu melestarikan bahasa daerah, terutama bahasa jawa. Kawula muda yang biasanya cenderung mendengar lagu bergenre pop, jazz, rock, dll, pun ikut tersihir dengan lagu-lagu campursarinya.

Selamat jalan, Didi Kempot. Apa yang telah kau semai akan abadi di hati para Sobat Ambyar-mu.

 

Penulis: Rimaya Akhadiyah

 

Referensi:

Janati, Firda. (5 Mei 2020). Perjalanan Karier Mendiang Didi Kempot, Sang Legenda Campursari. Kompas.com. Tersedia di: www.kompas.com/hype/read/2020/05/05/113857866/perjalanan-karier-mendiang-didi-kempot-sang-legenda-campursari?page=all#page2 (Diakses pada 5 Mei 2020).

Ridhoi, Muhammad Ahsan. (5 Mei 2020). Perjalanan Hidup Didi Kempot, dari Pengamen Jadi Musisi Mancanegara. Katadata.co.id. Tersedia pada: katadata.co.id/amp/berita/2020/05/05/perjalanan-hidup-didi-kempot-dari-pengamen-jadi-musisi-mancanegara (Diakses pada 5 Mei 2020).

 


TAG#musik  #profil  #seni  #