» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Info Kampus
Beberapa Evaluasi Pelaksanaan Wisuda Online Menurut Kampus dan Wisudawan
29 Juni 2020 | Info Kampus | Dibaca 1893 kali
Sumber:: Evaluasi wisuda online Unair Foto: Channel Youtube Universitas Airlangga
Sabtu (27/06/2020) sebanyak 732 mahasiswa telah bersiap sejak pukul 8.00 WIB untuk mengikuti wisuda online melalui via Zoom. Selama pandemi ini belum berakhir maka kemungkinan diadakannya wisuda online akan terus berlanjut. Menurut Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Dr. Suko Widodo, Drs., Msi mengatakan,“Kita berharap sekali ini saja. Kecuali pandemi belum usai dan kita harus wisuda. Makanya kita berharap pandemi segera usai.” Untuk mengantisipasi hal tersebut tentu diperlukan evaluasi terkait pengadaan wisuda online perdana kemarin.

retorika.id- Dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id Direktur Pendidikan Universitas Airlangga Prof. Bambang Sektiari mengatakan, bahwa berbagai persiapan telah dilakukan guna mengusahakan agar tidak mengurangi substansi dari wisuda offline, sehingga tetap memberikan kesan sakral dan menjaga marwah.

Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Dr. Suko Widodo mengatakan, “Ya kalau sakral dan tidak itu relatif. Tergantung yang memaknai. Yang pasti memang prosesinya beda dengan offline.”
Sedangkan jika ditinjau dari tanggapan mahasiswa, prosesi wisuda online dirasa masih sakral.

Menurut Pulina Nityakanti Pramesi, S.IP. wisudawan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) jurusan Ilmu Politik, dibandingkan dengan wisuda online, upacara wisuda secara offline masih lebih sakral. “Kamu hadir ditempat terus bajumu, pokoknya latar tempatmu, latar waktumu, sama apa yang kamu lakukan itu ya kamu hadir disitu. Jadi menurutku ya masih sakralan offline. Dan pengukuhannya juga dipanggil satu-satu kan ya ke depan untuk diserahkan ijazah dan tali toga dipindahin dari kiri ke kanan.”

Setali tiga uang dengan Nitya, Yuliana Kristianti, S.Hum. mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mengatakan, “Wisuda tetap sakral. Tapi memang lebih sakral ketika diadakan secara langsung atau offline di gedung Airlangga Convention Center (ACC). Karena


kondisi rumah masing-masing tidak semuanya bisa kondusif. Tapi kami semua tentu memaklumi karena saat ini sedang berada di tengah pandemi.”

Nitya juga mengungkapkan jika evaluasi dari pelaksanaan wisuda online ini terdapat saat pra-acara, tepatnya saat pembagian link kepada mahasiswa. Universitas sendiri memberikan dua link Zoom kepada mahasiswanya. “Masalahnya, itu link dibagi per fakultas. FISIP misalkan, itu kebagian link bersama 3 – 4 fakultas lain. Tapi, sewaktu acara, ternyata ada juga fakultas lain yang di luar daftar fakultas yang tidak seharusnya.”

Selain itu, Nitya juga menjumpai orang-orang yang bukan wisudawan, masuk melalui link Zoom, orangtua atau kerabat misalnya. “Padahal kan sebenarnya mereka udah cukup, liat di live streamingnya Youtube, channel-nya Universitas Airlangga. itu sebenarnya sama persis, cuman kalau yang di link Zoom ini kan karena kita bisa lihat temen kita yang ada disitu juga. Cuman kenapa mereka mesti harus masuk Zoom (sendiri tanpa wisudawan) dan kenapa password-nya nyebar juga?”

Namun, hal tersebut dibantah oleh Suko. Pihaknya menyatakan kalau yang dibolehkan masuk Zoom hanya wisudawan saja. “Jadi ada panitia yang meregistrasi wisudawan yang masuk. Tetapi ada juga link youtube – yang semua orang bisa melihatnya.”

Jika dilihat dari segi biaya, Nitya mengaku jika wisuda online memang lebih baik. Sebab, wisudawan hanya diberi ketentuan memakai kemeja putih, berdasi khusus untuk putra, dan untuk yang berjilbab warna bebas. Untuk yang tidak berjilbab, rambut harus rapi. Wisudawan juga hanya diperintahkan untuk menyetor dua foto ke akademik dan akan dilanjutkan ke rektorat. Foto pertama menggunakan pakaian nasional untuk ditunjukkan saat penyerahan ijazah. Lalu foto kedua menggukaan kemeja putih biasa dengan almamater untuk di tempel di ijazah.

Mengenai ijazah Nitya mengaku kesulitan karena ijazah harus langsung diambil di kampus sedangkan kondisi pandemi masih belum mereda. “Aku masih bingung, gimana mau negosiasi ke akademik buat reschedule. Karena sebenarnya bisa, cuman nggak ngerti teknis dan jadwalnya. Itu belum dijawab sampai sekarang. Mungkin masih sibuk sih,” ujarnya. 

Sedangkan, menurut Yuliana, keuntungan dari wisuda online ini dapat dilihat dari segi persiapan yang dilakukan oleh wisudawan. Hal ini jauh lebih efisien karena dilakukan di rumah masing-masing. Masyarakat juga dapat melihat langsung melalui Youtube. “Sehingga semua orang yang berjasa dalam perjuangan kita meraih gelar bisa sama-sama melihat secara online tanpa membedakan dengan mereka yang datang langsung.”

Selain itu, beberapa wisudawan juga diketahui tidak bisa mengikuti wisuda dengan Zoom. “Untuk evaluasinya adalah beberapa wisudawan tidak bisa join di Zoom. Selain itu, karena ini online, tidak semua wisudawan jaringan internet di rumahnya lancar. Jadi tadi banyak yang tiba-tiba suaranya hilang, gambarnya hilang, macet, dan sebagainya.”

Namun, secara keseluruhan baik Nitya dan Yulia menyatakan jika pelaksanaan wisuda online ini cukup baik dan memuaskan. Keduanya memaklumi jika situasi pandemi ini memang menghambat, sehingga pelaksanaan wisuda online memang jalan terbaik.

Suko juga menambahkan, “Pelaksanaan wisuda online dinilai cukup baik, baik dari segi persiapan acara maupun pra dan pasca acara. Untuk mengantisipasi agar prosesi tidak jenuh, kami melakukan juga siaran model tv. Di mana sebelum acara wisuda kita lakukan dialog pengantar, dan kami putarkan kondisi kampus, serta capaian-capaian unair selama ini.”

Menariknya, dalam kesempatan wisuda tersebut Rektor juga sempat berdialog via Zoom dengan wisudawan dari berbagai daerah lokal maupun luar negeri. “Dalam kesempatan wisuda itu, pak rektor sempat berdialog by zoom dengan wisudawan dari Aceh, Padang, Bandung dll. Rektor meminta pesan mereka dan kesannya sama mereka rindu kampus Unair,” ujar Suko.

Dirinya juga berharap, jika pelaksanaan wisuda daring dilakukan sekali ini saja. Kecuali jika memang situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Apalagi jika pandemi ini belum usai. “Makanya kita berharap pandemi segera usai,” tutup Suko.


Penulis: Aisyah Amira Wakang


TAG#akademik  #pendidikan  #universitas-airlangga  #