
“Manajemen ini harus dikuatkan pada sisi pra rumah sakit, yang nantinya akan terlihat panglimanya adalah para epidemolog dan para promotor kesehatan,” ucap Dr. Achmad Yurianto selaku narasumber dalam webinar “Dinamika Kebijakan dalam Penanganan Covid-19”. Strategi Indonesia dalam penanganan Covid-19 dilakukan dengan memperkuat manajemen intervensi sebesar 70% pada pra hospital, sedangkan 30% adalah rumah sakit.
retorika.id- Kasus positif Covid-19 di Indonesia, khususnya Jawa Timur masih terus mengalami peningkatan. Dalam webinar “Dinamika Kebijakan dalam Penanganan Covid-19” berlangsung via Zoom pada hari Senin (6/7/2020), Prof. Dr. Moh. Nasih, SE ., MT., Ak. memaparkan, “Kita harus mempersiapkan diri dalam menghadapai kondisi-kondisi yang belum kita duga. Kesiapan mental harus kita siapkan agar imunitas dapat terbentuk dengan baik.”
Rektor Universitas Airlangga ini juga menyinggung bahwa tidak hanya para dokter saja yang membahas permasalahan pandemi Covid-19, tetapi para akademisi dari disiplin ilmu sosial juga dapat ikut serta dalam webinar
tersebut.
Webinar ini dihadiri oleh lima panelis, yakni Prof. Mustain Mahfud (pakar sosiologi), Prof. Badri Munir Sukoco (pakar ekonomi), Dr. Suko Widodo (pakar komunikasi), Dr. Windhu Purnomo (pakar epidemologi), dan Dr. Seger Handoyo (pakar psikologi).
Selama pemaparan materi, Jubir Nasional Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dr. Achmad Yurianto selaku narasumber webinar menegaskan bahwa manajemen intervensi harus diperkuat dari sisi pra rumah sakit. “Manajemen ini harus dikuatkan pada sisi pra rumah sakit, yang nantinya akan terlihat panglimanya adalah para epidemolog dan para promotor kesehatan,” ucapnya.
Intervensi yang tidak maksimal dapat meningkatkan penularan Covid-19, karena pasien perlu untuk diisolasi. Dr. Achmad Yurianto juga menyatakan bahwa 70% manajemen intervensi harus dari pra hospital, baru pendekatan 30% dari rumah sakit. Sebab, Covid-19 merupakan penyakit menular yang bisa dicegah.
Sepakat dengan pernyataan Dr. Achmad Yurianto, dr. Joni Wahyuadi selaku Direktur Rumah Sakit Umum dr. Soetomo memaparkan bahwa semakin tinggi case yang masuk di rumah sakit akan meningkatkan penularan di kalangan tenaga kesehatan. “Kekurangan metode pasti ada, tetapi kita tetap learning by doing. Keywordnya ada di pra hospital,” ucap dr. Joni.
Dari update sebaran Covid-19 di Indonesia hingga 5 Juli 2020 pukul 16.00 WIB, Yurianto menyebutkan terdapat 10 provinsi tertinggi kasus positif Covid-19. Sepuluh provinsi tersebut di antaranya adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Papua, Bali, dan Sumatera Utara.
Dengan demikian, terdapat strategi Indonesia dalam penanganan Covid-19, yakni deteksi, pencegahan, dan respon dengan dukungan dari seluruh sektor. Sementara itu, strategi pengendalian Covid-19 yang dapat diterapkan pada masa new normal diimplementasikan melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat, seperti menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga imunitas tubuh, dan menggunakan masker. Strategi pengendalian tersebut diperkuat dengan melakukan tes, lacak (case finding), dan isolasi.
Penulis: Alvidha Febrianti
TAG: #pemerintahan #sarana-prasarana #universitas-airlangga #